Meng-AniesSandi-kan SudradjatSyaikhu

Eramuslim.com – Empat bulan pertama kepemimpinan Anies-Sandi di Jakarta patut diacungi jempol. Tak cuma memenuhi janji-janji kampanye, lebih dari itu kebijakan pembelaan dan keberpihakan kepada rakyat jelata kental terasa. Menjadikan jabatan dan kekuasaan untuk tindakan amar ma’ruf nahi munkar benar-benar dibuktikan.

Penutupan Alexis, penolakan reklamasi, program pemberdayaan ekonomi OKE OCE, dan pembentukan KPK Balai Kota adalah serangkaian manuver hebat dan berani sang gubernur, yang mendulang simpati dan dukungan publik. Ini Gubernur bercita rasa Presiden. Rakyat Jakarta layak bangga.

Kepemimpinan Anies-Sandi di Jakarta sesungguhnya menjadi portofolio bagi PKS dan Gerindra sebagai pengusung utama pasangan ini. Bagi PKS-Gerindra komitmen menghadirkan pasangan cagub-cawagub berkualitas, anti korupsi, dan pro rakyat adalah harga yang tak bisa ditawar. Penggantian rezim berkuasa pun sudah didengungkan secara terang-terangan oleh PKS di ajang pilpres 2019 nanti. Koalisi PKS-Gerindra plus PAN untuk memenangkan calon bersama di lima wilayah pemilihan gubernur pada pemilukada serentak 2018 menjadi ujian dan tantangan tersendiri bagi koalisi partai reformis ini menuju suksesi kepemimpinan nasional 2019.

Dinamika pilgub Jawa Barat termasuk isu yang paling seksi di tahun politik ini. Jawa Barat diperebutkan partai-partai besar, bagaimana mereka sekuat tenaga dan segenap sumberdaya memenangkan calonnya masing-masing. Ini wilayah potensial sebagai penyumbang suara besar di pemilu.

Bagaimana peluang Sudrajat-Syaikhu? Memang tak mudah. Lawan yang dihadapi juga tak ringan. Dedi Mizwar sang petahana, Ridwan Kamil Walikota Bandung, dan satu calon lagi yang diusung PDIP partai penguasa. Meski tak mudah, tapi peluang menang Sudrajat-Syaikhu tetap ada. Optimisme kemenangan selalu terbuka. Meminjam istilah Anies Matta, memompa semangat kader PKS, mewujudkan kemenangan pilkada di lapangan harus dimulai dari keyakinan kemenangan di hati setiap kader.