Tes DNA Ungkap Warga Yahudi Yang Menghuni Tanah Palestina Bukan yang di Al-Qur’an

Hampir semua pendiri “negara” Zionis-Israel saat ini, adalah orang-orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa, khususnya Rusia, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan sebagian Eropa Barat seperti Jerman.

Dan, hampir semuanya adalah Yahudi Ashkenazi. Mulai dari Chaim Weizmann (“presiden” pertama Israel), David ben Gurion (perdana menteri pertama Israel), hingga Benjamin Netanyahu (perdana menteri Israel saat ini). Gal Gadot, bekas tentara perempuan Israel, yang kini populer karena memerankan Wonder Woman dalam film Hollywood, juga termasuk Yahudi Ashekenazi.

Yahudi Ashkenazi yang jumlahnya paling besar (yang menduduki tanah Palestina dan menyebutnya sebagai “negara”) Israel, adalah Yahudi first class. Sedangkan, penduduk Yahudi lainnya, diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Sedangkan orang-orang Arab, baik Muslim, Kristen, Druze, dan lain-lain, yang enggan pergi dari rumahnya sejak kawasan itu dianeksasi Zionis-Israel, juga mendapat diskriminasi, bahkan lebih buruk.

Aljazeera, dalam artikel bertajuk Israel’s Great Divide, pada 13 Juli 2016, misalnya, mengungkapkan perlakukan diskriminatif terhadap Yahudi Mizrahi dan Yahudi Sephar di itu. Diskriminasi itu juga ditulis TimesofIsrael dengan judul Study Finds Huge Wage Gap Betwween Ashkenazim, Mizrahim.

Yahudi Mizrahi adalah Yahudi dari kawasan Timur Tengah, sedangkan Yahudi Sephardi adalah Yahudi Spanyol, yang dulu merupakan bekas penduduk Andalusia, yang sebagiannya kemudian pindah ke Afrika, terutama Maroko, atau Anatolia yang saat wilayah itu dikuasai Khilafah Ottoman, agar tidak dipersekusi dan diinquisisi saat wilayah itu direbut dari tangan Muslim.

Yang paling telak mengungkap penyamaran Yahudi Ashkenazi tersebut adalah pembuktian genetika. Tes DNA itu dilakukan Eran Elhaik, seorang ahli genetika dari Universitas Johns Hopkins School of Public Health, Amerika Serikat.

Kesimpulan Elhaik, genom orang Yahudi Ashkenazi didominasi komponen Khazaria, dengan angka fantastis, yaitu 30- 38 persen. Sementara, komponen Timur Tengah-nya, menurut wawancara khusus Haaretz dengan Elhaik, ternyata sangat kecil, sehingga sulit untuk mengatakan mereka berasal dari Kanaan atau Palestina. “Temuan kami mendukung Khazarian Hypothesis,” katanya.

photo

Seorang gadis Palestina mencoba meninju seorang tentara Israel saat unjuk rasa memprotes perluasan permukiman Yahudi di desa Halamish, dekat Ramallah, Jumat (2/11). – ( AP/ Majdi Mohammed)

Hasil penelitiannya itu dipublikasikan di Jurnal Genome Biology and Evolution edisi 17 Januari 2013. Di jurnal terbitan Oxford University Press, itu, hasil penelitian itu ditulis dengan judul The Missing Link of Jewish European Ancestry: Contrasting the Rhineland and the Khazarian Hypothese.