Gulen: Mengungkap Gerakan Islam Modern (2)

Sebenarnya metode Gulen ini mirip dengan cara di mana para Evangelist menyebarkakan ajaranya, dengan menekankan pendidikan yang menyeluruh. Bahkan, kenyataannya bisa dibilang, Gulen mengadaptasi gerak Evangelist ketika pertama kali merekrut orang di Afrika dan Amerika Selatan.

Metode ini juga sangat kontroversial, dan karena alasan itu, Rusia dan Uzbekistan menutup beberapa sekolah Gullen. Mungkin betul jika Gulen adalah salah seorang santo atau Khomeini berikutnya (meskipun ia mengkritik Iran dan Arab Saudi, karena telah membuat Islam citra yang buruk). Namun untuk pengikutnya, dia adalah seorang guru yang dihormati (Hodjaefendi).

Gulen lahir di sebuah desa miskin di Turki timur, dan mulai mempelajari Al Qur’an ketika masih sangat kecil di bawah bimbingan ayahnya. Ayahnya adalah seorang ulama. Gulen tumbuh dengan salah karya-karya Said Nursi, seorang sufi-pemikir Islam di awal 1900-an, yang menekankan dimensi individu iman dan berusaha untuk mendamaikan pemikiran ilmiah Barat dan Islam. Gulen dilatih sebagai seorang dai. Pada tahun 1966, ia mulai membangun basis umat di kota Izmir barat.

Setiap musim panas, Gulen membuka sekolah asrama. Ia membujuk para penguasa lokal pengusaha lokal untuk mendanai asrama mahasiswa miskin di universitas swasta terutama yang berasal dari daerah pedesaan. Ini adalah awal dari sebuah jaringan yang luas dari sekolah-sekolah, universitas dan bisnis, yang semuanya mempromosikan etika berbasis Islam. Dia mengunjungi Turki sepanjang tahun 1980 dan tahun 90-an untuk itu.

Seperti penginjil Amerika, daya tarik Gulen terletak terutama dalam cara penyampaiannya. Dalam menyampaikan sesuatu, ia sangat emosional. Ia menyadarkan masyarakat bahwa Turki yang modern adalah sebuah negara sekuler yang sudah tercerabut dari keyakinan Islamnya. Dia juga memperingatkan bahwa kekaisaran Ottoman di masa lalu, merupakan bagian dari kehidupan publik Turki yang jauh lebih kuat.

Apa yang ia sampaikan, jelas bukan sesuatu yang baru dalam gerakan Islam. Gulen percaya bahwa ajaran Islam yang diwahyukan dalam Al-Qur’an tidak bisa diubah – tetapi dia melakukannya dengan perkembangan zaman seperti menjalankan bisnis yang sukses atau bagaimana salat (yang tak bisa dijamak atau diqasar) ketika berada dalam pesawat. Dia masih memelihara janggutnya dan ia memakai jas. Sejak 9 / 11, dia telah membuat dialog antaragama sebagai suatu prioritas. Pengikutnya terus bertambah dalam setiap pertemuan, seperti di Amerika Utara setiap minggu.

Namun, untuk para kaum sekuler Turki, Gulen adalah seorang tokoh jahat, seorang master yang tengah mempersiapkan kader-kadernya untuk gerakan Islam yang lebih besar. Mereka menuduh Gulen denagn taqiya a la Syiah-Iran, sebuah konsep bahwa orang dapat menyembunyikan niat mereka yang sesungguhnya jika keadaan mengharuskan demikian. Satu rekamannya yang sering dikutip pada tahun 1999 adalah Gulen menyerukan pendukungnya untuk "bekerja dengan sabar" dan "merayap diam-diam" ke lembaga-lembaga negara untuk mendapatkan kekuasaan. Namun Gulen membantah dan menyatakan kata-katanya dimanipulasi.

Permusuhan sekuler itu membuat gerakan Gulen menjadi rahasia. Tidak ada data yang dapat dipercaya dalam gerakan Gulen, karena tidak ada catatn pendaftaran ketika bergabung dan tidak memiliki status hukum resmi. Pendukung Gulen saat ini diperkirakan paling sedikit 6 juta, menurut akademisi yang meneliti fenomena tersebut. Lebih mengejutkan adalah perkira mantan Menteri Dalam Negeri Turki bahwa 70% dari kekuatan nasional Turki merupakan pendukung Gulen.

"Jika mereka sebuah partai politik, mereka dapat meraih 20-25 kursi parlemen," kata Nedim Sener, seorang wartawan investigasi. "Setiap gerakan yang telah memiliki pendukung sebanyak itu harusnya transparan, seperti LSM. Siapa yang memilikinya? Bagaimana pendanaannya? Apa yang terjadi di sekolah yang mereka kelola?? Apa tujuan politik mereka? Ini semua terselubung dalam kerahasiaan.”(sa/time)

BERSAMBUNG