Berpuasa Setiap Hari Ketika Adanya Ancaman, Mudharat dan Kemiskinan, Boleh?

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudara Hendi di Balikpapan yang dimuliakan Allah Subhaana Wa Ta’ala.

Ibadah puasa adalah salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah Subhaana Wa Ta’ala, karena di dalamnya terdapat banyak sekali pelajaran yang bisa diambil daripadanya, disebutkan juga di salah satu hadis qudsi :

عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR Bukhari)

Adapun, jikalau membahas ibadah, pastinya didalamnya terdapat had-had atau aturan-aturan dan batasan tertentu, begitu juga dengan puasa ini, seperti yang tercantum dalam hadis nabi :

حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَلَا تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ فَشَدَّدْتُ فَشُدِّدَ عَلَيَّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً قَالَ فَصُمْ صِيَامَ نَبِيِّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَلَا تَزِدْ عَلَيْهِ قُلْتُ وَمَا كَانَ صِيَامُ نَبِيِّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ نِصْفَ الدَّهْرِ فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ يَقُولُ بَعْدَ مَا كَبِرَ يَا لَيْتَنِي قَبِلْتُ رُخْصَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

 

Dalam hadits yang panjang diatas, disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendengar bahwa ada sahabatnya yang berpuasa pada setiap harinya, dan qiyamul di sepanjang malam.

Maka Rasulullah berkata kepadanya untuk tidak melakukan itu, beliau kemudian melanjutkan, “Berpuasalah dan berbukalah! Dirikanlah sholat dan tidurlah! Karena sesungguhnya tubuhmu memiliki hak, dan hartamu memiliki hak, dan pasanganmu memiliki hak.”.

Kemudian Rasulullah menyarankan sahabat ini untuk puasa 3 hari di tiap bulannya, yakni Puasa Ayyamul Bidh. Sahabat ini membalas, “Aku sanggup lebih dari itu.”.

Rasulullah kemudian berkata lagi,

“Puasalah kamu Puasa Nabi Daud ‘Alaihissalam (selang-seling) dan jangan kamu melampaui itu.” (HR Bukhari)

Di hadits atas, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa dalam ibadah puasa Sunnah ini, Puasa Daud lah yang menjadi batasan terakhir, jadi tidak ada lagi nash-nash syar’i lainnya yang menjelaskan tentang puasa yang lebih banyak daripada ini.