Selebrasi Kanoute Mendukung Palestina

Sepak bola Spanyol membuat cerita. Dalam pertandingan pekan lalu, antara klub Sevilla kontra Deportivo La Coruna, Fredrick Kanoute, striker Sevilla yang beragama Islam dan berasal dari Mali, usai menjaringkan bola ke gawang lawan, membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dukungan Kanoute pada Palestina yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza.

Aksi Kanoute tersebut tetap membuahkan hukuman kartu kuning dari wasit yang memimpin pertandingan. Esoknya, Federasi Sepak Bola Spanyol (REF) memberlakukan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Spanyol ini menuai aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisitas atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahwa sang pemain telah menunjukkan suatu pesan yang dinilai melanggar peraturan.

Tanggapan Kaonute? ”Itu merupakan sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisi swasta Telecinco.

Sebenarnya, Kanoute sudah akan melakukan aksi itu, sepekan setelah Israel menggempur Gaza. 4 Januari lalu, ia terlihat memakai baju dalam yang sama, yang tembus dari jersey-nya di tengah guyuran hujan. Sayangnya ia tidak berhasil mencetak gol.

Aksi Kanoute itu banyak mendapat dukungan, salah satunya dari Josep Guadiola, pelatih Barcelona. Sanksi yang dirasa Guardiola sebagai bentuk ketidakadilan untuk striker asal Mali tersebut. Menurutnya, seharusnya REF mempelajari lebih dulu apakah pemain itu pantas diberikan denda atas tindakan dari pemain yang bersangkutan.

"Denda itu terlalu banyak. Bila mereka selalu mendenda perbuatan seperti ini, para jurnalis tidak akan bisa lagi membuat sebuah artikel," tandas Pep, sapaan akrab Guardiola, kepada Sport yang dilansir Goal. Ditambahkan Guardiola, mengatakan bahwa peperangan adalah sseauatu hal yang semestinya dilarang karena membahayakan banyak orang. "Semua perang adalah sesuatu yang tidak masuk di akal, dan terlalu banyak orang tidak bersalah harus terbunuh untuk hal seperti ini."

Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identitas keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli.

"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komunitas Islam Spanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.

Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dukungan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey khusus tanpa sponsor. Hal itu karena sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah situs judi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal. (sa/berbagaisumber)