Jenderal (Purn) Ikut Aksi Demonstrasi

Berbagai ilmu tersebut di atas sebagian besar bersumber pada Sigmund Freud, sebagai guru mereka. Freud melihat staging atau tahapan perkembangan kepribadian terkait dengan masa awal kehidupan manusia, yakni fase oral, anal dan phallic. Namun, dalam perkembangan dewasa ini, para ahli menawarkan kombinasi interaksi sosial pada fase fisikal yang dilontarkan Freud.

Perkembangan Gatot Nurmantyo dalam analisa kepribadian (the ID, Ego and Super Ego) yang mengikutkan analisa interaksi sosial, di mana GN hidup dalam keluarga militer dan asrama militer, tentu berpengaruh pada sifat sifat dasar GN, terkait dengan heroisme, tanggung jawab dan disiplin. Keluarga memberikan moralitas dasar, serta lingkungan militer (asrama) menambahkan tentang yang salah vs benar.

Maslow dalam “Hierarchy of Needs” mendekati analisa dari kebutuhan hidup seseorang untuk mengetahui level manusia tersebut. Menurutnya, manusia terendah berada pada level kebutuhan fisik, di atasnya kebutuhan keamanan, di atasnya lagi kehidupan sosial, laku kebutuhan kenyamanan (penghormatan, dll) dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri (menyangkut keagungan dan moralitas).

Dalam perspektif Maslow ini, Gatot Nurmantyo, sebagai jenderal penuh (bukan seperti beberapa jenderal yang bintang empat politis) telah mencapai tahapan/level ke empat, yakni penghargaan, baik penghargaan negara maupun berbagai kenyamanan hidup lainnya.

Namun apa yang mengganggu Gatot Nurmantyo sehingga dia tidak berhenti pada kenyamanan level empat hirarki Maslow?

Dalam berbagai kesempatan, GN sudah menyampaikan bahwa dia sudah berusaha menghindari politik selama hampir 3 tahun sejak pensiun. Dalam keluarga yang super mapan, ditandai dengan harta, anak2 yang sukses, dan tidak ada beban hukum di masa lalu, selama ini GN menghabiskan waktunya mengurus cucu dan bertani.

Namun, ketika menurutnya ada gejala ingin mengubah Pancasila dari kekuasan yang sedang berlangsung, khususnya sejak RUU HIP diupayakan diundangkan di DPR-RI beberapa waktu lalu, GN terganggu. Menurutnya, sejak dia melakukan Sumpah Prajurit di bawah Al Quran, ketika lulus Akademi Militer, tanggung jawab mempertahankan Pancasila adalah persoalan moralitas dasar yang dia akan pertahankan hidup atau mati. Menurutnya, rencana pengubahan Pancasila yang bisa diperas menjadi Trisila dan Ekasila adalah upaya makar, yang akan membubarkan negara. Dan ini menjadi gangguan kejiwaan yang mendorong moral politiknya kembali menunjukkan tanggung jawab.

Inilah penjelasan level ke lima teori Maslow. Bahwa GN harus menapaki level hirarki Maslow dengan meninggalkan kenyamanan level keempat dan tentu mempunyai resiko besar.

Gatot dalam Perspektif Sosiologis

Membaca sosok Gatot Nurmantyo dari personality theory dapat menggambarkan gelora hati dan moralitas GN tersebut. Penjelasan sosiologis akan membantu lebih dalam lagi akan hal tersebut.