Dalam Bidang Apa Saja Saya Harus Sukses?

Bagian ke-4 dari tulisan "Sukses Adalah Hak Saya"

Dan diantara manusia ada yang berkata, ”Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebahagiaan didunia dan kebahagiaan di akhirat," (QS Al Baqarah: 201).

Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah sebaik-baik kamu orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa akhiratnya, dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akhiratnya saja dan meniggalakan dunianya. Dan sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah orang yang bekerja untuk akhirat dan untuk dunia."

“Hidup adalah kombinasi antara kemudahan dan kesusahan. Diantara keduanya ada enam bidang yang selalu datang dan pergi dalam hidup kita. Manusia berusaha untuk mengejar dan memenuhi keenam hal itu: 1.Spiritual Emosional, 2.Kesehatan, 3.Keuangan,4.Pendidikan, Karir dan Bertumbuh, 5.Hubungan Sosial, 6.Keluarga dan Rumah Tangga. Beruntunglah mereka yang mampu menyeimbangkan ke-enam aspek penting dalam kehidupan mereka, surga dunia sudah ada dalam genggaman mereka.” (Valentino Dinsi, Guru Entrepreneur Indonesia)

Prinsip Utama 12: Spiritual Emosional (ESQ)

"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya," (QS. Qaf: 16).

Kebenaran sejati terletak pada suara hati yang bersumber dari spiritual, yang tak bisa ditipu oleh siapa pun, atau oleh apapun, termasuk diri kita sendiri. Mata hati ini dapat mengungkap kebenaran hakiki yang tak tampak di hadapan mata. Bahkan ahli sufi Islam Jalaludin Rumi, mengatakan,”Mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar untuk melihat kebenaran daripada dua indera penglihatan.”

Saya ingin mengajak Anda meluangkan waktu sejenak menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dengan suara hati Anda:

1. Anda sedang makan di pinggir jalan, tiba-tiba ada seorang anak perempuan kecil berusia lima tahun berdiri tepat di depan Anda, menatap makanan yang Anda pegang dengan penuh harap, suara hati apa yang muncul pada saat itu?
2. Bayangkan, pada saat Anda sedang berjalan sendiri di tengah taman, di suatu kota. Melihat sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anaknya yang masih kecil dan lucu sedang bercengkerama dengan riang gembira. Suara hati apa yang hadir saat itu?
3. Coba bayangkan situasi ini! Salah seorang teman sekantor Anda dikirim oleh perusaahaan untuk mengikuti training manajemen selama dua minggu. Sementara Anda sendiri tidak dipilih. Apa yang Anda rasakan?
4. Kemudian setelah satu minggu, dia pulang kembali ke kantor dengan wajah berseri-seri dengan menunjukkan sertifikatnya kepada Anda, suara hati apa yang timbul?
5. Anda sedang berada di suatu ruangan yang bersih dengan lantai marmer berkilau. Tiba-tiba Anda melihat sebuah kertas kotor di dekat kaki Anda, suara hati apa yang Anda rasakan?
6. Kemudian ada seorang yang membuang puntung rokok seenaknya di sana. Suara hati apa yang timbul di hati Anda?
7. Di dalam suatu perjalanan, Anda melihat seorang pemuda sedang berusaha menjambret tas seorang wanita tua. Perasaan apa yang muncul saat itu?
8. Namun ketika Anda sadari bahwa penjambret tersebut membawa sepucuk pistol, apa yang Anda rasakan?
9. Anda sedang berada di tengah kebuh yang hijau, tiba-tiba melihat sekuntum bunga berwarna merah, jingga dan ungu. Apa yang Anda rasakan?
10. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang memetik bunga itu dengan kasar. Apa yang Anda rasakan?

Pertanyaan- pertanyaan diatas sebenarnya adalah salah satu materi dalam sebuah perlombaan pidato internasional yang pernah diadakan di Bali tahun 1999. Saat itu, para juri internasional dan peserta terlihat mengangguk-angguk tanpa sadar. Begitu pula jawaban yang Anda rasakan itu akan sama di seluruh dunia. Apakah dia orang kaya, miskin, rasa apa saja, agama apa saja, berbagai suku apa pun namanya akan merasakan suara hati yang sama apabila dalam kondisi fitrah.

