"Tar bi yah" dan Fenomena Kejenuhan

Jenuh, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Apalagi para pasangan yang usia pernikahannya berlangsung lama mungkin akan dilanda perasaan jenuh. Suatu saat, mungkin seorang istri heran melihat sikap suami yang dirasakan berbeda dan banyak berubah. Untuk sekedar bertanya kabar atau berkata sayang, tak pernah lagi suami lakukan. Sang istri pun bingung dan mulai berpikir, ”Mungkinkah suamiku bosan denganku?,”

Biasanya saat seseorang mengalami kejenuhan, perubahan sikap akan mengiringi, baik hanya sekedar ekspresi wajah ataupun terwujud dalam sikap kita. Seringkali kejenuhan membuat kita menjadi malas dan ogah-ogahan mengerjakan sesuatu. Rasa jenuh biasanya dialami orang-orang yang memiliki rutinitas tetap. Para pekerja, pengangguran, maupun orang rumahan seperti ibu rumah tangga, semua bisa dilanda kejenuhan.

Tugas para ibu rumah tangga yang bergerak di sektor domestik sangat berpotensi mengalami kejenuhan. Apalagi rutinitas kerja istri yang seabreg untuk membereskan pekerjaan rumah tangga dari Subuh hingga Maghrib mulai dari menyiapkan sarapan suami dan anak-anak, bersih-bersih rumah dan sebagainya. Jika jenuh sudah melanda para istri, maka pekerjaan melayani suami yang berpeluang pahala terkadang dibiarkan berlalu. Alasannya sederhana, cape dan jenuh.

Seorang teman berkata, saat pernikahan masih baru maka yang nampak adalah keindahan masing-masing pasangan, tapi setelah pernikahan berlangsung lama dan punya anak, maka akan terlihat sifat masing-masing pasangan baik sifat buruk maupun sifat baik. ”Maka yang diperlukan saat kondisi seperti itu adalah sikap saling memahami dan melengkapi. Mendukung kelebihannya dan saling menutupi kekurangannya,” ujarnya saat berbagi pengalaman.

Fenomena Kejenuhan Itu

Suatu ketika ada obrolan kecil dalam lingkungan rumah tangga, entah karena apa atau mungkin sang istri lelah seharian kerja sehingga semua ajakan sang suami selalu ditolak dengan kalimat halus. Bagi yang sudah menikah kisah-kisah mozaik berikut ini mungkin pernah anda alami;

Minta tolong dibuatkan teh hangat, sang istri bilang, ”Tar bi yah*,”

Minta tolong dipijitin, sang istri bilang, ”Tar bi yah,

Minta tolong disetrikan baju, sang istri bilang, ”Tar bi yah,”.

Dan sederetan ”tar bi yah – tar bi yah” lainnya merupakan gejala awal kejenuhan dalam berumah tangga.

Jika anda pernah atau sedang mengalami hal itu, berhati-hatilah, bisa dipastikan pasangan anda sedang mengalami kejenuhan. Bisa jadi pasangan anda jenuh dengan kehidupan perkawinan yang begitu-begitu saja? Rutinitas seolah tak ada habisnya mendominasi kegiatan Anda? Pertengkaran mengenai hal yang sama terus berulang, namun Anda dan pasangan sama-sama tidak bergairah untuk mencari jalan keluarnya? Wah, gawat. Kalau Anda tidak segera melakukan langkah untuk memperbaiki hubungan seperti ini, Anda akan merasa bosan sampai seumur hidup Anda.

Bisa jadi jika kalimat ”Tar bi yah” dibiarkan tumbuh subur dalam lingkungan keluarga sangat berpotensi merusak hubungan keharmonisan rumah tangga. Bahkan ditengarai sebagai pemicu perceraian. Karena itu, potensi penyebab kejenuhan dalam rumah tangga segera diakhiri, ”Sebelum semuanya terlambat,” ungkap teman dalam obrolan ringan menjelang Maghrib.

Maka tugas para suami harus menghidupkan radar hati, jangan sampai suami melampiaskan kemarahan pada istri hanya karena sang istri tidak memenuhi keinginannya. Sang suami seharusnya ikut merasakan perasaan sang istri. Jangan karena suami (merasa) menjadi sumber penghasilan keluarga lantas mentang-mentang minta di layani bak raja yang harus dipenuhi segala titahnya. Ingat, sebenarnya tugas istri di sektor domestik juga tak kalah berat bahkan menguras energi.

***

Jenuh itu mahal harganya looh. Tak percaya? Lihat saja, orang rela melakukan apa saja untuk melepas jenuh. Rela melakukan perjalanan jauh untuk sekedar melepas jenuh rutinitas kerja atau beban pikiran, dengan melihat pemandangan indah pegunungan atau melihat laut. Maka tak heran menyaksikan orang rela bermacet ria menuju wisata alam di akhir pekan.

Dan akhirnya jika kejenuhan menimpa pasangan, semua kembali tergantung pada kita. Cari sebabnya. Namun jika tetap terjadi, tetaplah berpikir jernih, agar kita bisa mencari solusinya. Ingatlah sebuah hadist Rasulullah SAW, insyaAllah ini bisa menjadi inspirasi jitu, mengatasi jenuh suami, yaitu menjadi istri yang selalu menyenangkan jika dilihat juga taat kepadanya.

Lalu bagaimana mengatasi jenuh istri (agar sang istri tak mengatakan ”tar bi yah”). Mungkin informasi dari Rasulullah SAW ini bisa menginspirasi para suami, “Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik (perlakuannya) terhadap istri-istrinya dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap istri-istriku.”

Rasululllah SAW bersabda: ”Tidak ada yang memuliakan wanita dengan sejati kecuali laki-laki yang pemurah (dermawan) dan tak seorangpun yang menghina mereka (wanita) kecuali laki-laki yang kasar.”

Meskipun para suami mempunyai beban kerja yang banyak, luangkanlah waktu untuk beramah tamah dan bercengkerama dengan istri Anda. Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dimana beliau juga beramah tamah dan menghabiskan waktu bersama para istri beliau, meskipun pada saat itu beliau juga penuh dengan pekerjaan serta beban tanggung jawab yang sangat besar.

***

Catatan:
*) pengucapan lengkapnya, ”Entar abi yaah,” mungkin karena akumulasi kejenuhan pengucapannya menjadi ”Tar bi yah”. Karena kalimat ini menggunakan intonasi dan penulisannya ada spasinya sehingga tak ada kaitannya dengan istilah Tarbiyah (pendidikan).