Malaikat Itu, Institusi Bukan?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Pak Ustadz, ana masih belum jelas tentang jumlah malaikat. Misal malaikat Rokib Atid. Apakah jumlah malaikat Rokib itu hanya satu untuk mencatat amal kebaikan semua manusia, dan Atid juga satu untuk mencatat amal perbuatan buruk semua manusia? Atau tiap orang didampingi dua malaikat. Jadi kalau ada 1.000 orang berarti malaikat Rokibnya 1.000, malaikat Atidnya 1.000? Mohon penjelasannya. Begitu juga dengan malaikat Jibril, apakah hanya satu saja atau
tiap mewahyukan/menurunkan surat/ayat Al-Quran kepada Rosulullah yang menyampaikannya malaikat Jibril yang berbeda?

Atas penjelasan pak Ustadz, ana ucapkan beribu terima kasih.

Wassalamu’alaikum w.w.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Malaikat itu adalah makhluq ghaib yang berbeda dengan manusia. Mulai dari bentuk tubuh, faal, sosok wujudnya serta mekanisme kerja para malaikat itu sangat berbeda dengan yang bisa dibayangkan oleh manusia..

Meski dalam banyak riwayat seringkali malaikat itu digambarkan punya sayap, namun yang pasti, sayap itu tidak seperti sayap burung atau sayap pesawat terbang, yang berfungsi untuk melawan gaya gravitasi. Hal itu karena para malaikat bukan wujud benda pisik yang seperti kita manusia, karena mereka tidak terikat denganhukum-hukum fisika yang berlaku untuk manusia.

Tentang kemampuan para malaikat menangai sejumah tugas berat, mungkin sulit kita bayangkan kalau kita masih berkutat dengan logika manusia.

Di zaman dahulu, mungkin kita tidak membayangkan adanya jaringan komputer yang bisa menghimpun dan memproses sekian banyak data dalam hitungan detik. Tidak terbayang saat itu bahwa sebuah bank bisa melayani nasabah baik penyetoran, transfer (pindah buku)atau penarikan uang dalam 24 jam untuk jutaan nasabah sekaligus. Tetapi teknologi di masa sekarang telah membuktikan apa-apa yang di masa lalu mungkin belum terlintas.

Kalau teknologi manusia bisa mendapatkan kemajuan luar biasa, melewati apa yang pernah bisa dibayangkan sebelum 100 tahun yang lalu, maka rasanya terlalu naif buat kita untuk bisa membayangkan bagaimana sistematika dan kinerja para malaikat yang sedemikian sempurna.

Dahulu mungkin kita agak bingung membayangkan bagaimana sibuknya malaikat Izrail dalam mengerjakan tugasnya. Misalnya, bila terjadi bencara alam yang menimbulkan korban jiwa jutaan orang dalam waktu bersamaan. Pikiran purba kita mungkin akan dengan bodoh menanyakan, bagaimana sang Izrail melakukan semuanya?

Padahal kalau kita bercermin dengan teknologi jaringan komputer di masa sekarang, rasanya pekerjaan serumit tugas Izrail itu jadi mudah dibayangkan. Komputer di masa sekarang ini bisa menangani data jutaan dalam waktu sepersekian detik. Padahal itu baru komputer buatan manusia.

Tentu saja malaikat bukan komputer. Tetapi maksud kami, kalau komputer yang buatan manusia saja bisa melakukan pekerjaan serumit itu, apalagi malaikat, pastilah malaikat bisa dengan mudah melakukan pekerjaannya yang memang spesialis di bidangnya.

Namun yang jelas malaikat bukan sebuah institusi seperti yang kita bayangkan. Seperti sebuah kantor departemen di dalam negara kita. Malaikat adalah individu super canggih ciptaan Allah SWT yang secara khusus diciptakan untuk menjadi hamba yang taat. Di balik semua kelebihan dan kesupercanggihannya, tetap saja ada kekurangannya.

Apa kekurangan malaikat?

Dibandingkan manusia, malaikat punya banyak kekurangan. Yang terutama adalah masalah pilihan Allah SWT kepada manusia untuk menjadi khalifah Allah SWT di muka bumi. Dengan segala kekurangan dan kelemahan manusia, Allah SWT memberikan manusia akal untuk berpikir, melakukan inovasi, melahirkan rekayasa serta kebebasan untuk memilih. Dilihat dari sudut pandang malaikat, semua itu justru merupakan kelemahan para malaikat.

Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan para malaikat bersujud kepada Adam alaihissalam, bukan sujud penyembahan melainkan sujud penghormatan.

Wallahu a’lam bishshawab, Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.