“Sang Bintang di Antara Bintang”

Dari penampilan debat pertama, walau nilai-nilai perdebatan itu belum terpenuhi terlebih waktu yang disiapkan KPU sangat singkat untuk ukuran debat, namun sudah cukup untuk menilai kerakter dan kemampuan nalar yang dimiliki keempatnya.

Catatan atau pelajaran penting yang bisa dipetik dari perdebatan itu adalah “kematangan berpikir dan berturur, serta kedewasaan bersikap seseorang tidak ditentukan oleh umurnya”. Dari keempatnya Sandiaga Uno paling muda secara umur, tetapi memiliki aura kepemimpinan yang paling dewasa, paling memiliki kematangan berpikir dan kesantunan bertutur, serta memiliki tingkat pemahaman dan solusi persoalan yang dihadapi lebih baik. Sandi tampil tenang, lugas, dan cerdas dalam menjawab setiap pertanyaan. Nampak sudah terbiasa dalam suasana debat sehingga tidak grogi dan tidak terpancing secara emosional dalam mengemukakan argumentasinya. Ibarat pemain sepak bola, Sandi sangat paham kapan kapten memberi umpan bola kepadanya yang dengan lihat diolah untuk kemudian ditendang langsung ke gawang lawan dan gol.

Jadi kalau harus memilih siapa bintang diantara bintang di atas panggung debat Capres gelombang pertama, mungkin kita sepakat memilih Sandiaga Uno. Saya jadi teringat pesan Bung Hatta, “Setiap jaman akan menemukan pemimpinnya”.

Lalu apakah jaman now telah menemukan pemimpinnya? Mari kita menunggu dan berikhtiar sampai tanggal 17 April 2019. Pasca debat pertama, Sipil Institute baru mengerti kenapa Prabowo memilih Sandiaga Uno. [swa]

 

*) Penulis: Ruslan Ismail Mage,  Direktur Sipil Institute Jakarta