Allah Al Azis, Maha Perkasa, Maka Mintalah Kekuasaan dari-Nya dan Bukan dari SelainNya

azisAllah telah memeperkenalkan diriNya kepada kita bahwa Dia  adalah Zat Yang Maha Perkasa.

..dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang..” (qs Asy-syuara : 9)

“Tak ada Tuhan selain Dia , Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana (QS Ali Imran: 18)

“…dan Allah Maha Perkasa lagi (mempunyai kekuasaan ) menyiksa (QS Al Maidah: 95)

Allah juga memerintahkan agar kita senantiasa memahami dan meyakini keperkasaan-Nya

“…Maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha  Perkasa Lagi Maha Bijaksana (Qs Al Baqarah : 260)

 

DEFINISI AL AZIS

Al Azis adalah salah satu dari sekian asma Allah yang mempunyai pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian dan mengendalikan. Perhatikan bait syair berikut ;

“Engkau yang maha perkasa, tak ada yang lain

Semua Makhluk meminta  ridha-Mu..”

Ibnul Qayyim juga mengatakan dalam Nunniyah 2/218)

Dia Yang Maha Perkasa , tidak mengalami kemusnahan

Bagaimana akan musnah Zat Yang Mempunyai kerajaan.

Dia Yang Maha Perkasa, Yang Berkuasa dan Yang Kuat pengaruhnya

Tak da yang dapat memperngaruhi-Nya

Ya, dua sifat ini, Dia Maha Perkasa dengan Kekuatan,

Itulah penjelasan tentangNya

Keperkasaan yang bertumpu pada tiga makna , Yang saling melengkapi Allah, tanpa ada kekurangan

KEKUASAAN ITU UNTUK ALLAH , RASUL DAN ORANG-ORANG MUKMIN

 Kekuasaan adalah salah satu sifat Allah. Dia menyeru kepada siapa saja yang menginginkan kekuasaan agar memohon kepada-Nya. “ Barang siapa yang menghendaki kekuasaan, maka bagi Allah-lah kekuasaan itu semuanya (QS Fathir: 10)

Kekuasaan itu hanya bisa didapat dengan keimanan , ketundukan dan kebergantungan kepada Allah. Itulah sebabnya, Allah menegaskan bahwa kekuasaaan itu untuk-Nya, untuk rasul-Nya dan untuk orang-orang yang beriman.

“ Padahal kekuasaan itu hanyalah bagi Allah, RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui (QS Al Munafiqun; 8)

Orang-orang yang  meminta kekuasaan kepada selaln Allah adalah orang-orang yang bodoh. Mereka itulah orang-orang yang meminta kekuasan kepada kekuasaaan yang semu dan kepada kekuatan yang tak kekal. Siapakah yang dapat menghadapi Allah,  menantang dan mengalahkan-Nya?

Sejumlah golongan telah meminta kekuasaan kepada Fir’aun, Kisra dan Kaisar ,  dan mereka pun akhirnya kalah. Itulah yang dilakukan para tukang sihir dalam cerita Fir’aun – ketika mereka masih dengan bangga melemparkan tongkat-tongkat dan tali-tali mereka.

Mereka berkata, “ Demi kekuasaan Fir’aun sesungguhnya kami benar-benar akan menang (Qs Asy-Syu’ara : 44).

Tapi lacur, penguasa yang mereka andalkan itu tak dapat berbuat di hadapan Allah dan kemenangan yang mereka sumbarkan itu tak terwujud. Musa-lah yang akhirnya mengalahkan mereka  dalam ajang unjuk kebolehan itu, dan para tukang sihir itu dipaksa mengakui  Musa ketika tongkat Musa melumat tongkat-tongkat dan tali mereka.

“ Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu.” (QS Asy Syura; 45)

Dari situlah para tukang sihir itu kemudian menyatakan ketundukan mereka kepada Tuhan semesta Alam dan tak lagi menghiraukan Fira’aun yang mereka bangga-banggakan kekuatannya. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud kepada Allah.

Mereka berkata,” Kami beriman kepada Tuhan Semesta Alam  (QS Syura; 46-47)

Perubahan hati tukang-tukang sihir itu dari kekuatan Fir’aun kepada kekuatan Allah tanpa dibarengi sedikitpun dengan rasa sungkan dan takut kepada Fir’aun. Dan memang demikianlah , ketika hati orang mukmin telah dipenuhi dengan keimanan, kemudian yakin dengan  kekuasaan dan kekuatan Allah, tidak akan gentar dengan ancaman dan tekanan yang datang dari sesama manusia. Ketika fir’aun mengancam mereka ,

Maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui perbuatanmu . Sesungguhnya aku yang memotong tanganmu dan kakimu secara bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya (QS Syu’ara : 49)

Mereka pun menjawab dengan yakin ,

Tidak ada bahaya bagi kami. Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama beriman (QS Asy syura; 50-51)

 

ORANG-ORANG YANG MENGANGKAT MUSUH ALLAH SEBAGAI PEMIMPIN MEREKA, TIDAK AKAN MENDAPATKAN KEKUATAN

Allah telah memeperingatkan kepada orang-orang munafik yang mengangkat orang-orang kafir  sebagai pemimpin mereka – dan bukannya orang-orang mukmin. Dan dasar Allah memberi peringatan itu adalah karena kekuatan itu mutlak milik Allah. Meskipun orang-orang yang kafir itu yang diangkat menjadi pemimpin , namun mereka tidak akan pernah mendapatkan kekuatan, kehormatan dan kekebalan hakiki seperti yang mereka harapkan.

“ Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih. Yaitu orang-orang yang  mengambil orang-orang kafir sebagai teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin,

“ Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah (QS An Nisa : 138-139)

Orang munafik adalah orang yang lahirnya mengaku beriman, tetapi hatinya justru menolak keberadaan iman itu sendiri. Dari sini akan terjadi pertentangan antara hati yang kufur dengan penampilan yang taat beriman. Mereka itulah orang yang menyatakan diri mereka beriman- tetapi mengangkat orang kafir menjadi pemimpin mereka. Dalam benaknya telah terencana pernyataan  keimanan mereka tentang keimanan mereka dengan mengangkat musuh-musuh Allah dan rasulNya sebagai pemimpin.

Yang pasti mereka itulah yang tidak mengenal Allah sebagai Allah dengan segala hal kemampuanNya . Jika mereka benar-benar menganggap  dan mengenal Allah sebagai Allah niscaya siapa saja yang memimpin mereka akan tidak ada apa-apanya. Karena, walaupun mereka punya kekuatan dan punya massa, mereka tidak  ada apa-apanya di hadapan kekuatan dan hegemoni Allah. Bagi orang-orang yang benar-benar mengenal dan memahami Allah, para pemimpin yang sesat itu tidak ada nilainya. Itu artinya orang yang masih mencari kekuatan dari kekuatan para pemimpin seperti itu, akan menjelaskan bahwa cara beripikirnya  tidak punya nalar.

“ Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah (QS An Nisa : 139)

Sistem kekuasaan di dunia Islam saat ini , yang lebih banyak disetir oleh kekuatan kafir , harus dikembalikan kepada Allah , sumber kekuatan dan kekuasaan, agar umat selamat  dari kehinaan dan kefakiran yang mengurung  umat seperti saat ini. Ternyata alasan dipindahkannya tampuk kekuasaan kepada orang-orang kafir adalah karena kita terlalu besar kecemasannya akan kekuasaan itu dan bergantung kepada kekuatan selain Allah sehingga mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin kita.

(al Asma Al Husna , Prof. dr. Umar Sulaiman Al Asyqar)