Periode Kembali kepada Allah (5)

Nikmat Spektakuler Syurga

Orang-orang bertaqwa merasakan semua kenikmatan yang dijanjikan Allah pada mereka di dalam Syurga. Nikmat yang mereka peroleh sungguh tidak terhitung jumlahnya, selama-lamanya dan tidak ada henti-hentinya. Di antara nikmat yang sangat spektakuler ialah :

1. Melihat Allah. Kendatipun semua nikmat yang Allah sediakan di Syurga sangatlah istimewa dan spesifik, di mana belum pernah ada tandingannya di dunia. Namun demikian, melihat Allah adalah nikmat yang terbesar dan spektakuler yang diberikan-Nya kepada para kekasih-Nya yang mendiami Syurga, sebagai bonus untuk mereka. Siapa yang tidak terharu dan histeris jika melihat Tuhan Penciptanya? Tuhan yang memberi kehidupan di dunia dengan berbagai nikmat dan fasilitas kehidupan yang serba lengkap dan gratis?

Nikmat dan fasillitas tersebut bukan hanya mereka peroleh semasa hidup di dunia, melainkan sepanjang perjalanan wisata yang mereka lewati beribu-ribu tahun dan bahkan berjuta-juta tahun lamanya. Kemudian nikmat dan fasilitas tersebut dilipatgandakan kualitas dan kuantitasnya untuk mereka yang menjadi penghuni Syurga-Nya. Coba bayangkan, betapa kagum dan ta’zim (hormat)-nya mereka kepada Tuhan Pencipta yang sungguh Maha Pemurah dan Penyayang itu. Dalam kondisi seperti itu tiba-tiba Tuhan Pencipta, Allah Subhanahu Wata’ala, Raja dunia dan Akhirat memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat-Nya. Allah menjelaskan hal tersebut dalam firman-Nya :

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (26)

Bagi orang-orang yang berbuat baik (profesional dalam segala hal), ada pahala yang terbaik (Syurga) dan tambahannya (melihat Allah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Syurga, mereka kekal di dalamnya (Q.S. Yunus (10) : 26)

Para ulama menjelaskan kata “زيادة “ (tambahan) pada ayat di atas adalah melihat wajah Allah. Informasinya bersumebr dari Abu Bakar Ash- Shiddiq, Khuzaimah ibnu al-Yaman, Abdullah Bin Abbas, Said ibnu al-Musayyab, segolongan tabi’in dan sejumlah ulama salaf (generasi pertama) dan khalaf (generasi berikutnya).

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwa dia bertanya kepada Rasulullah saw. ihwal firman Allah Ta’ala, “Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah kebaikan dan “tambahan”. Maka beliau bersabda :

" الحسنى الجنة و الزيادة النظر الى وجه الله عز وجل "

“Yang dimaksud kebaikan adalah Syurga dan yang dimaksud ‘tambahan’ ialah memandang wajah Allah ‘Azza wa Jalla”.

2. Tidak pernah merasa lelah dan lesu. Ketika hidup di dunia, dalam dalam sehari semalam, mereka memerlukan tidur dan istirahat minimal empat sampai delapan jam dalam sehari semalam, karena mudah lelah dan lesu. Sebab itu, berbagai macama obat, vitamin dan nutrisi mereka santap. Namun, di Syurga, lelah, lesu, letih, kurang semangat dan loyo itu sudah tidak ada. Mereka selama-lamanya fit dan enerjik. Hal ini mereka akui sendiru seperti yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :

الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (35)

Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (Syurga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (Q.S. Fathir (35) : 35)

3. Nikmat raksasa dan spektakuler lain yang belum pernah mata mereka melihatnya, tidak juga telinga mereka pernah mendengar sebelumnya, dan bahkan belum pernah terlintas dalam benak mereka ialah tersedianya berbagai macam sungai, seperti sungai susu murni, sungai madu yang sudah disaring, sungai air mineral dan sungai khamar. Semua sungai tersebut membentang sepanjang Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa bahagianya ketika mata mereka menatap sungai-sungai yang beraneka ragam itu.

