Teks Khutbah Idul Adha 1430 H Ustadz Ihsan Tandjung

بسم الله الرحمن الرحيم

Membentengi Keluarga Menyongsong Fitnah Dajjal di Akhir Zaman

Muhammad Ihsan Tandjung

Masjid An-Nur Buaran Indah – Jakarta Timur

10 Dzulqo’dah 1430 H / 27 November 2009

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا

لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون

لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده
لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

الحمد لله الذي ألف بين قلوبنا فأصبحنا بنعمته إخوانا

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى و دين الحق ليظهره على الدين كله

ولو كره المشركون

أشهد أن لآإله إلا الله و أشهد أن محمدا رسول الله

اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده

و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

فقال الله تعالى في كتابه الكريم:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١٨﴾

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha rahimakumullah

Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa terima-kasih kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak ni’mat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Terutama marilah kita ber-terimakasih kepada-Nya atas ni’mat yang paling istimewa yang bisa diterima manusia. Tidak semua manusia mendapatkannya, alhamdulillah kita termasuk yang mendapatkannya. Itulah ni’mat iman dan Islam, yang dengannya hidup kita menjadi jelas, lurus, benar, bermakna serta selamat di dunia maupun akhirat.

Sesudah itu, marilah kita ber-terimakasih pula kepada Allahu ta’ala atas limpahan ni’mat sehat-wal’aafiat. Ni’mat yang memudahkan dan melancarkan segenap urusan hidup kita di dunia. Semoga kesehatan kita kian hari kian mendekatkan diri dengan Allahu ta’ala. Dan semoga saudara-saudara kita yang sedang diuji Allah melalui aneka jenis penyakit sanggup bersabar menghadapi penderitaannya…bersama keluarga yang mengurusnya, sehingga kesabaran itu mengubah penyakit mereka menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Amien, amien ya rabbal ‘aalamien.

Selanjutnya khotib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah swt agar Dia melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan melalui ucapan sholawat dan salam-sejahtera kita kepada manusia pilihan yang mengajarkan kita hakikat iman dan islam… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah swt, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah swt layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Ummat Islam dewasa ini sungguh berada dalam keadaan kritis. Terancam dari berbagai sudut kehidupan. Hal ini telah berlangsung semenjak hampir satu abad yang lalu. Padahal selama ribuan tahun ummat ini terbentengi oleh sistem kehidupan Islami yang menjadikan Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah An-Nabawiyyah) sebagai sole reference (rujukan tunggal) dalam menyelesaikan berbagai masalah dan perselisihan yang muncul. Itulah sejarah mulia Islam yang ditandai dengan kepemimpinan langsung Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam kemudian dilanjutkan oleh para Khulafa Ar-Rasyidin. Selanjutnya ummat ini mengalami kepemimpinan para khalifah yang memakai sistem kerajaan baik semasa Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyyah maupun Kesultanan Ustmani Turki. Namun betapapun plus-minus kwalitas raja atau khalifahnya, pada masa inipun ummat masih menikmati naungan sistem kehidupan yang menjadikan Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah An-Nabawiyyah) sebagai sumber dari segala sumber nilai dan hukum. Pada masa panjang yang meliputi empat belas abad tersebut ummat masih menyaksikan tegaknya ayat Allah yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ

إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa ayat 59)

Sepanjang masa sejarah tersebut, ummat Islam masih bernaung dalam suatu sistem yang menyatukan wilayah ummat dari ujung timur hingga ujung barat dunia sehingga menjadikannya suatu blok kekuatan yang disegani bahkan ditakuti umat-umat lainnya. Namun sebagaimana telah di-nubuwwah-kan (diprediksi) oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam, kemudian terjadilah proses dekadensi ummat yang diawali dengan runtuhnya sistem dimana hukum Allah tadinya berlaku. Selanjutnya mulailah ummat ini tercerai berai laksana anak ayam kehilangan induknya, anak-anak yatim kehilangan ayahnya, bahkan gelandangan kehilangan rumah tinggalnya. Diawali dengan berubahnya pusat kekhalifahan Islam -yakni Turki- menjadi sebuah negara sekular modern yang mengekor sepenuhnya ke Barat, maka berbagai bangsa Islam lainnya turut membentuk nation-states masing-masing yang intinya menggantikan hukum Allah yang Maha Adil dengan hukum buatan manusia yang penuh kelemahan, kejahilan bahkan kezaliman. Proses dekadensi ummat ini digambarkan secara gamblang oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dalam hadits berikut:

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ

تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

“Sungguh akan terurai ikatan Islam simpul demi simpul. Setiap satu simpul terlepas maka manusia akan bergantung pada simpul berikutnya. Yang paling awal terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat.” (HR Ahmad)

