Perekonomian Indonesia Lesu, Jokowi Sumber Ketidakpastian

jokowi3Eramuslim.com – Presiden Joko Widodo berpotensi menjadi sumber ketidakpastian jika konsolidasi pemerintahan sekarang ini tak kunjung selesai. Demikian disampaikan anggota Komisi III dari Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo. Bambang menilai, perbedaan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dalam menyikapi kasus penangkapan dan penahanan penyidik KPK Novel Baswedan dan perbedaan pandangan soal reshuffle kabinet menjadi bukti konsolidasi pemerintahan ini masih jauh dari harapan.

“Untunglah kisruh Polri dan KPK telah reda. Paling tidak kekisruhan yg menimbulkan ketidakpastian itu telah hilang. Sebab, ketika perekonomian nasional sedang mengalami pelambatan seperti saat ini, dibutuhkan suasana kondusif agar pemulihan bisa terwujud,” kata Bambang di Jakarta, Rabu (6/5).

Menurut Bambang, aspek lain yang menarik disimak, selain perbedaan pandangan dua pemimpin negara itu dalam kasus Novel Baswedan, juga berulangnya kisruh Polri dengan KPK itu sendiri yang  menimbulkan pertanyaan seputar kapabilitas kedua pemimpin mengendalikan institusi negara. Muncul kesan bahwa kedua pemimpin tampaknya masih harus bersusah payah untuk sekadar mewujudkan harmoni antara Polri dengan KPK.

Kemudian, lanjut Bambang, perbedaan pandangan soal reshuffle kabinet antara presiden dan wapres juga nyaris memperkuat kesan ketidak kompakkan tersebut. Tak heran banyak orang harus, dan terpaksa, mengernyitkan dahi ketika Presiden Jokowi dan Wapres JK berbeda, baik soal reshuffle maupun  dalam menyikapi kasus penangkapan dan penahanan Novel Baswedan oleh Polri. “Sementara Presiden minta agar Novel tak harus ditahan, Wapres justru membuat pernyataan bernuansa bisa memaklumi langkah Polri. Sudah barang tentu perbedaan sikap ini tak hanya menyedot perhatian publik, melainkan juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat spekulatif,” ungkap Bambang.

Kalau perbedaan seperti ini terjadi berulang-ulang, Bambang berkesimpulan, Presiden dan Wapres justru menjadi sumber ketidakpastian itu sendiri. “Semoga, insiden seperti itu tidak terjadi lagi. Karena itu, sangat penting bagi presiden dan Wapres merampungkan konsolidasi pemerintahan sekarang ini,” demikian Bambang.(rz/FN)