Eramuslim – SALAT terutama salat 5 waktu merupakan kewajiban manusia terhadap Tuhannya. Salat merupakan landasan pokok dan merupakan aktualisasi makna iman yang bersemayam di dalam hati. Salat juga merupakan perwujudan nyata dari keimanan kepada yang gaib. Salat juga merupakan bukti penyembahan seorang hamba kepada penciptanya.
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman dalam surat Adz-Dzariat ayat 56: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.“(Adz Dzariyat: 56)
Selain itu salat juga dijadikan pembeda antara seorang muslim dan orang kafir. Banyak hadis sahih meriwayatkan begitu pentingnya salat bagi seorang hamba, di antaranya:
“Batas antara hamba dan kekufuran adalah salat.” (HR Tirmidzi dan Abu Dawud)
“Batas antara seseorang dan kemusyrikan adalak salat.” (HR Muslim)
“Ikatan antara mereka dan kita adalah salat, barang siapa meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i).
Hadis-hadis di atas bermakna seorang bisa dikatakan muslim apabila ia sudah mendirikan salat, dan seorang dikatakan kafir apabila ia tidak melaksanakan salat. Salat menjadi pembeda antar seorang muslim dengan orang kafir.
Ada banyak cara agar tidak malas melaksanakan salat, beberapa di antaranya:
1. Jadikan salat sebagai kebutuhan bukan sekadar kewajiban
Salat bukan hanya dijadikan sebagai kewajiban saja, tetapi hendaknya juga dijadikan sebagai kebutuhan. Karena jika salat hanya dijadikan sebagai kewajiban, hal inilah yang bisa menjadi beban. Dan apabila kita bisa menjadikanya sebagai kebutuhan maka akan terasa ringan.