Beribadah di Tempat Kerja di UK Semakin Mudah

 Dari
kiri ke kanan: Iswandaru Widyatmoko, Asyari Usman, Bernardi Pranggono dan Ali
Sofyan (Doc. Betty)

Newcastle, 26 Oktober 2010
Beribadah ditempat kerja bagi seorang muslim di Inggris saat ini sudah semakin mudah. Jauh berbeda dibandingkan tahun 80-an. Hal itu terungkap dalam Diskusi Panel dalam rangkaian acara Kibar Autumn Gathering 2010 (KAG-2010) yang dilaksanakan oleh masyarakat muslim Indonesia yang tergabung dalam Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR). Acara yang dilaksanakan di Gedung Bangladesh Community Center, Newcastle upon Tyne pada tanggal 23-24 Oktober 2010 tersebut, menampilkan pembicara Asyari Usman, Bernardi Pranggono dan Ali Syofyan.

Dalam diskusi yang dipandu oleh moderator Iswandaru Widyatmoko tersebut, Asyari Usman yang saat ini bekerja sebagai wartawan senior BBC mengatakan bahwa pada akhir tahun 80-an saat beliau pertama bekerja di BBC, sangat susah sekali mencari tempat untuk shalat. Seorang koleganya asal Makassar waktu itu sholat di antara mesin fotokopi dan keranjang sampah di satu ruangan editing.

Dalam perkembangan akhir-akhir ini, teman asal Arab dan Somalia memberanikan diri dating kepada manajemen untuk mengungkapkan keperluan ruangan sholat bagi para staf Muslim. Saat ini, menurut pria asal Sumatera Utara tersebut, sudah jauh lebih kondusif. Sebuah ruangan yang cukup untuk digunakan sholat harian dan sholat Jum’at sudah disediakan untuk merka. Bahkan, disediakan juga satu ruangan yang sama besarnya untuk staf Muslimah.

Pendapat senada disampaikan oleh Bernardi Pranggono, Doktor lulusan Leeds University untuk bidang elektrikal. Menurut pria yang saat ini bekerja sebagai peneliti itu, tidak ada kesulitan baginya untuk melaksanakan ibadah di tempat dia bekerja. Di Kota Leeds, dengan mudah ditemui masjid-masjid berukuran besar yang dapat digunakan untuk beribadah.

Sementara itu, Ali Sofyan, Doktor yang saat ini tinggal di Huddersfield dan bekerja di perusahaan yang memproduksi komponen kereta api, menyatakan bahwa ditempat kerja atasannya tidak melarang untuk melaksanakan shalat jumat dengan catatan mesti memblok waktu pelaksanaan shalat Jumat tersebut agar tidak ada yang meminta jadwal pertemuan pada saat tersebut.

Mengenai ajakan untuk berpesta yang ditanyakan oleh Dr. Abram Perdana yang baru saja memulai karir professional di UK, ketiga panelis sepakat bahwa hal itu tergantung kepada jenis pestanya sendiri. Jika ada minuman keras atau melanggar waktu shalat, maka kita bisa menolak ajakan tersebut secara baik-baik.

Disini tidak akan dipandang jelek jika kita menolak ajakan jika memang tidak sesuai dengan jadwal atau prinsip kita.

Yosritzal, Ketua KIBAR periode 2010-2011 menyatakan bahwa diskusi-diskusi seperti ini sebagai ajang sharing informasi dan pengalaman diantara para pekerja Indonesia di UK perlu dilaksanakan secara rutin. Kibar sendiri telah membentuk satu divisi yang disebut Divisi Profesi yang khusus memperhatikan perkembangan karir para pekerja Indonesia di UK. (Ritzal405).

IDENTITAS PENULIS
Artikel ini ditulis oleh Yosritzal yang merupakan Dosen Universitas Andalas yang saat ini sedang menmpuh study S3 di Newcastle University. Saat ini sedang diamanahi Jabatan sebagai Ketua Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) 2010-2011.