Berikut saya kemukakan jawaba-jawaban suara hati itu:

Jawaban No.1 : adalah suara hati yang mendorong kita “ingin memberi” tatkala Anda sedang memakan makanan Anda.
Jawaban No.2 : adalah suara hati dari “rasa kasih dan sayang” ketika menagkap rona kebahagiaan dan kasih sayang di wajah mereka.
Jawaban No.3 : adalah suara hati yang mengatakan bahwa Anda “ingin juga maju” sehingga Anda merasa ingin mengikuti training tersebut
Jawaban No.4 : adalah suara hati yang mengatakan bahwa Anda juga ingin mengetahui “ilmu” tersebut. Anda juga ingin mengetahui materi training apa yang telah diperoleh oleh teman Anda itu.
Jawaban No.5 : adalah suara hati “ingin bersih” sehingga Anda merasa “perlu” memungut sampah itu.
Jawaban No. 6 : adalah dorongan suara hati untuk “memelihara” sehingga Anda merasa harus melarang orang tersebut membuang puntung rokok atau memungut dan membuangnya ke dalam bak sampah.
Jawaban No.7 : adalah dorongan suara hati untuk “menolong” wanita tua tersebut.
Jawaban No.8 : adalah suara hati untuk menolong sekaligus “berhitung” ketika Anda harus berpikir dua kali untuk menolong wanita tua tersebut.
Jawaban No.9 : adalah karunia hati yang bisa merasakan “keindahan” ketika Anda melihat bunga yang berwarna-warni itu.
Jawaban No.10 : adalah suara hati yang menyuruh Anda untuk “memelihara” dan “melindungi” bunga indah tersebut.

Jawaban-jawaban dari suara hati tersebut adalah sama persis dengan sifat-sifat Allah yang terdapat di dalam Al-Qur’an (Asmaul Husana) seperti Maha Penolong, Maha Pengasih dan Penyayang, Mahailmu, Mahatahu, Mahasuci, Maha Memlihara, Maha Berhitung, Maha Melindungi.

“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari koamat kelak dalam keadaan buta,” (QS.Thoha; 124).

Saudaraku ! Boleh jadi kemiskinan, kecelakaan, kesukaran, bencana yang menimpa kita selama ini karena kita perpaling, jauh dari mengingat Allah.

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Baqarah: 74)

Perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, dan bosan merupakan respon kita terhadap berbagai peristiwa yang terjadi kepada diri kita.

“To live well, you need not only a high IQ but a high EQ” – Claude Steiner –

Emosi pada diri kita bisa menjadi sebuah kecerdasan tersendiri yang menentukan kesuksesan kita. Sejak Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence) atau lebih tersohor disebut EQ diperkenalkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995, perhatian masyarakat mulai beralih dari kecerdasan intelektual (IQ) semata kepada kecerdasan emosional. Bahkan sebuah survey yang dilakukan hampir seratus tahun yang lalu, tepatnya tahun 1918 mengenai IQ, ditemukan bahwa orang yang skor IQ-nya tinggi justru kecerdasan emosinya menurun. Dibanding EQ, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-kira 20 persen untuk menentukan kesuksesan seseorang.

Keberhasilan seseorang ditentukan oleh kemampuannya menguasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi. Orang tidak akan sukses dalam bidang apa pun kecuali jika ia senang dengan apa yang digelutinya itu.

Baiklah! Sekarang kita kembali ke masa-masa kita sekolah atau kuliah. Coba, pernahkah Anda tidak menyukai sebuah mata pelajaran atau kuliah tertentu atau tidak suka dengan guru atau dosennya? Saya dapat pastikan bahwa Anda tidak akan memperoleh nilai bagus untuk mata pelajaran itu. Lagi-lagi hal ini menunjukkan bahwa emosi biasanya memicu seseorang untuk berprestasi. Oleh karena itu, kecerdasan emosi menjadi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual atau prestasi akademik. Kecerdasan emosional merupakan senjata ampuh bagi seseorang untuk memotivasi diri sendiri dalam bertahan menghadapi frustrasi.

“Hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak, atau tidak dapat di ketahui oleh pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati adalah sumber eneregi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani,” Robber K Cooper, PhD.

Prinsip Utama 13: Fisik dan Kesehatan

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu," (QS: Al Baqarah:168).

Ada satu pertanyaan yang sering kali saya tanyakan kepada para peserta seminar saya, ”Siapa diantara Anda yang hadir disini yang ingin punya uang 10 Miliar?” Atas pertanyaan tersebut ratusan orang mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi. Kemudian saya lanjutkan kembali dengan ungkapan, "Tapi setiap hari tiga kali cuci darah!".

Anda sudah bisa membayangkan, bagaimana reaksi mereka atas pernyataan susulan itu. Memang tidak akan ada artinya uang yang banyak bila kesehatan kita terampas. Sedikit demi sedikit harta yang kita miliki akan habis hanya untuk urusan cuci darah. Sekarang, menjadi jelas bagi kita semua betapa kesehatan adalah salah satu harta yang paling berharga yang kita miliki.

