Mohon Saran Belajar Ilmu Agama

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabaraokatuh.

Pak Ustadz Ysh.

Terus terang baru 2 tahun terakhir ini saya mendalami Agama, baik belajar lewat buku maupun mendengar tausiyah langsung atau lewat media, walaupun sebenarnya waktu kecil saya pernah dapat bimbingan agama namun sangat lama saya lalai terhadap kewajiban. Alhamdulillah, Allah Yang Maha Pemurah masih memberi kesempatan kepada saya menjelang usia 40 thn di thn 2007 ini.

Selama proses belajar terkadang saya begitu bersemangat hingga pernah memborong beberapa buku dan melaksanakan ibadah Sunat lebih banyak. Tapi adakalanya jangankan yang Sunat yang wajib pernah beberapa kali saya tertinggal.

Untuk itu mohon bimbingan dan saran pak Ustadz agar saya tetap Istiqomah dalam melaksanakan kewajiban saya sbg Muslim.

Kemudian untuk proses belajar saya mana sebaiknyayangsaya dahulukan belajar FIQIH atau yang lainnya karena dalam perpustakaan saya selain Fiqih, Hadist ada beberapa buku mengenai tasawuf dan amalan-amalan para Sufi.

Sebenarnya masih banyak pertanyaan saya pak Ustadz namun masalah ini duluyangpaling mendesak. Saya telah menanamkan niat di usia tepat 40 thn pada bln Agustus nanti saya menjadi manusia baru. Semoga Allah SWT meRidhai.

Sekali lagi mohon Tausiyah dari pak Ustadz.

Jazakumullahu Khairan Katsiron. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sungguh kami sangat berbahagia bila membaca apa yang anda tuliskan ini. Wah, seandainya ada 1000 orang saja seperti anda, yaitu punya kesadaran dan semangat untuk belajar agama Islam secara serius, tidak putus-putus, bahkan ambisius, kami yakin Islam akan maju dan jaya, lebih cepat dari yang diperkirakan.

Karena salah satu faktor kelemahan umat Islam yang paling mennjol adalah dari sisi pemahaman yang benar terhadap umat Islam. Seandainya umat Islam punya ilmu dan paham, tidak perlu muncul sekulerisme, liberalisme, serta aliran-aliran sesat yang amat merugikan.

Seandainya umat Islam punya ilmu dan paham, tidak perlu munculperpecahan, saling hujat, saling caci, saling dengki, saling membid’ahkan bahkan saling mengkafirkan.

Intinya, kami sangat menghargai keinginan anda untuk serius belajar agama Islam. Dan tidak ada kata terlambat, jangan malu atau pesimis karena usia anda sudah 40 tahun. Sebaliknya, berbanggalah sekaligus bersyukurlah, karena Allah SWT memberikan kesadaran yang belum tentu diberikan kepada orang lain.

Belajar Agama Islam

Yang perlu anda pahami terlebih dahulu dalam belajar agama ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, sumber ilmu.

Biar bagaimana pun anda butuh seorang guru agama yang ahli di bidang ilmu agama. Mungkin bukan hanya satu orang tetapi beberapa orang sekaligus. Mereka seharusnyaadalah sosok-sosok guru agama yang menguasai bidangnya.

Bukan sekedar ustadz ‘jadi-jadian’ yang mengajar pakai contekan, tetapi ustadz yang memang punya ilmu yang matang dan diakui semua orang.

Kedua, medote belajar.

Mohon maaf kalau kami agak ketat dalam masalah metode belajar. Kami kurang setuju bila belajar agama hanya dilakukan dengan cara sesekali mendengarkan ceramah, atau sesekali baca buku, atau sesekali diberi tausiyah. Bukan berarti anda tidak boleh baca buku, juga bukan tidak boleh dengar ceramah, tetapi keduanya bersifat tambahan.

Bagi kami, yang namanya belajar agama harus ada kurikulumnya, materi yang akan dipelajari harus terstruktur, ada target-targetnya, ada klasifikasinya, ada dasar-dasarnya serta pengembangannya, termasuk ada evaluasinya.

Kira-kira seperti sebuah kampus S-1 di mana para mahasiswa dikejar untuk menguasai berbagai mata kuliah dan dituntut untuk bisa mendapat nilai A, atau setidaknya B. Jangan hanya C apalagi D.

Kami sarankan Anda masuk ke sebuah perguruan tinggi Islam, di mana dosennya adalah para ulama. Hindari perguruan tinggi Islam dengan dosen anak buah orietalis kafir, para sekuleris dan liberalis. Sebab kalau anda kuliah di tempat seperti ini, bukannya anda menjadi semakin baik tapi akan semakin keluar dari agama Islam.

Kalau anda orang sibuk dan tidak punya waktu, kami sarankan anda kuliah secara online. Di eramuslim, kami sedang mengembangkan perkuliahan syariah yang bersifat online. Semua aktifitas perkuliahan mulia dari baca materi, tanya jawab dengan dosen, ujian, lihat nilai hingga komunikasi dilakukan bisa dari mana saja dan kapan saja secara online.

Bahkan bila tidak punya komputer yang tersambung dengan internet, ada masih bisa menggunakan ponsel ber-GPRS. Tetap murah, praktis dan inovatif

Yang menarik, perkuliahan ini bisa dilanjutkan ke Perguruan Tinggi Agama Islam yang formal dengan mentranskrip nilai-nilai, lalu bisa ikut ujian negara dan berijazah negeri dengan gelar SHI (sarjana hukum Islam). Ini bukan sekedar promosi tetapi kami pikirkan solusi.

Kalau anda tertarik silahkan baca-baca di http://kampus.eramuslim.com

Fiqih Dulu Atau Tasawuf Dulu?

Sebenarnya tidak ada perbedaan antar fiqih dan tasawuf, keduanya merupakan dua sisi mata coin yang tidak bisa dipisahkan. Fiqih tanpa tasawuf akan kehilangan ruh dan spirit, sedangkan tasawuf tanpa fiqih akan kehilangan arah alias tersesat.

Namun ilmu tasawuf tidak boleh dipelajari kecuali yang masihmurni dan belum terkotaminasi dengan paham aqidah sesat dan menyesatkan. Tasawuf yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para shahabat, bukan yang diajarkan oleh para ahli tarikat yang meninggalkan aqidah dan syariat. Tasawuf yang meninggalkan aqidah dan syariah adalah tasawuf yang sesat dan menyesatkan.

Yang dibolehkan untuk dipelajari adalah pengamalan dari tasawuf yang tetap terikat kuat dengan doktrin aqidah yang lurus serta syariah yang benar.

Sehingga sebelum anda bicara tasawuf, dalami dulu ilmu aqidah yang bersih dari khurafat, bid’ah, tahayyul, syirik dan bertentangan dengan Al-Quran dan sunnah. Anda juga harus mempelajari dan mendalami betul ilmu syariah secara benar dan menyeluruh, sebelum bicara tentang masalah tasawuf.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc