Kekerasan yang dilakukan pihak militer mesir tidak mengurangi semangat pendukung mantan presiden Muhammad Mursi berkumpul di medan kebangkitan. Malam pertama ramadhan, para pendukung mantan presiden Mursi tetap berkumpul di medan kebangkitan yang berada di kawasan Rabi’ah al-adawiyah, dan menggelar shalat tarawih berjamaah. Terlihat lebih dari seratus ribu orang melaksanakan shalat berjamaah di medan kebangkitan. Medan kebangkitan pun berubah menjadi lautan shaf mushallin(orang yang sedang melaksanakan shalat) yang memanjang dan memenuhi jalan-jalan utama disekitar kawasan masjid Rabi’ah Al-adawiyah.
Pemilihan lokasi sholat tarawih pertama dari para pendukung Mursi di kawasan menetapnya Mahasiswa Indonesia ini seolah olah ada pesan sebuah pertanyaan : Kemana sikap keprihatinan Negara Muslim terbesar didunia, dan kemana suara pembelaan pemimpin Negara Indonesia melihat kejadian tragedi berdarah di Mesir ini, ataukah hanya bisa diam seribu bahasa? (zhd)
