Periode Kehidupan Kedua (4)

5. MIZAN & HISAB (TIMBANGAN DAN PERHITUNGAN YANG SANGAT SEMPURNA)

Setelah semua manusia dikumpulkan dalam satu tempat raksasa bernama Mahsyar, dalam kondisi yang berbeda, tergantung keyakinan dan amal mereka ketika melewati fase kehidupan di dunia, datanglah saat perhitungan dan timbangan atas amal yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Sebuah timbangan yang Maha Adil ditegakkan. Perhitungan yang amat detil, teliti, rinci dan sempurna akan dilakukan seperti yang Allah jelaskan :

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ (47)

“Kami akan memasang timbangan yang adil padahari Kiamat itu, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Kendatipun (amalan itu) hanya seberat biji sawi, Kami pasti mendatangkan (balasan) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” )Q.S. Al-Anbiya’ (21) : 47)

Kondisi seperti itu telah mendorong seorang bijak bernama Luqman memberikan pencerahan kepada anaknya sejak dini bahwa semua amalan di dunia, baik atau buruk, kendati hanya sebesar biji sawi, dan bahkan sebesar inti atom sekalipiun, pasti dimunculkan dan dihitung Allah ketika manusia dikumpulkan di Mahsyar. Dengan kata lain, Luqman ingin anaknya memahami dan menyadari betul bahwa tidak ada perbuatan dan prilaku manusia di dunia ini terlepas dari catatan Allah di manapun ia lakukan, di bumi ataupun di langit. Amal itu pasti akan dimunculkan di kemudian hari, yakni di hari timbangan dan perhitungan yang Maha Adil. Luqmanpun berkata kepada anaknya yang masih belia :

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16)
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Luqman (31) : 16)

Begitulah ketelitian dan betapa ketatnya Tuhan Pencipta terhadap amal perbuatan manusia. Tidak sedikitpun yang terlupakan dan tidak akan ada yang tertukar. Ini juga menunjukkan Maha Adilnya Allah Tuhan Pencipta jagad raya. Dalam surat Az-Zalzalah, Allah menjelaskannya :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
“Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (inti atom) pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(7) Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah (inti atom) pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(8) “
(Q.S. Az-Zalzalah (99) : 7 – 8)

Pada waktu itu penyesalan sudah tidak berguna. Apalagi sogokan, katabelece, rekomendasi, bantuan, dukungan dan backing-backingan, sudah tidak berlaku lagi. Pada hari itu, mulut yang selama di dunia suka berdalih dan berdusta, tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk berkata dalam memberikan kesaksian, bahkan dikunci mati. Yang bersaksi dan berbicara adalah kaki dan tangan dan kulit yang selama di dunia melakukan dan merasakan berbagai perbuatan itu sendiri. Allah menjelaskan dalam firman-Nya:

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (65)
“Pada hari ini (Kiamat) Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan(65) (Q.S. Yasin (36) : 65)

6. JAZA’ (BALASAN YANG MAHA ADIL)

Setelah manusia melewati fase perhitungan yang teliti dan timbangan yang Maha Adil, mereka akan mendengarkan keputusan balasan atas keyakinan dan semua perbuatan, tingkah laku, pembicaraan dan sikap yang mereka perlihatkan semasa mereka mejalani kehidupan sementara di dunia. Pada hari itu diputuskan balasan apa yang akan mereka dapatkan dari apa yang mereka kerjakan semasa di dunia. Mereka sedikitpun tidak akan dikurangi atau ditambahkan, persis seperti yang mereka kerjakan , serta mereka tidak akan dizalimi sedikitpun. Allah menjelaskannya :

فَالْيَوْمَ لا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (54)
“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.(54)”. (Q.S. Yasin (36) : 54)

Begitulah ketelitian dan ketatnya Tuhan Pencipta terhadap amal perbuatan manusia. Tidak ada sedikitpun yang terlupakan dan tidak akan ada yang tertukar sedikitpun. Semua ditimbang, kemudian ditentukan balasannya sesuai jenis, kulaitas dan kuantitas amal tersebut. Dasar perhitungannya :

1. Keadilan mutlak yang tidak akan ada kezaliman sedikitpun.
2. Tidak aka ada kesalahan yang dibebankan kepada yang bukan pelakunya, apalagi kesalahan (dosa) keturunan, tidak akan berlaku.
3. Diperlihatkannya semua amal yang dilakukan manusia ketika hidup di dunia, besar maupun kecil.
4. Kebaikan dilipatgandakan, sedangkan kejahatan hanya dibalas dengan setimpal.
5. Dimunculkannya saksi untuk mereka yang ingkar (kafir) terhadap Allah dan juga orang-orang munafik.

