Jiwa-Jiwa yang Tersentuh

Tak mampu lagi saya mengungkapkan segala rasa yang berkecamuk di hati tiap kali membaca perkembangan terbaru dari kondisi Palestina khususnya di Gaza. Apalagi melihat video atau foto-foto yang dimuat di berbagai situs, menambah semua rasa yang sudah campur aduk itu tambah menjadi-jadi. Akan tetapi, apapun yang terjadi di Palestina dan bagaimanapun perkembangannya, banyak hikmah yang dapat saya petik.

Seperti yang saya rasakan dua minggu lalu saat mengikuti ta’lim rutin ibu-ibu di masjid Indonesia Al-Falah. Sekalipun yang hadir saat itu tidak banyak, namun acara tetap berlangsung sebagaimana biasanya. Terkait dengan kondisi serangan zionis di Palestina yang telah menjadikan syahidnya dua ratusan warga saat itu, saya bisikan permohonan pada pengasuh acara untuk menyelipkan do’a dan melakukan penggalangan infaq sebagai wujud solidaritas.

Tak disangka di penghujung acara, saat pengasuh acara menyampaikan kondisi di Palestina dan mengajak ibu-ibu berdoa yang dilanjutkan dengan penggalangan dana, terkumpul sejumlah uang yang tak kami sangka dapat terkumpul sebesar 150an euro dari segelintir kepala yang hadir saat itu. Setelah proses menghitung usai, rupanya para ibu merasa belum puas dengan dana yang terkumpul, akhirnya semua sepakat untuk menambah dari kas yang mereka miliki. Bertambahlah jumlah uang yang terkumpul menjadi 250 euro.

Seorang ibu rupanya lebih tak puas lagi, usai ta’lim ia menelpon sejumlah teman-temannya hingga dari aksinya tersebut berhasil terhimpun dana sebesar 150 euro, sehingga total dengan sebelumnya menjadi 400 euro, Subhanallah!

Sejumlah uang tersebut kemudian dibawa saat pengajian rutin akhir bulan yang saat itu bertepatan dengan malam tahun baru. Dalam acara tersebut dilakukan pula hal yang sama seperti di pengajian ibu-ibu, semua warga yang hadir diajak berdo’a dan menginfakkan sebagaian hartanya. Alhamdulillah, digabung dengan hasil penggalangan ibu-ibu sebelumnya terkumpul sebesar 800 euro, Subhanallah!

Hitungan nominal yang terkumpul tersebut sebenarnya belumlah seberapa besar. Namun saya melihatnya dari sisi yang lain, semangat dan solidaritas yang mereka tunjukkan membuat saya terharu. Inilah salah satu hikmah yang saya rasakan, menyaksikan jiwa-jiwa yang tersentuh dengan kondisi Palestina, menyaksikan air mata mereka berurai manakala untaian do’a dipanjatkan, menyaksikan tangan mereka bergegas penuh semangat membuka dompet-dompetnya dan terkumpullah sebentuk solidaritas itu dalam kain yang disodorkan kepada mereka. Saya pun berharap, semoga akan bertambah dan terus bertambah jiwa-jiwa yang tersentuh hingga bertambah kuat jalinan persaudaraan Islam di belahan bumi mana pun.

Saya teringat ungkapan hati seorang ibu, dengan mata yang berkaca-kaca dan suara bergetar menyampaikan rasa syukurnya bahwa hari itu (saat ta’lim sekaligus penggalangan solidaritas tersebut), ia yang tadinya dihampiri rasa malas untuk datang ke masjid namun akhirnya berusaha keras melawan rasa itu, merasa rugi justeru jika ia ikuti rasa malasnya.Sang ibu pun tak henti-hentinya bersyukur karena merasakan indahnya buah persaudaraan, dan ia pun berjanji untuk selalu menghadiri ta’lim karena ia merasa sekembalinya dari majlis tersebut selalu ada hal baru yang menambah wawasannya juga menambah semangat untuk mengamalkannya.