Euforia Rakyat Cianjur, Miniatur Euforia Pilpres 2019

Dilihat dari sisi kesantunan dan kemuliaan akhlak, memang tidak wajar seseorang atau sekian ribu orang bersenang-senang atas ‘penderitaan’ Pak Bupati yang ditangkap oleh KPK. Tetapi, selalu ada celah untuk mengatakan bahwa apa yang ditunjukkan rakyat Cianjur itu adalah reaksi yang wajar-wajar saja. Disebut wajar karena rakyat, barangkali, sudah sampai pada kesimpulan bahwa Irvan Rivano sudah terlalu jauh melampaui batas.

Kalau tidak salah, Irvan Rivano masuk dalam barisan kepala daerah (bupati dan gubernur) yang secara terang, tanpa malu-malu, menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf (Ko-Ruf). Irvan sangat bersemangat mendukung. Sampai-sampai ayah beliau, Tjetjep Muchtar Soleh (mantan bupati Cianjur juga), menggelar acara untuk menggiring para ketua RT-RW agar mendukung Ko-Ruf. Tjetjep Muchtar adalah ketua NasDem Cianjur dan Irvan Rinvao sendiri juga kader partai Brewok.

Irvan Rivano ditangkap KPK dengan dugaan korupsi dana pendidikan. Penangkapan berlangsung pada 12 Desember 2018, malam. Beritanya tersiar luas pada 13 Desember. Disusul acara syukuran rakyat pada 14 Desember.

Perayaan OTT Irvan Rivano ini merupakan peringatan kepada seluruh pemegang kekuasaan di negeri ini. Mulai dari yang terbawah (lurah dan kepala desa) sampai yang tertinggi (presiden, ketua DPR, dll). Sebagai peringatan keras kepada mereka bahwa rakyat sudah sangat muak melihat para penguasa dzolim yang saban hari menipu. Para penguasa di semua level.

Rakyat Cianjur kelihatannya memendam kepedihan melihat kelakuan Irvan Rivano.

Reaksi rakyat Cianjur adalah ‘basyiran wa nadziran’. Kata ‘basyiran’ berarti ‘kabar gembira’. Sedangkan ‘nadziran’ memiliki arti ‘peringatan’.