Rice Akan Jajakan Ide Al-Quds Ibukota Bersama Israel-Palestina

Lima mantan pejabat di Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri AS mengajukan usulan untuk mendorong implementasi perdamaian di Timur Tengah. Usulan tersebut intinya adalah menyetujui status Al-Quds sebagai ibukota dari dua Negara; Israel dan Palestina. Sebagai kompensasinya, pihak Palestina tidak boleh lagi menggugat soal hak kembalinya para pengungsi yang terusir pascapendudukan Israel ke kota bersejarah itu.

Seperti diberitakan CNN, jubir Kementerian Luar Negeri AS, Sean Mc Cormack, mengatakan bahwa Menlu AS Condoleeza Rice telah menerima usulanyang disampaikan para mantan pejabat AS itu, tanpa kemungkinan penolakannya. Sementara sejumlah sumber di Al-Quds menyebutkan bahwa Rice justru akan menjajakan ide tersebut dalam perjalanannya yang akan dimulai pada hari Rabu mendatang ke sejumlah Negara termasuk Tel Aviv dan Ramallah, juga sejumlah kota di Timur Tengah seperti Riyadh, Kairo, Amman dan Ankara.

Rice akan berupaya menjembatani kesenjangan antara Palestina dan Israel agar mereka mau mencapai kesepaktan final sebelum memasuki Konferensi perdamaian yang akan diselenggarakan di AS dalam waktu dekat. Masih menurut sumber itu, gagasan yang disampaikan juga memuat poin pendirian berdirinya Negara Palestina sesuai perbatasan tahun 1967, membagi Al-Quds menjadi dua sebagai ibukota duanegara, menghapus hak kembali para pengungsi Palestina ke wilayah yang telah diduduki Israel dan Israelakan membantu mereka dengan mengganti secara materil kerugian para pengungsi itu dengan dana yang diperoleh dari berbagai Negara.

Gagasan itu juga mencakup sejumlah problematika yang dihadapi menjelang konferensi perdamaian, yakni Hamas. Kelompok pejuang Palestina yang memenangkan dominan pemilu tahun lalu di Palestina itu, diperkirakan akan juga diundang untuk hadir dalam konferensi perdamaian dengan syarat telah menyepakati permintaan “mengakui eksistensi penjajah Israel di Palestina dan menolak kekerasan. ” Menurut pihak Hamas sendiri, sesungguhnya justru tema itulah yang paling berat selama ini menjadi penghalang perdamaian yang digagas oleh AS. (na-str/iol)