Isteri Tak Mau Shalat

Pak ustadz yang terhormat,

Saya sudah menikah 13 tahun dan sudah di karunia Allah 4 orang anak, kesulitan saya adalah dalam hal mengajak istri saya sholat, dia bisa baca alqur’an dan lancar tapi untuk sholat susah banget. Kalau dekat saya dan disuruh sangat susah apa lagi kalau ga disuruh. Seolah2 ga ada dosa bagi dia utk tinggalkan Sholat. SEkarang dia rasanya jadi penghalang bagi saya untuk mengajar anak2 sholat. Sudah barang tentu anak2 saya ga Sholat kalau ga ada saya… Kadang2 saya terpikir untuk ceraikan dia… (Astaghfirullah)  . MOhon beri saya jalan keluar yang terbaik yang sesuai dengan Islam

Wassalam

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Rizal yang dimuliakan Allah swt

Semoga Allah swt memberikan kesabaran kepada anda didalam menghadapi permasalahan ini. Memang sebuah permasalahan yang sangat mendasar ketika seorang muslim kerena kemalasannya sengaja meninggalkan shalat yang menjadi kewajibannya terhadap Allah swt.

Tentunya kebiasaan meninggalkan shalat ini akan berpengaruh kepada penanaman kebiasaan ibadah terhadap anak-anak anda, sebagaimana sebuah pepatah terkenal yang menyebutkan bahwa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”

Namun demikian hendaklah ini harus menjadi tantangan anda dalam berda’wah di keluarga anda dan jangan pernah sekali-kali anda berputus asa dari rahmat Allah swt dan rasa optimis bahwa jalan perbaikan masih tetap terbuka.

Ada baiknya juga bagi anda untuk tidak terlalu sering memberikan peringatan kepada isteri anda untuk melakukan shalat karena hal ini bisa memunculkan hasil yang sebaliknya, sebagaimana ketika Ibnu Mas’ud diminta agar sering memberikan nasehatnya kepada manusia maka dia menjawab,”Sesungguhnya yang mencegahku melakukan hal itu—banyak memberi nasehat—adalah karena aku khawatir akan membuat kalian jenuh dan aku akan memberikan nasehat secara bertahap—disesuaikan waktunya—sebagaimana Rasulullah saw memberikan nasehat secara bertahap—disesuaikan waktunya—karena khawatir kami menjadi bosan.” (HR. Bukhori Muslim)

Hendaknya seorang muslim bersikap bijaksana dan memperhatikan skala prioritasnya tatkala ingin mengajak orang-orang yang ada disekitarnya agar berpegang teguh dengan manhaj Allah swt…. hendaklah dia mengetahui dengan apa dia mengajaknya ? bagaimana dia bisa masuk kedalam hati orang yang diajaknya ? dan bagaimana memindahkan mereka dari satu fase ke fase berikutnya.

Dari situ maka ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan untuk membantu anda dalam mengajak isteri anda agar bisa komitmen dalam mengerjakan shalat :

1. Coba untuk menyingkap berbagai kebaikan yang ada didalam diri isteri anda walaupun dia tidak melakukan shalat… seperti sifat dermawannya, amanah, jujur, suka membantu, menjauhi berbagai hal yang diharamkan atau sifat-sifat yang baik lainnya lalu cobalah anda mensupportnya atau membantu mengembangkannya serta menyatakan kepadanya bahwa dirinya mempunyai sifat-sifat baik itu. Sesungguhnya apabila jiwa seseorang diberikan dukungan karena sifat kebaikannya maka hal itu akan mendekatkan dirinya kepada Allah swt dan mendekatkan Allah swt kepada dirinya serta mencintainya. Dukungan kepada jiwanya itu akan semakin menambah kebaikannya dan menyempurnkan kekurangannya sehingga akan menambah kecintaan, bantuan dan rezeki Allah swt bagi dirinya di dunia dan akherat.

2. Senantiasa memenuhi isteri anda dengan kebaikan lainnya… dengan cara bertahap tanpa tergesa-gesa karena dengan bertahap akan mengukuhkan sifat-sifat didalam jiwanya sedangkan tergesa-gesa akan menjadikannya mudah ditinggalkan dan terlupakan. Seandainya dia memiliki sifat jujur maka ingatkan untuk bisa menepati janji atau waktu dan anda juga bisa membantunya untuk itu. Apabila dia seorang yang amanah maka ingatkan agar senantiasa menjaga silaturahmi.. demikian seterusnya, karena tiap kali jiwa terpenuhi kebaikan dengan cara bertahap maka tiap kali itu pula keburukan yang ada didalamnya akan terbuang.

3. Mengingatkannya dari waktu ke waktu untuk selalu menghadirkan niat berbuat kebaikan disetiap perbuatannya sepanjang hari, sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Sesungguhnya amal perbuatan tergantung dari niat.” (muttafaq alaih)… misalnya : tatkala makan, minum, tidur, berpakaian, bekerja, atau setiap interaksinya dengan orang lain….. Upaya untuk senantiasa menghadirkan niat-niat itu akan menjadikan dirinya senantiasa merasa bersama Allah swt sepanjang harinya dengan dirinya yang penuh dengan kebaikan dan pada saat yang bersamaan menjadikan keburukan didalam dirinya semakin sempit dan tidak memiliki bekas sehingga dirinya mendapatkan kesempurnaan cinta, bantuan dan rezeki Allah swt baginya kecuali shalat !!… maka ia akan bertanya didalam dirinya,”Kalau begitu saya tinggal melakukan shalat!!

4. Variatif didalam nasehat sebagaimana dilakukan Rasulullah saw terhadap orang-orang yang ada disekitarnya, beliau saw tidak hanya menasehati mereka untuk shalat! Akan tetapi terhadap seluruh urusan mereka yang membawa kemaslahatan dan kebahagiaan mereka.

5. Menjadi contoh yang baik..hal ini mempunyai pengaruh yang besar didalam upaya perubahannya, karena ia juga mampu menggerakkan fitrah kebaikan yang ada didalam dirinya serta mampu menggerakkan akal fikirannya… Dan jika anda mampu menjadi contoh baginya disetiap perkataan dan perilaku anda maka anda telah menjadi orang yang sukses didalam hidup anda serta anda menjadi orang yang bahagia didalam berinteraksi dengan akhlak islam dan pada akhirnya hal ini akan mendorongnya untuk berfikir agar bisa seperti anda..

6. Berusaha untuk memberikan arahan agar bergaul dengan orang-orang shaleh disekitarnya.. karena mereka akan bisa juga menjadi contoh bagi dirinya yang dapat memberikan pengaruh yang besar..

7. Setelah itu semua… yang bisa jadi membutuhkan waktu.. mungkin di sela-selanya atau setelahnya untuk mengingatkannya untuk shalat dan membantunya dalam melakukannya.. kemudian hendaklah anda mendoakanya dan dengan idzin Allah maka isteri anda akan segera kembali (komitmen untuk mengerjakan shalat).

Dan—insya Allah—bagi anda pahala yang besar sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Seandainya Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui anda maka itu lebih baik bagimu daripada onta merah.” (HR. Muslim), yaitu lebih baik daripada seluruh kekayaan yang dikumpulkan seorang muslim walaupun hanya satu orang. (www.islamonline.net)

Wallahu A’lam