Dalam sebuah riwayat dijelaskan nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa ia itu (benihnya) berpindah dari tulang sulbi orang-orang yang bersih baik itu laki-laki maupun perempuan.
Artinya silsilah nabi Muhammad dari ayah kandungnya hingga nabi Adam adalah orang-orang yang bersih, bertauhid kepada Allah.
Maka riwayat ini pun menjadi penguat para ulama yang berpendapat bahwa ayahnya nabi Ibrahim itu juga adalah orang yang beriman dan tidak mungkin orang yang ingkar kepada Allah, sebab dari situlah silsilah nabi Muhammad SAW.
Dalam arti lain tidak mungkin silsilah nabi Muhammad berasal dari orang yang musyrik. Maka nama Azar yang disebutkan dalam sejarah sebagai nama ayah nabi Ibrahim bukanlah ayah kandung melainkan pamannya nabi Ibrahim.
Ustaz Syahrullah mengatakan bahwa nama Azar itu adalah laqob atau gelar bermakna orang yang bersalah penyembah berhala.
Nama aslinya adalah Tarah. Ini juga yang menjadi perdebatan para ulama apakah Azar dan Tarah adalah orang yang sama atau keduanya berbeda, yang satu pamannya dan yang satu lagi adalah ayah kandungnya.
Namun jika Azar atau pun Tarah adalah orang yang sama dan ayah kandung nabi Ibrahim, ada argumentasi ulama yang menyatakan bahwa Nur Muhammad sudah berpindah ke nabi Ibrahim ketika Azar menjadi kafir.
Tetapi menurut ustadz Syahrullah pendapat atau argumentasi yang kuat adalah bahwa Azar itu bukan ayah kandung nabi Ibrahim melainkan pamannya.
Sedang pendapat yang ketiga, ulama memilih untuk tidak mempersoalkan itu sebab tidak dijelaskan detail dalam Alquran. Pendapat ketiga lebih memilih husnudzan bahwa ayahnya nabi Ibrahim adalah orang yang beriman dan bukan penyembah berhala.