Sejak dibubarkannya sistem kehidupan Islami (baca: Khilafah Islamiyyah) pada tahun 1924 oleh pengkhianat bernama Mustafa Kemal, maka simpul demi simpul ikatan Islam dengan cepat terurai satu demi satu. Sehingga dewasa ini kita rasakan betapa seluruh aspek kehidupan telah terlepas dari kendali ikatan Islam. Ummat manusia kebanyakan, termasuk sebagian ummat Islam sendiri, memandang faham bikinan manusia sebagai lebih baik daripada ajaran Allah, Al-Islam. Tidak sedikit muslim yang berpandangan bahwa jika kita kembali kepada Islam saja dalam menata segenap aspek hidup berarti memutar jarum jam ke belakang alias tidak berperadaban modern. Sehingga dalam bab sholat saja tidak sedikit kita jumpai seorang muslim dengan ringannya meninggalkan kewajiban mendasar yang satu ini.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Sejak saat itu kitapun kian hari kian menyaksikan betapa hegemoni fihak kaum kuffar (non-Islam) semakin kokoh dan solid. Mulailah mereka memperkenalkan rencana mega-proyek mereka yang dinamakan Novus Ordo Seclorum alias the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Fihak kuffar Barat yang dikomandani Amerika –dengan lobi Yahudi di belakang layarnya- memposisikan diri sebagai penentu akhir siapa fihak yang pantas disebut kawan dan siapa yang sepantasnya dimusuhi lalu diberi label teroris. Tidak ada satupun negeri kecuali diharuskan tunduk kepada sang pejabat sementara komandan Tatanan Dunia Baru. Mengapa kita menyebutnya sebagai ”pejabat sementara” komandan Tatanan Dunia Baru? Karena mereka sendiri mengumukan bahwa ada pemimpin dunia yang mereka sedang nantikan kehadirannya. Dan mereka sangat berharap bahwa mega-proyek Novus Ordo Seclorum akan menjadi sarana untuk membuka jalan kehadiran sang pemimpin yang dinantikan tersebut.

Pemimpin tersebut adalah sebagaimana mereka isyaratkan dalam lembaran kertas uang satu Dollar Amerika Serikat. Pada The Great Seal (Simbol Yang Agung) yang ada di lembaran kertas tersebut mereka jelas-jelas menggambarkan Novus Ordo Seclorum (Tatanan Dunia Baru) laksana sebuah piramida tidak sempurna yang terpotong bagian atasnya. Seolah menyiratkan bahwa sistem dunia yang sedang mereka bangun ini sedang menanti kehadiran pemimpinnya yang simbolnya berupa ”mata tunggal.” Sedangkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

وَأَنَّ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ بَيْنَ عَيْنَيْهِ

مَكْتُوبٌ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
"

”Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap mu’min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak." (HR Ahmad)

Jadi pemimpin yang mereka sedang nantikan kedatangannya ialah fitnah paling dahsyat sepanjang zaman, yakni Dajjal. Dajjal ingin segera mereka nobatkan sebagai sang pemimpin Tatanan Dunia Baru yang dewasa ini kita rasakan hegemoninya kian hari kian menggurita di seluruh penjuru dunia. Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ

مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Dajjal merupakan fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Namun Nabi pernah memperingatkan para sahabat akan adanya sesuatu yang lebih beliau khawatirkan menimpa ummat Islam daripada fitnah Dajjal.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ

عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَة

الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ

مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad)

Kita diperingatkan agar mewaspadai rangkaian fitnah yang muncul menjelang munculnya Dajjal. Rangkaian fitnah tersebut bisa meliputi aspek kehidupan yang mana saja. Ia bisa berupa fitnah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, militer, pertahanan-keamanan, pendidikan, sains-teknologi, hiburan dan informasi. Nabi mengatakan bahwa barangsiapa tidak terjerumus ke dalam rangkaian fitnah sebelum hadirnya Dajjal, maka ia bakal selamat pula menghadapi fitnah Dajjal. Demikian pula sebaliknya, barangsiapa yang terjatuh kepada salah satu atau lebih dari rangkaian fitnah tersebut, niscaya besar kemungkinan pada gilirannya ia bakal terjerumus ke dalam fitnah Dajjal. Na’udzubillaahi min dzaalika…!

Sedangkan dalam kesempatan lain Nabi memberikan antisipasi mengenai kapan Dajjal bakal muncul. Ada dua prakondisi menjelang dekatnya kehadiran Dajjal. Pertama, bila ummat pada umumnya sudah tidak peduli lagi akan eksistensi oknum Dajjal. Bahkan sebagian memandang pembicaraan soal Dajjal merupakan pembicaraan yang tidak relevan alias sia-sia. Lalu yang kedua, bila para Imam, Muballigh, Ustadz, pemuka agama bahkan Alim-Ulama tidak memandang perlu lagi memperingatkan ummat Islam akan bahaya fitnah Dajjal.

