Mengelola Keuangan Pengantin Baru

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Ibu Sri yang saya hormati,

Saya baru menikah tiga bulan yang lalu dan selama masa taaruf terus terang saya dan suami tak pernah membahas rencana pengelolaan keuangan kami bila sudah menikah. Oleh karena itu sekarang saya sedikit mengalami kesulitan karena ternyata kebiasaan kami dalam mengelola keuangan sangat berbeda. Kami berdua sama-sama bekerja sehingga masing-masing memiliki rekening tabungan untuk menyimpan gaji.

Setiap bulan suami menghendaki kami berpatungan masing-masing Rp 1 juta untuk membiayai kebutuhan rumah tangga kami. Kemudian sisa dari penghasilan kami gunakan untuk pengeluaran pribadi dan tabungan masa depan. Kelihatannya adil karena kami punya andil yang sama dalam keuangan rumah tangga. Tetapi justru hal ini memberatkan saya karena gaji saya tidak sebesar gaji suami dan bila dipotong Rp 1 juta akan berkurang dalam jumlah besar. Sehingga saya kesulitan memenuhi keperluan pribadi saya.

Oleh karena itu mohon petunjuk pada Ibu apa yang harus saya lakukan karena saya kurang mempunyai keberanian untuk mengutarakan keberatan pada suami. Kemudian bagaimana cara mengelola keuangan yang ideal untuk pasangan suami istri yang baru menikah seperti kami? Sebelumnya saya ucapkan jazakillah atas kesediaan Ibu memberikan jawaban atas pertanyaan saya.

Wassalam.

Walaikumussalam Wr.Wb.

Saya ucapkan selamat atas pernikahan Anda. Semoga keluarga yang Anda bangun akan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan senantiasa dalam naungan keberkahan dan ridha Allah SWT. Amin.

Pernikahan adalah penyatuan dua pribadi yang berbeda karena Anda dan suami dibesarkan dalam latar belakang yang berbeda dari masing-masing orang tua. Sehingga dalam proses penyatuan sering timbul masalah. Apalagi jika masing-masing mempunyai penghasilan sendiri jika tidak dibicarakan aturan mainnya akan menimbulkan gesekan dalam rumah tangga. Oleh karena itu senjata yang ampuh untuk mengatasi hal ini adalah perlunya komunikasi dan keterbukaan dalam rumah tangga, termasuk komunikasi masalah keuangan. Lalu apakah perlu masalah keuangan ini dibahas dalam proses taaruf sebelum menikah? Ada kekhawatiran bagi segenap pasangan yang akan menikah bila membahas masalah keuangan akan dicap ”matre” oleh calon pasangannya, makanya cenderung tabu untuk membicarakan masalah keuangan. Memang pernikahan bukanlah transaksi bisnis tetapi masalah keuangan perlu dibicarakan. Justru yang paling tepat adalah pada saat proses taaruf untuk menggali bagaimana pandangan pasangan tentang pengelolaan keuangan, darimana sumber penghasilan dan bagaimana visi ke depan. Bila dibicarakan jauh-jauh hari sebelum pernikahan maka sudah terjadi kesepakatan sehingga ketika memasuki gerbang rumah tangga sudah punya konsep yang matang untuk diaplikasikan. Bukankah salah satu faktor penting yang membentuk nuansa keharmonisan dalam rumah tangga adalah manajemen keuangan yang benar dan tepat?

Lalu kembali pada masalah Anda apa yang harus dilakukan? Untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing maka duduklah bersama dengan pasangan Anda untuk membicarakan permasalahan ini secara baik-baik. Hindari rasa sungkan, takut ataupun tidak enak karena mengacuhkan masalah atau menundanya akan menjadi beban perasaan dan suatu saat bisa menjadi bom waktu yang bisa meledakkan kemarahan. Kemukakan keberatan Anda dengan menyampaikan catatan kebutuhan pribadi Anda. Kemudian barulah mencari kesepakatan bersama bagaimana mencari pola pengelolaan keuangan yang tepat bagi keluarga Anda.

Sebetulnya tidak ada pedoman yang baku dalam mengelola penghasilan ganda, semuanya berdasarkan kesepakatan bersama. Memang sebagian besar dari kita berpendapat bahwa perempuan tidak memiliki kewajiban untuk mencari nafkah. Maka jika punya penghasilan juga terserah akan digunakan untuk apa. Tetapi bila mampu menyumbang keuangan keluarga maka merupakan sedekah yang terbaik buat suami dan bernilai pahala tersendiri. Toh seorang istri bekerja di luar juga atas keridhoan suaminya.

Ada 3 alternatif mengelola penghasilan ganda, yaitu pertama, sistem satu keranjang. Artinya semua pengeluaran rumah tangga ditanggung suami, sedangkan penghasilan istri untuk mencukupi kebutuhan pribadinya. Kedua, sistem dua keranjang. Dalam sistem ini beban pengeluaran rumah tangga dibagi menjadi dua, sebagian menjadi tanggung jawab suami dan sebagian istri. Misalnya urusan dapur menjadi urusan istri, sedangkan uang sekolah anak,cicilan rumah, listrik, dll menjadi tanggung jawab suami. Ketiga, sistem patungan. Suami dan istri berpatungan untuk menyumbangkan penghasilan dan besarnya porsi bisa disesuaikan dengan gaji atau dibagi rata. Kemudian sistem mana yang terbaik? Tentunya adalah yang disepakati bersama.

Oleh karena itu Anda tetap bisa meneruskan konsep berpatungan yang sudah dilakukan. Tetapi hendaknya dapat disesuaikan secara proporsional sesuai dengan penghasilan masing-masing. Tetapkan jumlah patungan bukan berdasarkan jumlah uang tetapi berdasarkan prosentase penghasilan misal 50 : 50, 60 : 40, atau 70 : 30. Mudah-mudahan bisa menjadi lebih adil.

Kemudian supaya lebih efektif biasakan membuat anggaran setiap bulan. Berapa alokasi pengeluaran untuk biaya hidup , cicilan utang, dan setoran tabungan bersama karena lebih baik rekening tabungan rumah tangga tidak dikelola masing-masing tetapi disatukan yang disesuaikan dengan tujuan keuangan keluarga. Misalnya tabungan pendidikan anak, tabungan haji,tabungan pensiun, dll. Anggaran ini penting untuk membuat patokan dalam menggunakan uang agar disesuaikan dengan jumlah yang direncanakan. Anggaran membuat keuangan keluarga menjadi lebih terencana dan melatih kedisiplinan. Tentunya anggaran akan efektif jika ditepati.

Jika masing-masing sudah punya rekening, maka tinggal ditunjuk siapa yang bertanggung jawab memegang uang patungan. Jika Anda sebagai penanggung jawab maka tiap bulan suami mentransfer sebesar yang menjadi kewajiban. Kemudian Anda tinggal mengelola sesuai dengan anggaran yang ditetapkan. Kemudian untuk rekening tabungan usahakan membuat rekening yang terpisah dan khusus diperuntukkan untuk tabungan.

Demikian, semoga mampu menjawab permasalahan Anda.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

*) Penulis adalah konsultan perencana keuangan syariah, Managing Director Kurnia Consulting, penulis buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang.