Prof. Siti Fadilah Sentil WHO, Bill Gates, dan Bisnis Vaksin Dunia

Dulu WHO harus konsisten dengan aturan yang ada di IHR (Regulasi Kesehatan Dunia) 2005. Kami bisa protes kalau itu dilanggar. Sekarang IHR itu diubah tidak seperti dulu sehingga penetapan pandemik tidak transparan.

Mengapa pandemi saat ini tak terkendali dan berujung pada penyebaran masif hingga melumpuhkan dunia?

Saya heran China diam ketika ditetapkan sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Apakah betul virus berasal dari kelelawar yang menular ke manusia, dan kemudian menular dari manusia ke manusia. Baru sekarang dunia protes bahwa mereka dianggap tidak transparan.

Kalau virus tidak segera ditransparansikan maka bahayanya ya seperti sekarang. Penularan tidak bisa dideskripsikan dengan tepat. Sehingga sangat menakutkan.

Apalagi WHO menetapkan ini sebagai pandemik, maka terjadilah hal-hal yang menakutkan di dunia. Menurut saya WHO gagap tidak mampu menghadapi pandemi covid-19 ini.

Bagaimana Anda melihat ilmuwan di penjuru dunia kini berlomba mencari vaksin covid-19, termasuk di antaranya Bill Gates yang mengucurkan dana besar untuk memodali riset vaksin?

Vaksin belum diperlukan pada fase ini. Fase sekarang virusnya masih berubah-ubah, tidak akan bisa ditaklukkan dengan vaksin. Dunia tidak butuh vaksin saat ini, ya kecuali Bill Gates yang sangat concern terhadap vaksin, bahkan sejak pertemuan di Davos 2017 dia sudah mengimbau negara kaya untuk menyiapkan vaksin bila ada pandemik. Dan sekarang Bill gates [diberitakan] sudah mulai uji coba ke beberapa orang di suatu negara tertentu. Bill Gates juga [diberitakan] mengatakan untuk membuat vaksin paling cepat 18 bulan.

Saya tidak mencurigai Bill Gates. Tapi saya mempertanyakan Bill Gates pakai seed virus yang mana untuk membuat vaksin yang akan diuji coba ìtu? Padahal kata Bill Gates membuat vaksin itu membutuhkan waktu setidaknya 18 bulan [tapi sudah diberitakan Bill Gates mulai uji coba vaksin ke beberapa orang].

Kepada siapa Indonesia harus berpegang jika kelak dunia mengumumkan penemuan vaksin?

Vaksin itu dibuat dari virus yang dilemahkan. Kalau virus yang dilemahkan itu berasal dari China, misalnya, maka tidak cocok kalau dipakai di Indonesia. Karena vaksin akan memacu timbulnya antibodi yang sesuai dengan antigen (dari virus yang dilemahkan). Jadi dalam kasus ini kita akan kebal terhadap virus China. Lha kalau yang menyerang virus Indonesia, kita tetap tidak terlindung.

Jadi kita harus membuat vaksin sendiri dari virus strain kita sendiri.

Apa bisa? Pasti bisa, asal ada good will dari pemerintah. BPPT sudah mulai membuktikan bahwa kita bisa. Ya harus di-support penuh.

Tidak perlu vaksin dari luar walaupun diberi gratis.

Mengapa vaksinasi selalu diorientasikan sebagai ladang bisnis? 

Ya pasti kalau sudah pandemi pasti WHO mengharuskan semua negara membeli vaksin. Barang yang harus dibeli dengan alasan keselamatan nyawa pasti akan menjadi komoditi dagang nomor satu.

Vaksin bikinan sendiri dengan seed virus varian Indonesia jauh lebih tepat, apalagi bisa dibikin dengan cara halal. Mafia-mafia internasional memaksa kita membeli vaksin (dari mana seed virus-nya kita tidak tahu) dengan dasar anjuran WHO.

Kalau kita tidak punya uang, World Bank siap memberi utang, tidak peduli utang kita semakin bertambah.

Bagaimana Anda melihat peran WHO di balik penanganan pandemi covid-19?

Sudah saya katakan WHO gagap tidak mengerti esensinya pandemik. Banyak hal yang dilakukannya menjadi blunder. Mestinya Indonesia memimpin negara-negara lain untuk menuntut pimpinan WHO mundur karena tidak mampu menyelamatkan umat manusia di dunia dari pandemik covid.

WHO menaksir “Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama.” Sementara pakar epidemiologi UGM memperkirakan, jika vaksin covid-19 tak ditemukan dalam waktu dekat, penerapan social distancing di Indonesia bisa memakan waktu sampai 2022. Bagaimana Anda membaca situasi ini?