Ikhwan: Butuh 60 Tahun untuk Kami Bisa Miliki Markas Pusat Secara Legal

Ikhwanul Muslimin Mesir Sabtu lalu telah membuka markas baru mereka di Kairo setelah 60 tahun dilarang, dalam upacara yang dihadiri oleh para pejabat dari partai Islam Turki.

Wakil pemimpin Felicity Party, atau SP, Hasan Bitmez dan anggota dewan Oğuzhan Asiltürk berada di antara tokoh politik dari Mesir, Yordania, Malaysia, Nigeria, Somalia dan Turki yang menghadiri upacara pembukaan di daerah Moqattam bersama dengan para intelektual, kandidat capres dan tokoh penting Mesir lainnya.

"Selama 60 tahun kami dianggap sebagai kelompok ilegal, kami digerebek dan ditangkap oleh polisi sepanjang waktu, namun sekarang kami memiliki kantor pusat yang legal secara hukum dan bahkan kami bisa menempatkan logo Ikhwanul Muslimin di depan kantor kami," kata salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin, Dr. Ashraf Abdulgaffar, mengatakan kepada Hurriyet Daily News pada hari Minggu kemarin (22/5).

Bitmez mengatakan Ikhwanul Muslimin akan memainkan peranan penting di masa depan Mesir, kantor berita Anatolia melaporkan. Asiltürk mengatakan hal itu sangat bagus bahwa Ikhwanul Muslimin sekarang memiliki kantor pusat di Kairo setelah waktu yang lama tidak memiliki kantor resmi.

Mursyid ‘Aam Ikhwanul Muslimin, Dr. Muhammad Badi, yang memimpin pembukaan kantor pusat Ikhwan, mengatakan tujuan jamaah Ikhwan adalah untuk mewujudkan pemerintahan sipil dengan referensi ke Islam.

Dr. Ashraf Abdulgaffar mengatakan Ikhwanul Muslimin kini memiliki kantor cabang di 26 kota dan berusaha untuk memiliki satu kantor perwakilan di setiap kota yang ada di Mesir.

Didirikan oleh Hassan al-Banna di kota Terusan Suez Ismailia pada tahun 1928, Ikhwanul Muslimin adalah salah satu gerakan pertama dan paling sukses menganjurkan Islam sebagai sebuah gerakan politik dalam konteks modern.

Dalam waktu 20 tahun gerakan ini berkembang menjadi lebih dari 500.000 anggota, dengan beberapa cabang gerakan di negara-negara Arab lainnya.

Pemerintah Mesir melarang Ikhwanul tahun 1954 setelah menuduh Ikhwan mencoba untuk membunuh Presiden Gamal Abdel Nasser.

Jamaah Ikhwan selama ini telah menggunakan apartemen sebagai "pusat komunikasi" mereka sampai mantan pemimpin Mesir Hosni Mubarak berhasilkan digulingkan pada bulan Januari lalu. (fq/hurriyet)