Sungguh Maha Adilnya Allah Tuhan Pemcipta jagad raya. Dalam surat Az-Zalzalah, Allah menjelaskannya :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
“Maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (inti atom) pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.(7) Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah (inti atom) pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(8) “
(Q.S. Az-Zalzalah (99) ; 7 – 8)

Salah satu yang sangat menarik dari keputusan Allah tentang balasan amal perbuatan manusia ketika itu ialah bahwa setiap perbuatan baik akan dibalas dengan berlipat ganda, sedangkan perbuatan buruk hanya dibalas setimpal dengan keburukan dan kejahatannya. Sugguh Maha Adil, Maha Bijaksana serta Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah Tuhan Pencipta terhadap manusia. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلا مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ (160) (الأنعام)
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). Q.S. Al-An’am / 6 : 160)

Pada hari itu, manusia akan terlihat dua golongan saja. Pertama, golongan yang mukanya putih berseri-seri karena tidak bisa menahan kegembiraan dan kebahagiaannya mendengar kuputusan balasan amal kebaikan mereka yang berlipat ganda. Kedua, golongan yang mukanya hitam pekat karena ketakutan terhadap azab dan sisksaan yang akan mereka hadapi. Allah menjelaskannya :

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (106) وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (107) (سورة آل عمران)
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".(106) Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (Syurga); mereka kekal di dalamnya.(107)” (Q.S. Ali Imran (3) : 106 -107)

Pada hari itu manusia akan terlihat dua golongan saja. Pertama, golongan yang merasakan kebahagiaan yang luar biasa sehingga muka mereka berseri-seri karena sebentar lagi akan memperoleh janji kebaikan dan limpahan karunia dari Tuhan Pencipta yang mereka yakini ketika hidup di dunia, khususnya melihat wajah Tuhan Mereka. Kedua, Golongan yang kecewa, bersedih, putus asa sehingga muka mereka pucat pasi karena mereka sudah yakin bahwa sebentar lagi juga akan memperoleh hasil pembangkangan terhadap Tuhan Pencipta ketika mereka hidup di dunia. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23) وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ بَاسِرَةٌ (24) تَظُنُّ أَنْ يُفْعَلَ بِهَا فَاقِرَةٌ (25)
“Wajah-wajah (orang-orang Mu’min) pada hari itu berseri-seri.(22) Kepada Tuhan Pencipta (mereka) melihat (23) Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram,(24) mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.(25)” (Q.S. Al-Qiyamah (75) : 22 – 25)

Pada hari itu ada isyarat yang jelas dan kuat menunjukkan seseorang itu akan memperoleh kebahagiaan atau kesengsaraan, kenikmatan atau azab, kasih sayang Allah atau murka-Nya, dan Syurga atau Neraka yang akan menjadi tempatnya. Isyarat tersebut ialah berupa arah pemeberian buku catatan amalnya semasa di dunia. Jika diberikan buku catatan amalnya dari sebelah kanan, itu pertanda kuat dan pasti ia akan memperoleh semua bentuk kenikmatan Akhirat yang Allah janjikan yang terdapat di dalam Syurga. Artinya ia pasti akan masuk Syurga. Namun, jika buku catatan amalanya diberikan dari arah sebelah kirinya, itu pertanda kuat dan pasti bahwa kehidupannya akan sengsara dan Neraka yang menyala-nyala sudah menunggu kedatangannya. Terkait masalah ini, Allah menjelaskanya :

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) ياليتها كانت القاضية (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) (سورة الحاقة)
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (19) Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.(20) Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhlai,(21) dalam Syurga yang tinggi.(22) Buah-buahannya rendah,(23) kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".(24) Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),(25) Dan aku tidak mengetahui apa gerangan hisab terhadap diriku,(26) Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.(27) Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku (28) Kekuasaanku telah mencelakakanku" (29) (Q.S. Al-Haqqah (69) : 19 – 29)