Pengamat Timur Tengah: Perlawanan Ahmadinejad Kepada Israel Hanya Retorika

Pemberitaan yang melambungkan nama Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad atas sikapnya yang keras terhadap Israel dan Amerika dinilai hanya retorika oleh Pengamat Timur Tengah, Tiar Anwar Bachtiar.

“Ahmadinejad itu hanya retorika saja, termasuk juga anti Amerika dan sebagainya. Itu kan lebih kepada retorika dia,” ungkap Tiar, seusai acara seminar "Ahlussunah Bersatu Menolak Syiah", kepada Eramuslim.com, Jum’at 10/06/2011.

Kandidat Doktor Sejarah UI ini beralasan ada misi lain dibalik lontaran dan sikap Ahmadinejad kepada Israel dan Amerika yang lebih dekat kepada unjuk posisi dalam dinamika kekuasaan global. Jadi simpul Tiar, ada misi politik dibalik sikap Ahmadinejad, dan bukan faktor akidah.

“Pada kenyataannnya, dalam tanda petik, Iran ingin mencitrakan posisinya terhadap kekuasaan global dengan Amerika,” Tambah Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

Sebagai Negara berhaluan Syiah, Iran juga masih dipertanyakan itikadnya untuk melawan Yahudi. Di mata Tiar, ada kontradiksi atas sikap Iran terhadap warga Yahudi di negaranya dibanding pemberitaan selama ini yang mengangkat Iran sebagai Negara terdepan melawan Yahudi.

Di Iran, kata Tiar, Yahudi jutsru hidup tenang, sedangkan Sunni yang justru kuat perlawanannya terhadap zionisme malah mendapatkan penindasan.

“Di Iran ada 5 juta warga Yahudi dan mereka hidup baik-baik saja, bahkan diakomodasi. Jadi, kelihatannya Iran dengan Yahudi baik-baik saja. Ini berbeda dengan Ahlussunah di Iran yang diintimidasi dan tidak diakomodasi.” Ungkap Tiar mempertanyakan.

“Iran ini kan sangat membenci Yahudi dan Ahlussunah, sangat membenci negara-negara Sunni, dan pada saat yang sama dia juga memperlihatkan kebenciannya kepada Amerika, mengkaitkan Sunni kepada Amerika, tapi dibalik itu mereka melakukan tindakan-tindakan yang sama di negaranya dengan mengakomodasi Yahudi,” lanjut pria yang juga menjadi Penasehat Lembaga Kajian Zionisme Internasional tersebut.

Sikap Iran kepada Israel Dilandasi Faktor Ekonomi, Bukan Ideologi

Selain itu dalam ekskalasi perperangan, Tiar menilai bahwa perlawanan Hizbullah sebagai sayap militer Syiah, kepada Israel bukan didasari oleh faktor ideologi, tapi cenderung kepada motif ekonomi dan politik.

“Keberadaan Israel di Timur tengah kan sama dengan keberadaan Saudi di Timur Tengah yang menguasai minyak. Ini membuat Iran harus mengambil posisi yang strategis dengan cara memusuhi Israel untuk juga menguasai aset ekonomi di Timur Tengah.”

“Jadi kalau masalah ideologi kita tidak begitu yakin antara mereka (Syiah dan Israel, red.) bermusuh-musuhan. Nanti juga jika kepentingan ekonomi dan politik sudah selesai, kita akan melihat tidak ada masalah antara Syiah dan Yahudi dari faktor Ideologi.”

Pada sisi lain, penulis buku “Kenapa Hamas Dibenci Israel” ini juga mempertanyakan bantuan Iran kepada Hamas yang selama ini digembar-gemborkan media massa.

“(Bantuan Iran) itu lebih kepada publikasi. Tujuannya publish seperti Ahmadinejad yang katanya membantu 50 juta dollar. Sebab menurut berita dari Kelompok Hamas kenyataannya bantuan Ahmadinejad juga tidak riil. Berbusa-busa di media, tapi juga tidak jelas.” Pungkas Pria yang baru meluncurkan buku “Lajur-lajur Pemikiran Islam” ini kepada Eramuslim.com. (pz)