Dengan badan yang sehat, kita bisa mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidup kita dan keluarga. Dengan badan yang sehat, kita nikmat beribadah menyembah Allah Sang Maha Pencipta. Dengan badan yang sehat, kita dapat berkumpul dan bercengkrama dengan anak, istri, suami dan keluarga kita. Dan dengan badan yang sehat, kita dapat membantu dan memberikan manfaat untuk orang lain. Ya, kesehatan adalah bagian dari kehidupan kita yang tidak bisa kita abaikan.

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, kayamu sebelum miskinmu, lapangmu sebelum sempitmu, sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu," (HR Bukhari Muslim)

Pikiran Sehat Ada di Fisik yang Sehat

Di sebuah kantor akuntan publik, ada seorang auditor yang bernama Pak Bisiman. Ia adalah orang yang selalu sibuk di kantornya (sesuai dengan namanya dari bahasa jawa yang diartikan ke bahasa Inggris). Pak Bisiman adalah orang selalu mengambil lembur dan berusaha bekerja sebaik-baiknya. Tujuannya agar cepat dipromosikan sehingga gajinya naik. Pak Bisiman berangkat pukul 05.00 pagi dan pulang sampai di rumah pukul 23.00. Bisa dikatakan, Pak Bisiman adalah orang yang workaholic. Ketika akhir tahun, Pak Bisiman biasanya begadang dua hari tanpa tidur untuk menyelesaikan laporan auditnya. Sekitar sepuluh tahun bekerja, akhirnya ia mendapatkan posisi yang baik dengan gaji diatas 20 juta sebulan. Posisi ini adalah posisi yang diidam-idamkan.

Namun akhir-akhir ini, kesehatan Pak Bisiman menurun. Pak Bisiman mudah letih dan mukanya mulai dipenuhi jerawat. Pada akhirnya, Pak Bisiman mulai mengunjungi dokter untuk memeriksa gejala yang dialaminya. Ternyata Pak Bisiman mengalami penyakit liver yang sudah cukup parah. Kebiasaan merokok dan makan makanan instan yang berpengawet juga memperparah kondisi liver Pak Bisiman. Pak Bisiman akhirnya perlu dirawat di rumah sakit dan biaya perawatannya cukup banyak. Untungnya, asuransi kantor bisa menutup biaya perawatannya.Tetapi kondisinya saat ini tidak memungkinkan lagi Pak Bisiman untuk melakukan pekerjaannya. Dokter memerintahkan agar Pak Bisiman membatasi jam kerjanya. Dengan kondisi seperti ini, posisi Pak Bisiman akhirnya diambil oleh orang lain.

Pak Bisiman mulai sadar akan arti pentingnya kesehatan disbanding dengan uang yang ia dapatkan. Ia berpikir, buat apa uang banyak tapi sakit-sakitan. Untungnya tidak cuci darah, atau apalah yang membuat pengeluaran rutin bulanannya meningkat. Akhir-akhir ini, Pak Bisiman mulai memperhatikan kesehatannya dan mulai mendekatkan diri kepada Allah karena ia tahu peluang hidupnya sudah tidak sekuat pada saat sehat.

Pak Bisiman mungkin sebuah potret yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bekerja dengan giat memang bagus. Namun jika dilakukan secara berlebihan menjadi tidak bagus. Pola kerja yang tidak sehat bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Pekerjaan yang menumpuk bisa menyebabkan stress berkepanjangan. Kalau sudah begitu, akan berpengaruh pada pola makan, pola tidur bahkan pola ibadah. Tidak hanya itu, pikiran kita akan menjadi buruk sehingga timbul sifat mudah marah, sakit hati dan dengki.

"Mens sana in corpore sano" dalam pikiran yang sehat ada di dalam tubuh yang sehat.

Pernahkah terpikirkan oleh kita, ginjal yang tidak mampu lagi menyaring racun dengan baik, paru-paru kesulitan memompa udara, jantung sangat berat terasa dalam memompa darah, makanan yang harus ditakar kadar gula, garam dan gizi lainnya. Lalu apakah uang yang kita miliki sampai bermiliar-miliar berguna apabila kesehatan diri kita sangat buruk? Bisakah kita berpikir dengan arif apabila tubuh kita sakit?

Tindakan Konkrit

Mulai hari ini saya akan:
1. Makan dan minum hanya yang bergizi dan menghindari junk food
2. Berolah raga tiga kali seminggu
3. Hanya memikirkan, berkata-kata dan bertindak yang baik dan positif.

(bersambung).