Saat Menulis Tafsir Alquran, Allah Cabut Nyawa Ibnu Arabi

Eramuslim – Perjalanan hidup Ibnu Arabi dipenuhi dengan hikmah. Beliau melakukan perjalanan ke sejumlah tempat guna menuntut ilmu dan menuliskannya dalam ratusan judul buku.

Menjelang akhir hayatnya saja, pemilik nama lengkap Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Hatim At-Tha’i ini mencari tempat yang nyaman untuk menghabiskan sisa hidupnya. Beliau kemudian menginap di Damaskus sebagai tempat yang dianggap nyaman baginya.

Dalam kitab Syajarah Al-Kawn Ibnu Arabi yang ditahkik oleh KH Zainul Maarif dijelaskan, selama di Damaskus ini Ibnu Arabi menyelesaikan beberapa kitab karyanya. Yakni Futuhat Al-Makiyyah, Fushush Al-Hikam, Diwan, Washaya Yusufiyyah, Mafatih Al-Ghaib, Kunhu Ma La Budda Minhu Li Al-Murid, Masyahid Al-Asrar Al-Qudsiyyah, At-Tanzilah Al-Muwashalah, Taj Ar-Rasail, Syajarah Al-Kawn, Tafsir As-Syekh Al-Akbar, Tuhfah As-Safar, Al-Amr Al-Muhakam, dan Muhadlarah Al-Abrar.

Mushaf Alquran tulisan tangan karya Syekh Dago

Ketika sedang menulis tafsir Alquran yang berjudul Al-Jam’u wa At-Tafsir fi Asrar Ma’ani At-Tanzil yang setebal 60 jilid. Tepatnya di ayat ke-65 Surah Al-Kahfi yang berbunyi: “Wa allamahu min ladunna ilman,” yang artinya: “Kami mengajarinya ilmu dari Kami,” ini Ibnu Arabi menghembuskan nafas terakhir.

Wafatnya Ibnu Arabi terjadi pada malam Jumat tanggal 28 Rabiutsani 638 Hijriyah atau 16 November 1240 Masehi. Tepatnya di rumah Qadli Muhyiddin bin Az-Zanki, di Damaskus. Jenazah Ibnu Arabi kemudian dikuburkan di makam pribadi keluarga Qadli Muhyiddin bin Az-Zanki, di bukit Qasiyun, Damaskus (Suriah). (rol)