Tragedi Masjid Babri Ayodhya India

Hari ini 6 Desember – 17 tahun yang lalu – menjadi hari yang sangat memilukan bagi kaum muslimin di India.

Masjid Babri kebanggaan mereka di Ayodhya harus hancur. Masjid Babri diruntuhkan oleh sekitar 150.000 orang dari kaum nasionalis Hindu ekstrimis pada tanggal 6 Desember 1992, dalam sebuah peristiwa yang sebelumnya sudah direncanakan, walaupun sebelumnya Mahkamah Agung India sudah melarang perusakan dan penghancuran masjid bersejarah itu.

Kaum ekstrimis Hindu yang didukung oleh partai nasionalis India – Bharatiya Janata Party (BJP), dengan memprovokasi masyarakat hindu India menyatakan bahwa lokasi tempat berdirinya masjid Babri diyakini sebagai sebuah kuil Hindu yang dibangun untuk memperingati lahirnya Rama – yang merupakan inkarnasi dari dewa Wisnu dan penguasa Ayodhya yang kemudian dihancurkan oleh panglima perang Muslim Babur – Mir Baki. Sebuah klaim yang tidak didukung oleh fakta sejarah yang akurat.

Umat Islam India harus menangis, melihat masjid kebanggaan mereka harus hancur dalam sebuah penyerangan kaum ekstrimis Hindu tersebut. Masjid yang telah lama menjadi kebanggaan mereka – hancur dengan menyisahkan kepedihan yang mendalam bagi kaum Muslimin, tidak hanya muslimin India tetapi umat Islam di seluruh dunia.

Masjid Babri, atau Masjid Babur adalah sebuah masjid yang didirikan oleh Kaisar Mughal pertama India, Babur, di Ayodhya pada abad ke-16 Masehi. Sebelum tahun 1940-an, masjid ini dinamakan Masjid-i Janmasthan ("masjid tempat kelahiran"). Masjid ini berdiri di Bukit Ramkot (disebut juga Janmasthan ("tempat kelahiran").

Masjid Babri adalah salah satu masjid terbesar di Uttar Pradesh, sebuah negara bagian India yang memiliki populasi Muslim 31 juta orang. Walau ada beberapa masjid yang lebih tua di kota Ayodhya, sebuah daerah dengan populasi warga Muslim yang signifikan, termasuk Masjid Hazrat Bal yang didirikan oleh raja-raja Shariqi, Masjid Babri dianggap yang terbesar dikarenakan tempat berdirinya yang disengketakan.

Dalam bukletnya, Communal History and Rama’s Ayodhya, Profesor Ram Sharan Sharma menuliskan, "Ayodhya tampaknya muncul sebagai tempat ziarah keagamaan pada masa kuno. Walaupun bab 85 Vishnu Smriti menuliskan daftar sebanyak 52 tempat ziarah, termasuk kota-kota, danau, sungai, gunung, dan sebagainya, Ayodhya tidak termasuk dari daftar ini." Sharma juga menyebutkan bahwa Tulsidas, yang menulis Ramcharitmanas pada tahun 1574 di Ayodhya, tidak menyebutkan tempat itu sebagai tempat ziarah. Setelah peruntuhan Masjid Babri, Profesor Ram Sharan Sharma bersama dengan sejarawan Suraj Bhan, M.Athar Ali dan Dwijendra Narayan Jha menuliskan pembahasan Historian’s report to the nation tentang bagaimana rakyat memiliki pandangan yang salah bahwa di tempat tersebut dulunya dibangun kuil Hindu, juga tentang perlakuan perusakan yang dianggap vandalisme.

Konflik Berkepanjangan

Konflik kaum Muslimin di India dengan umat Hindu telah berlangsung sangat lama. Setidaknya kasus terakhir yang cukup menguras air mata kaum muslimin adalah pembantaian umat Islam India dalam kasus kerusuhan Gujarat pada tahun 2000 yang menelan sekitar 2500 orang umat Islam tewas terbantai dan sekitar 200.000 umat Islam Gujarat harus mengungsi.

Kerusuhan bermula ketika 59 peziarah Hindu tewas akibat kebakaran di sebuah kereta api yang pada awalnya dituduh dilakukan kelompok Muslim. Padahal, hasil penyelidikan kemudian menyimpulkan kebakaran itu tidak disengaja.

Pada insiden tersebut Umat Hindu melakukan pembalasan dengan membakar dan menjarah bisnis milik umat Islam, mereka juga menyerang dan membantai umat Islam, memperkosa dan memutilasi kaum Muslimah.

Dan perlu dicatat juga, otak dari pembantaian umat Islam Gujarat adalah Bharatiya Janata Party (BJP) yang juga mengorganisir penghancuran masjid Babri di Ayodhya pada tahun 1992.(fq/berbagai sumber)