Ied Mubarrak di Newcastle upon Tyne – United Kingdom (Bagian II)

Selesai menunaikan ibadah sholat Ied di Eldon Square Sport Center, warga muslim Indonesia di Newcastle yang tergabung dalam kelompok Pengajian AL-Imanu (The Indonesian Muslim Association in Newcastle upon Tyne, United Kingdom) berkumpul di rumah salah soerang warga untuk merayakan lebaran idul fitri sekaligus halal bil halal.

Jika di Indonesia biasanya Aku pulang ke rumah kemudian melakukan sungkem pada suami dan kemudian lanjut ketempat orang tua untuk berlebaran dan bermaaf-maafan, maka di sini berhubung tidak ada sanak saudara, muslim Indonesia bersepakat untuk melakukan halal bihalal langsung di hari pertama dengan tujuan, supaya tidak terlalu sedih karena berlebaran jauh dari tanah air dan sanak saudara.

Tepat pukul 11 siang, Aku,suami dan Anak-anak berangkat dengan berjalan kaki menuju ke lokasi halal bihalal sambil membawa lontong dan gulai nangka. Sudah menjadi tradisi disini, bahwa setiap ada pertemuan warga Indonesia di sini, selalu tersedia makanan khas Indonesia. Makanan tersebut merupakan sumbangan dari warga yang sudah berkeluarga. Hal ini juga menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang belum berkeluarga atau datang ke UK seorang diri tanpa ditemani keluarga. Seminggu sebelum acara sudah disepakati tempat dan menu yang akan di bawa oleh masing-masing keluarga.

Kesepakatannya adalah untuk halal bil halal kali ini , al-imanu akan menyediakan menu lontong gula nangka, opor ayam, sambal ati-kentang, dendeng ragi serta makanan kecil khas lebaran seperti kaastangel, nastar, sarikaya, dan tak lupa es cendol.

Begitu kami sampai di lokasi, sudah banyak warga yang hadir, semua berwajah ceria dan saling berpelukan bermaaf-maafan. Di antara para tamu yang datang, terlihat juga beberapa warga non-muslim ikut hadir. Memang sudah tradisi juga bagi warga AL-Imanu untuk selalu mengundang warga non-muslim di dalam acara-acara yang sifatnya bukan ibadah rutin. Selama Ramadhan pun warga non-muslim ikut di undang dalam acara buka bersama.

Acaranya sendiri berlangsung secara sederhana. Di mulai dengan pembukaan oleh Ketua Pengajian Al-Imanu yaitu Bapak Abram Perdana, kemudian wargapun dipersilahkan mencicipi hidangan yang telah disediakan. Banyak warga yang merasa terhibur dengan tersedianya menu khas Iedul Fitri Indonesia didalam acara ini. Terutama mereka yang sudah bertahun-tahun tidak pulang ke tanah air karena mengikuti suami yang berkewarganegaraan Inggris atau sebab lainnya.

Satuhal yang menjadi catatan bagi ku adalah, teman-teman yang sudah bertahun-tahun tinggal di negeri Pangeran Charles ini,tapi perhatian dan kerinduannya akan tanah air tetap terpelihara. Suasana ini mampu mengobati sedikit kerinduan pada suasana berlebaran di tanah air dan kesedihan karena tidak bisa berada di antara sanak saudara.

Anak-anak mendapat perhatian khusus dalam acara ini. Beberapa kado telah disediakan untuk mereka yang tergabung dalam AL-Imanu Kidz yaitu group pengajian anak-anak TPA di Newcastle yang dikelola oleh warga Al-Imanu dan dibimbing oleh Dr. Fitria Heny.

Al-imanu kids ini baru terbentuk sekitar bulan mei 2010 dan beranggotakan sekitar 12 orang dengan rentang usia antara 4 tahun sampai 14 tahun. Kado-kado tersebut awalnya disediakan sebagai hadiah atas usaha mereka melaksanakan ibadah Ramadhan baik puasa, shalat maupun membaca Al-Quran. Selain itu, masing-masing anak Al-Imanu Kidz membawa satu kado yang nantinya akan di serahkan kepada temannya dalam acara tukar kado.

Ketika acara bagi-bagi kado akan di mulai, barulah disadari bahwa jumlah kado yang tersedia tidak sama dengan jumlah anak-anak yang datang. Beberapa keluarga non-muslimpun ternyata membawa serta anak-anak mereka. Kasihan juga mereka kalau teman-temannya mendapat kado sementara mereka tidak. Untunglah seorang remaja Al-Imanu datang dengan ide yang brillian. Dia mengusulkan untuk mengumpulkan anak-anak dan membuat beberapa lomba. Kado yang ada dijadikan sebagai hadiah bagi pemenang lomba. Usul inipun langsung diterima.

