Jangan Bicara Luka Padaku

Robin Hood: Prince of The Thieves termasuk film agak lama. Tahun berapa ya? Yang jelas saat Bryan Adams merilis album the best-nya bertajuk So Far So Good tahun 93, soundtrack film ini, Everything I Do (I Do It For You) sudah ada di dalamnya (Hmm, info-info lama yang masih tersimpan ini ternyata bisa mendatangkan inspirasi juga).

Tapi jangan salah, kita bukan sedang membahas resensi film atau album. Ada satu dialog dalam film tersebut yang cukup membekas dan membuatku bahagia menjadi seorang perempuan. Kalau tidak salah, dialog terjadi ketika Robin Hood dan beberapa temannya hendak menyerbu markas musuh dan mereka membahas strategi penyerangan. Isteri salah seorang teman Robin memaksa untuk ikut menyerang, tapi suaminya melarang. Suaminya bilang, "Jangan, nanti kamu terluka." Tahu apa jawabnya? Dia bilang, "Aku sudah melahirkan 8 bayi, jangan bicara tentang luka padaku." Haaaaaaa…. keren sekali! Kalau baru melahirkan satu bayi sudah bisa berkata seperti itu tidak ya? Setidaknya ketika sudah merasakan sendiri perjuangan melahirkan bayi, aku berani berkata, bahwa perempuan itu perkasa.

Butuh keperkasaan yang sangat ketika mengandung, melahirkan dan merawat bayi. Dari mulai morning sick, bahkan all day sick, beban yang berat selama 9 bulan, belum perubahan emosi, beberapa ibu bahkan harus berjuang sebagai single parent.

Terbayang kah bagaimana Asma binti Abu Bakar yang sedang hamil tua mengantar makanan ke gua di atas bukit saat Rosul SAW hijrah? Luar biasa… Proses melahirkan lebih heboh, super sakit dan mules tidak hanya sejam dua jam, berjam-jam bahkan berhari-hari. Setelah bayi keluar masih harus sabar menunggu dokter menyelesaikan hasil "sulamannya." Berapa jahitan? Hmmm, saat ini aku sudah pernah bertemu dengan yang mendapat 16 jahitan. Kupikir banyak sekali, ternyata waktu kontrol anakku ada seorang ibu yang bercerita kalau dia mendapat 20 jahitan.

What a brave woman! Pasca melahirkan mengurus bayi, begadang deh. Jadi terbayang betapa perkasanya Bunda Hajar yang memutari ka’bah 7 kali dan bolak-balik shofa-marwa 7 kali juga demi mencari setetes air untuk Ismail sang buah hati, sungguh perkasa bukan? Tapi subhanallah, dengan segala "penderitaan" itu, aku belum pernah menemukan seorang ibu pun yang kapok untuk hamil, melahirkan dan membesarkan anak berikutnya. Bahkan segala "derita" itu dinanti dan dijalani dengan bahagia. Butuh individu yang perkasa untuk itu semua.

Mungkin tulisan ini sangat tidak cukup untuk menggambarkan keperkasaan perempuan sejak zaman dulu hingga sekarang. Hanya sebutir kisah di padang hikmah. Tapi ketahuilah bahwa setiap ibu di dunia ini sungguh-sungguh perkasa, dan aku bangga menjadi salah satunya. So, jangan bicara tentang luka kepadaku, aku telah melahirkan seorang bayi:)

Jakarta, 14 Agustus 2007 Salam takzim penuh sayang dan hormat untuk Ibunda