Oleh: Adian Radiatus
PRESIDEN Jokowi dan partai politik minus PKS serta DPR patut diberi apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras membereskan perangkat UU Ibukota Negara alias IKN yang begitu mulus dan penuh ketulusan merancangnya sehingga jauh dari kesan adanya jejaring kepentingan fulus atas proyek itu.
Rumor adanya kertas berharga berkoper-koper atas lancarnya suatu undang-undang disahkan juga sepi dari ruang publik.
Saking mulus dan tulusnya, bahkan nama kota itu diserahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi dan munculah nama Nusantara.
Meskipun terkesan tak selaras dengan maksud dan tujuan keberadaan Ibu Kota Negara itu, tetapi tentu patut dipahami bahwa lemah dan sedikitnya pemahaman penggemar bacaan Sincan itu atas makna nama Nusantara bagi negeri ini. Mungkin perlu mendengar lagu Koes Plus yang berjudul “Nusantara” itu.
Namun ketika urusan memilih Kepala Otorita IKN itu pihak Istana meminta partisipasi publik untuk turut mengusulkan kandidat yang dirasa cocok di sana. Sungguh teramat janggal ketika IKN hendak didirikan segala suara rakyat tidak digubris juga ketika DPR hendak membuat UU-nya sah.
Mungkin ini cara politik ‘jebakan Batman’, ketika publik usulkan nama maka akan menjadi alasan seakan rakyat setuju atas kehadiran IKN itu. Cerdik, tapi rakyat cerdas melihatnya menjurus licik bahkan rada pengecut.