Akhirnya semua anak dikumpulkan dan diberitahu bahwa akan ada lomba antar anak-anak. ANak-anak dibagi dalam dua kelompok berdasarkan umur. Anak yang masuk dalam rentang usia 6-8 tahun akan mengikuti lomba pacu karung, sedangkan yang dibawah 6 tahun mengikuti lomba pacu kelereng. Karena keterbatasan alat, maka dalam lomba pacu karung, yang digunakan sebagai karungnya adalah kantung plastik besar yang biasanya digunakan untuk menampung sampah. Sedangkan untuk pacu kelereng, karena tidak tersedia kelereng maka sebutir anggur dijadikan pengganti kelereng yang ditempatkan di atas sendok yang dipegang oleh anak dengan mulutnya.

Lomba berlangsung cukup seru apalagi dengan teriakan para warga yang hadir. Pacu karung menjadi unik karena beberapa diantara peserta bahkan tidak tahu bagaimana cara pacu karung. Maklum saja beberapa diantara anak-anak tersebut adalah anak pasangan campuran Indonesia-Inggris-sudan yang lahir dan besar di Inggris. Karena karung yang digunakan tidak terlalu tebal, maka seorang pesertapun berteriak karena karung yang digunakannya robek.

Untunglah karungnya robek setelah sampai di garis finish. Menggelikannya lagi, karena terlalu asyik menonton dan menikmati perlombaan, dewan juri menjadi lupa akan tugasnya sehingga terpaksa menanya kepada anak-anak itu sendiri mengenai siapa pemenangnya. Kejujuran anak-anak mengenai siapa pemenangnya menjadi pelajaran tersendiri bagi penonton yang ada. Tidak ada saling klaim sebagai pemenang, melainkan mereka menunjukkan pemenang sebenarnya walaupun itu bukan dirinya.

Yang lebih menggelikan lagi adalah lomba pacu kelereng. Peserta lomba ini berusia antara 4-6 tahun. Karena yang digunakan sebagai pengganti kelereng adalah anggur, maka tidak jarang anak-anak tersebut langsung memasukkan anggur tersebut ke mulutnya, sehingga terpaksa diganti lagi oleh panitia. Pada saat lomba pun anak-anak tersebut masih menunjukkan kelucuannya. Berkali-kali anggur terjatuh dari sendok yang digunakan dan terpaksa dipungut lagi. Seorang anak mendapat pelajaran dari hal tersebut. Diapun menahan anggur tersebut dengan tangannya supaya tidak terjatuh yang tentu saja tidak dibolehkan oleh panitia. Walaupun demikian, acara lomba berlangsung dengan meriah dan anak-anak mengikuti lomba tersebut dengan antusias.

Selesai lomba, anak-anak yang menjadi pemenang berhak atas hadiah yang telah disediakan. Anak-anak dipersilahkan memilih sendiri hadiah yang mereka inginkan. MasyaAllah, tidak ada satu anakpun yang saling berebutan atas satu hadiah tertentu.

Semua puas dengan pilihannya masing-masing. Khusus untuk anak-anak dari Al-Imanu-Kidz, acara juga dilanjutkan dengan tukar kado sesama mereka. Dalam acara ini, masing-masing anak-anak mengambil satu kertas yang berisikan nomor tertentu dan mereka mendapatkan kado sesuai nomor yang tertulis di kertas tersebut. Semua anak-anak bergembira dan puas dengan kegiatan tersebut. Semoga anak-anak ini tetap bisa merasakan indahnya Ramadhan dan Iedul Fitri, indahnya ber-Islam, walaupun di negeri yang muslim minoritas dan jauh dari tanah air mereka, Indonesia tercinta.

SELAMAT HARI RAYA IEDUL FITRI 1431 H
TAQOBALLALLOHU MINNA WA MINKUM
MOHON MAAF LAHIR BATHIN

Profil Penulis
Nama : dr. Fitria Heny
Aktifitas : Pemerhati masalah social ke-Islaman yang pernah berdinas di beberapa rumah sakit di Sumatera Barat. Sekarang berdomisili di Newcastle upon Tyne dalam rangka mendampingi suami tugas belajar ke United Kingdom dan menjadi pembimbing pengajian anak-anak Indonesia di Newcastle.