Annan Serukan Pembebasan Tentara Israel

Sekjen PBB, Kofi Annan kemarin tiba di Tel Aviv, Israel. Ia langsung dijadwalkan mengunjungi tiga keluarga tentara Israel yang diculik oleh Hizbullah dan pejuang Palestina.

Seperti yang sudah diketahui dunia internasional, dua tentara Israel yang diculik Hizbullah, Ehud Gildwasser dan Eldad Regev, hilang di wilayah Selatan Libanon sejak 12 Juli lalu. Dan Kopral Gilad Shalit yang telah diculik lebih dulu oleh pejuang Palestina pada 25 Juni.

Dalam kunjungan tersebut, Kofi Annan meminta agar ketiga tentara Israel tersebut dibebaskan dan dikembalikan pada keluarganya masing-masing. “Kita harus menyelesaikan masalah penculikan tentara ini secara cepat, agar kita bisa berunding tentang blokade yang dilakukan oleh Israel. Jika sudah dibuka, baik jalur darat, air dan udara, maka bantuan kemanusiaan akan bisa segera disampaikan pada rakyat Libanon yang membutuhkan,” ujar Kofi Annan.

Menurut Kofi Annan, rakyat Libanon, termasuk kelompok Hizbullah menunjukkan itikad baik dan keinginan yang kuat agar perang dapat diakhiri. Tapi sejauh ini, sinyal baik dari Israel justru belum nampak. Israel masih ngotot tidak akan membuka blokade sebelum Hizbullah dilucuti senjatanya dan Libanon diberi sanksi embargo, baik senjata maupun ekonomi.

Sebelum berada di Israel, Annan terlebih dulu singgah di Lebanon, khususnya di wilayah Selatan yang saat ini sudah terdapat 15.000 pasukan penjaga perdamaian dari PBB. Pasukan pertama dikirim oleh Italia yang berlayar dari Roma, sebanyak 1.000 pasukan. Menurut Annan, perjalanan pasukan Italia penuh risiko karena Israel belum membuka jalur lautnya dan bisa saja menyerang pasukan perdamaian yang menuju Lebanon Selatan. Setelah Italia, pasukan dari Prancis diperkirakan akan tiba pertengahan September mendatang sebanyak 900 orang.

Annan juga mengunjungi markas UNIFIL, di wilayah Naqoura. Pasukan INIFIL ini dipimpin oleh Mayor Jenderal Alain Pellegrini, perwira tinggi dari Prancis. Saat ini UNIFIL sedang menantikan pasukan-pasukan lain, termasuk dari Indonesia, Malaysia dan Bangladesh. Meski Israel sampai saat ini masih menolak tiga negara yang tidak mengakui Israel tersebut terlibat dalam UNIFIL. Sebagai gantinya, Israel meminta agar PBB meminta Turki terlibat dalam UNIFIL, karena negara ini memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan juga dengan negara-negara Arab.(na/str)