Stasiun Beos: Awal Mula Sebutan “Jabodetabek”

Eramuslim.com – Kawasan Oude Batavia atau yang lebih populer sekarang disebut sebagai Kota Toea, menyimpan banyak kisah dan sejarah, juga berbagai bangunan yang telah dimasukkan ke dalam status cagar budaya. Salah satunya adalah Gedung Stasiun Beos yang memiliki nama resmi Stasiun Jakarta Kota.

Stasiun Jakarta Kota (JAKK) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Kelurahan Pinangsia, kawasan Kota Tua, Jakarta. Dengan luas 3,25 ha (32500 m2), stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini merupakan stasiun utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan lagi.

Stasiun ini dikenal pula dengan sebutan Stasiun Beos atau Stasiun Kota, walaupun nama asli stasiun ini adalah Stasiun Batavia-benedenstad dan sejak zaman pendudukan Jepang, mulai menggunakan nama Djakarta (Stasiun Jakarta aslinya merujuk pada stasiun ini). Nama “Stasiun Kota” juga dapat merujuk kepada Stasiun Surabaya Kota.

Keberadaan Stasiun Jakarta Kota pada saat ini diperdebatkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, tetapi juga terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.

Sejarah
Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Namun, mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.