Semua airnya kelas super dan multi guna; diminum oke, dijadikan air mandi sangat cocok dan juga pas untuk segala keperluan mereka di Syurga. Di samping itu terdapat pula buah-buahan yang amat melimpah ruah, tak terhitung jumlah dan jenisnya. Semuanya boleh dimakan semaunya dan tidak ada lagi larangan dari Tuhan Pencipta, sebagai bukti mereka telah dapat ampunan dan ridha-Nya, sebagai imbalan dari amal shaleh yang mereka lakuakan semasa hidup di dunia. Allah menjelaskan begitu indah dalam firman-Nya :

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ (15)

“Contoh Syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang Bertaqwa itu (adalah) yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka,(apakah) sama dengan orang yang kekal dalam Neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Q.S. Muhammad (47) : 15)

4. Sibuk bersenang-senang sepanjang masa. Di dunia orang-orang Mu’min sibuk dengan berbagai aktivitas kebaikan dengan memberikan apa yang Allah amanahkan kepada mereka berupa ilmu, harta dan kedudukan. Tak jarang pula berbagai aktivitas tersebut sangat meletihkan pikiran karena dihina dan dicaci maki oleh manusia-manusai yang belum memahami jalan keimanan. Bahkan tak jarang pula keimanan mereka mengakibatkan mereka harus selalu siap mengahadapi berbagai resiko tinggi, seperti mengahadapi ancaman, teror, penjara, dibunuh, diroket dan sebagainya.

Namun di dalam Syurga suasana kehidupan yang mereka jalani sangatlah berbeda. Setiap saat mereka sibuk menikmati kenikmatan dan fasilitas yang serba super canggih dan super nikmat bersama istri-istri mereka di bawah naungan yang teduh di atas dipan-dipan indah sambil bertelekan dan menikmati buah-buahan serta apa saja yang mereka inginkan. Sedang asyik-asyiknya menikmati berbagai kesenangan itu, tiba-tiba mereka menerima ucapan “Salam” (keselamatan) dari Tuhan Pencipta yang Maha Penyayang. Semua itu mereka raih sebagai penghormatan Tuhan Pencipta pada mereka atas segala amal dan perjuangan yang mereka lakukan semasa mereka hidup di dunia. Allah menjelaskannya :

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55) هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلالٍ عَلَى الأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ (56) لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ (57) سَلامٌ قَوْلا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ (58)
Sesungguhnya penghuni Syurga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).(55) Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.(56) Di Syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.(57) (Kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Pencipta Yang Maha Penyayang.(58)
(Q.S. Yasin (36) : 55 – 58)

5. Perbedaan yang sangat kontras dalam segala hal antara penghuni Syurga dengan penguni Neraka. Para penghuni Syurga sibuk menikmati berbagai kesenangan dan fasilitas yang serba lengkap dan berkualitas super, sementara para penghuni Neraka merintih, mengerang dan berteriak kesakitan. Perbedaan tersebut disebabkan karena penghuni Syurga itu adalah orang-orang yang meraih kesuksesan tanpa batas, sedangkan penghuni Neraka adalah orang-orang yang gagal besar. Sebagaimana di dunia mereka tidak sama, di Akhiratpun mereka juga amat berbeda. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (20)
Tiada sama penghuni-penghuni Neraka dengan penghuni-penghuni Syurga; penghuni-penghuni Syurga itulah orang-orang yang beruntung.(Q.S. Al-hasyr (57) : 20)

Sesungguhnya perbedaan yang amat kontras disebabkan keistimewaan yang maha dahsyat yang diperoleh para penghuni Syurga itu. Hal tersebut disebabkan karena mereka adalah orang-orang yang sukses bertransaksi bisnis dengan Tuhan Pencipta semasa mereka hidup di dunia. Semasa hidup di dunia mereka sibuk berbisnis dengan Tuhan Pencipta untuk kepentingan keselamatan umat manusia, sementara para penghuni Neraka sibuk berbisnis dengan setan, hawa nafsu, manusia-mansia yang zalim dan pembangkang pada Tuhan Pencipat untuk mengejar kepentingan pribadi dan kehidupan duniawi yang sangat pendek, kenikmatan yang sementara dengan segala cara, tanpa melihat boleh atau tidak, serta tak jarang pula mengakibatkan berbagai kerusakan di atas bumi.