Siapa Hizbullah Sebenarnya?

Ustadz yang dirahmati Allah Ta’ala, berbagai fitnah dan musibah sedang melanda kaum muslimin di dunia secara umum. Tambah lagi yang terbaru masalah Libanon dan fatwa Syaikh Qordhowi. Pertanyaan saya, siapa sebenarnya Hizbullah? Aqidahnya dan gerakkannya? Syukron.

Wassalamu’alaikum,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Masalah yang paling utama bukan mengetahui siapa sosok Hizbullah, melainkan kita harus paham siapa lawan kita bersama. Lawan kita bersama adalah Yahudi laknatullahi alaihim, yang pada dasarnya hanya sedikit, tapi teramat kejam, sadis bahkan lebih buas dari hewan paling buas.

Untuk itu umat Islam wajib secara bersama-sama menggempur Yahudi di pusatnya, yaitu di Palestina. Umat Islam yang berjumlah 1.500.000.000 (1,5 milyar) ini sungguh teramat mudah untuk menghabisi 20-an juta bangsa kufur ini.

Saat ini yang dibutuhkan hanya kiriman peluru yang dialamatkan ke rumah-rumah para agresor di atas tanah jajahan mereka. Bukan dengan menekan Amerika, PBB atau siapa pun, sebab Israel bukan dalam posisi yang bisa ditekan-tekan oleh siapa pun. Israel hanya bisa ditekan oleh rakyatnya sendiri yang hidup gelisah akibat ledakan peluru kendali jarak menengah dan jarak jauh. Lalu mereka berlarian hengkang dari bumi para nabi itu.

Dan saat ini yang secara nyata bisa dan terbukti sudah melakukannya hanya Hizbullah. Sedangkan dari dalam Palestina sendiri yang sudah melakukannya adalah Hamas. Sedangkan negara Arab dan Islam lainnya hanya duduk manis di depan pesawat TV mereka. Entah apa yang tersirat di benak mereka, takut, cemas, bingung atau tidak peduli, hanya Allah yang tahu.

Benar bahwa Hizbullah merupakan pasukan milisi yang berhaluan syiah, akan tetapi bukan berarti kalau Hizbullah itu berpaham syiah, lantas kita menganggap bahwa mereka bukan muslim, lalu kita diam saja tidak melakukan apapun.

Sebab yang namanya syiah terdiri dari begitu banyak aliran, dari yang paling ekstrem sampai yang paling moderat. Dari yang paling kafir hingga yang paling lurus. Kita tentu tidak akan menafikan adanya sekelompok sekte syiah yang sudah keluar dari garis Islam, kafir dan tidak termasuk bagian dari umat Islam.

Akan tetapi sangat tidak benar kalau kita menggeneralisir bahwa semua kelompok yang ada bau-bau syiahnya, pasti kafir dan karena itu dibiarkan saja mati diinjak-injak Israel.

Bahkan kalau kita mau jujur, banyak kelompok syiah yang masih sejalan dengan aqidah ahlu sunnah wal jamaah, sehingga mereka tetap muslim dan sama-sama sebagai saudara seiman dan seaqidah.

Menggeneralisir bahwa semua yang berbau syiah itu kafir secara gegabah adalah sebuah kesalahan fatal. Dan Israel paling tahu kelemahan umat Islam di bidang ini. Mereka paham betul bahwa isue Sunnah-Syiah adalah ‘borok’ paling besar yang menjangkiti umat ini. Kalau mereka ingin menjadikan umat Islam bulan-bulanan, bahkan saling serang sesamanya, angkat saja masalah perbedaan Sunnah-Syiah, pasti sebentar kemudian umat Islam akan segera cakar-cakaran sesamanya.

Israel juga paham betul bahwa kalau mereka menyerang Hizbullah, sudah bisa dipastikan bahwa sebagian umat Islam yang lain akan duduk diam saja, tidak membantu, bahkan kalau perlu ikut bersyukur karena saudaranya dihajar habis-habisan oleh lawan. Bahkan akan muncul fatwa yang mengharamkan kelompok mereka membantu saudaranya yang sedang kesusahan hanya karena saudaranya itu Syiah dan dianggap bukan Islam. Innaa lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Padahal realita di lapangan, yang diserang Israel bukan hanya Hizbullah, melainkan justru rakyat muslim yang nota bene Sunni. Lihat mayat-mayat bergelimpangan, bayi dan anak-anak mati terbujur kaku, rumah rata dengan tanah, apakah kita diamkan sama karena mereka Syiah? Apakah umat Islam akan duduk santai menonton TV menyaksikan anyir darah mereka, lantaran mereka dianggap bukan muslim?

Kalau pun aqidah syiah itu sesat dan kafir, tindakan bijaksana kita bukan mendiamkan pembantaian terjadi. Secara naluri kemanusiaan yang paling dasar, siapa pun manusia yang sedang dizalimi, wajib kita bela. Bahkan meski mereka kafir atau atheis sekalipun. Sebab kebiadan Israel jauh melebihi kebuasan binatang paling buas sekalipun.

Jangan sampai sikap kritis kita kepada aqidah yang menyimpang membuat kita tega membiarkan saja sebuah tragedi kemanusiaan terjadi. Syetan manakah yang merasuki sebagian kita, hingga tega-teganya membiarkan pembantaian terjadi tiap saat?

Mengapa saat suatu negeri dibumihangus oleh bangsa paling biadab versi Al-Quran, kita malah repot bicara aqidah dan paham suatu kelompok. Anggaplah Hizbullah itu syiah, lalu syiah itu sesat atau kafir, lantas benarkah kita cukup diam saja sambil mengatakan jangan ikut membela mereka yang terzhalimi?

Tetap saja kita wajib membantu mereka, meski mereka kafir sekalipun. Sebab mereka sedang diperlakukan secara zhalim, bahkan sedang meregang ajal.

Semoga Allah SWT membukan mata hati kita dan menerangi pandangan kita, agar kita bisa memberi yang terbaik buat umat ini. Amien.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.