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ

حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ

“Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam tidak lagi menyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Berdasarkan hadits di atas, berarti baik secara ‘aqli maupun naqli, kondisi dunia dewasa ini sangat matang untuk kehadiran Dajjal. Itulah sebabnya fihak kaum kuffar sampai perlu me-release sebuah filem berjudul 2012 yang di dalamnya secara halus sebenarnya ingin mengkondisikan ummat manusia agar siap menyongsong kehadiran pemimpin mereka yakni Dajjal.

Jika kita buka situs www.whowillsurvive2012.com yang merupakan 2012 – Official Movie Site, maka bila Anda klik kotak berjudul ”The Experience”, maka Anda akan temukan salah satu kotak pilihan lagi dengan judul Vote For The Leader of the Post 2012 World (Pilihlah Pemimpin Dunia Paska 2012). Apakah gerangan maksudnya?

Sungguh Khatib sangat khawatir bahwa gagasan mendasar di balik filem ini ialah keinginan produsernya untuk secara implisit mempromosikan kehadiran Sang Penyelamat Dunia Palsu yaitu Dajjal. Lalu Dajjal akan digambarkan sebagai Pemimpin dan Pelindung para survivors (orang-orang yang berhasil selamat melewati bencana 2012). Sungguh, mereka benar-benar berharap bahwa umat manusia akan memandang Dajjal sebagai figur pemilik surga dan neraka, alias dialah Tuhan. Barangsiapa mematuhinya dan merasa butuh kepadanya bakal diberikan surga kepadanya. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dan merasa tidak butuh kepadanya bakal dimasukkan ke dalam neraka Dajjal. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنَّ مَعَهُ جَنَّةً وَنَارًا فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ

“Dan sesungguhnya di antara fitnahnya Dajjal memiliki surga dan neraka. Maka nerakanya adalah surga (Allah) dan surganya adalah neraka (Allah).” (HR Ibnu Majah)

الله أكبر الله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Jamaah sholat Iedul Adha, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah,

Maka sudah tiba masanya bagi setiap muslim untuk mempersiapkan diri dan keluarganya dari fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah Dajjal. Apalagi kaum wanita termasuk kelompok paling mudah terpengaruh oleh Dajjal, sehingga saat berita kedatangannya terdengar oleh kaum muslimin, para suami dan orang lelaki dari mereka akan segera pulang ke rumah untuk memeriksa apakah ada di antara keluarganya yang telah menjadi pengikut Dajjal. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

”Dajjal akan turun di lembah air Murqonah ini, maka orang yang datang kepadanya kebanyakan kaum wanita, sehingga seseorang akan pergi menemui sahabat karibnya, ibunya, anak permpuannya, saudara perempuannya, dan kepada bibinya untuk meneguhkan hati mereka karena khawatir mereka akan pergi menemui Dajjal.” (HR Ahmad)

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan beberapa kiat untuk menyelamatkan diri dari fitnah Dajjal, di antaranya:

Pertama, bacalah doa permohonan perlindungan Allah pada saat duduk sholat tahiyyat terakhir dalam sebelum salam kanan dan kiri:

اللهم إني أعوذبك بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari azab jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim)

Kedua, bacalah surat Al-Kahfi di malam Jumat atau hari Jumat sesuai hadits berikut:

من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة فأدرك

الدجال لم يسلط عليه ، – أو قال : لم يضره

“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat, maka Dajjal tidak bisa menguasainya atau memudharatkannya.” (HR Baihaqi)

Ketiga, hafalkan sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi sesuai hadits berikut:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

"Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi, ia terlindungi dari fitnah Dajjal." (HR Abu Dawud)

Keempat, menjauh dan tidak berkeinginan mendekati Dajjal pada masa kemunculannya telah tiba sesuai hadits berikut:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ

وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ

مِنْ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ هَكَذَا قَال

"Barangsiapa mendengar tentang Dajjal, hendaknya ia berupaya menjauh darinya, sebab -demi Allah- sesungguhnya ada seseorang yang mendekatinya (Dajjal) sedang ia mengira bahwa Dajjal tersebut mukmin kemudian ia mengikutinya karena faktor syubhat (tipu daya) yang ditimbulkannya." (HR Abu Dawud)

Kelima, menetap di Mekkah atau Madinah pada masa Dajjal telah keluar dan berkeliaran dengan segenap fitnah yang ditimbulkannya. Sebagaimana hadits berikut:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلَّا

مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ تَحْرُسُهَا

"Tidak ada negeri (di dunia) melainkan akan dipijak (dilanda/diintervensi) oleh Dajjal kecuali Mekah dan Madinah kerana setiap jalan dan lereng bukit dijagai oleh barisan Malaikat." (HR Bukhari-Muslim)

DOA

رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS 18:10)

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم ٌ

"Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS 59:10)

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS 3:8)

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 3:147)

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS 2:286)

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا

بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (QS 3:192-194)

اللهم إني أعوذبك بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah, aku berlindung kpd-Mu dari azab jahannam, & azab kubur, & fitnah kehidupan & kematian & dari jahatnya fitnah Al-Masih Ad-Dajjal" (HR Muslim)