Jembatan Kota Intan, Sepenggal Kisah…

Eramuslim.com – Di kawasan Kota Toea Jakarta atau Oud Batavia, terdapat satu jembatan kuno yang (dulunya) bisa ditarik ke atas secara hidrolik, yang membentang di atas Kali Krukut atau Kali Besar di utara Toko Merah.

Strukturnya yang masih kokoh hingga kini, melampaui bilangan abad, menandakan jika jembatan tersebut dulunya merupakan salah satu jembatan terbaik pada zamannya dan menjadi urat nadi dari sistem transportasi era kolonial. Sekarang, jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Kota Intan.

Di zaman kolonial, sungai mempunyai peran penting dalam sistem transportasi massal. Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi pelabuhan tersibuk di Nusantara. Kapal-kapal dari berbagai negeri berlabuh di sana untuk bongkar-muat. Biasanya, kapal-kapal besar menyewa kapal-kapal yang lebih kecil atau tongkang-tongkang dan mengirimnya lewat sungai ke pasar Asemka di Jalan Pintu Kecil. Pasar itu sudah ada sejak zaman dulu. Kapal-kapal yang lebih kecil itu berlayar menyusuri Kali Krukut atau Kali Besar menuju Asemka melewati jembatan yang bisa diangkat tersebut.

Setelah membeli barang-barang yang diperlukan, maka kapal-kapal tersebut kembali ke Pelabuhan Sunda Kelapa melewati jembatan tersebut yang kembali diangkat secara hidrolik. Setelah kapal kecil tersebut membongkar muatannya, dipindahkan atau dimuat ke kapal induk yang lebih besar, maka kapal besar yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa tersebut kembali berlayar ke negeri asalnya.

Namun seiring perjalanan waktu, dengan dibangunnya rel kereta di utara jembatan itu, dan juga dibangun banyak jembatan yang menggunakan beton, maka Jembatan Kota Intan tidak bisa lagi difungsikan dengan baik dan akhirnya sistem hidroliknya pun berkarat dimakan usia dan tidak lagi bisa difungsikan.

Sejarah Jembatan Kota Intan

Jembatan Kota Intan dibangun pada masa VOC berkuasa pada 1628. Nama jembatan ini pun sempat berganti-ganti, sesuai dengan kondisi dan zamannya. Pada awalnya, jembatan ini dinamakan Engelse Brug atau Jembatan Inggris, karena pada saat jembatan itu dibangun terdapat kubu pasukan Inggris di sebelah Timur jembatan tersebut. Pada tahun 1628-1629 jembatan ini pernah rusak karena penyerangan pasukan Banten dan Mataram.