P Chidambaram: Permasalahan India dengan Pakistan, Tidak Sama dengan China.


Kepada
Al Jazeera Chidambaram mengungkapkan ketidakpuasannya atas pengusutan lebih lanjut Penyerangan Mumbai tersebut. Di sisi lain, sementara itu India pun mengalami ancaman diam-diam dari China, negara yang juga bersebelahan di sisi lainnya. Dalam pemaparannya terlihat jelas, kalau India tidak bermasalah dengan apa yang dilakukan China di Kashmir selama ini. Sebaliknya, mungkin karena sentimen agama, Chidambaram lebih membesar-besarkan konflik dan ancaman Pakistan terhadap India.

Pakistani Observer pada 2 September lalu mengatakan bahwa negara Anda tidak serius dalam menyelesaikan Kashmir….

Hal itu selalu diungkapkan dari waktu ke waktu. Kashmir mempunyai sejarah panjang akan masalah, dan saya tak akan bisa membeberkannya dalam wawancara yang singkat. Intinya, pemilihan umum telah dilaksanakan di Kahsmir. Ada pemerintahan di sana, dan ada kepala menteri yang masih muda. Mereka fokus membangun Kashmir. Sedangkan Pakistan selalu sibuk mengangkat isyu yang lain.

Konflik antara Pakistan dan Kashmir telah menyita perhatian dunia. Terutama soal perbatasan kedua negara. Apakah ini menjadi agenda utama India pula?

Perbatasan apa? Yang ada hanya batas kuasa. Kami menghormati itu, sedangkan Pakistan tidak. Mereka setiap hari mengirim orang ke lembah Kashmir untuk dijadikan militan.

Bagaimana dengan India sendiri? Benarkah kalian tidak mengirim orang ke sana?

Seperti saya katakan, itu adalah masalah internal Pakistan. Jika saja Pakistan menghormati batas kuasa, kami akan sepakat dengan isyu perbatasan itu. Mereka harus belajar dulu tentang batas kuasa itu, menghentikan infiltrasi militan ke Kashmir, ke India, dan biarkan damai di batas kuasa, maka akan terjadi kedamaian pula wilayah itu.

Lantas, bagaimana dengan China? Negara Anda juga berbatasan dengan China, apakah itu bukan sebuah masalah—jika tidak bisa dibilang ancaman?

Untuk saat ini, sudah ada dua perwakilan yang terus-menerus membahas perihal itu. Kami sudah berbicara dengan China. Yang paling penting, dengan China, tidak pernah ada infiltrasi militan ke daerah perbatasan. Tak ada tembakan di wilayah-wilayah perbatasan kami.

Lantas bagaimana dengan helikopter China yang menjatuhkan daging babi kadaluarsa di Kashmir dalam beberapa bulan terakhir ini?

Laporan itu hanya dibesar-besarkan saja. Menteri pertahanan dan menteri luar negeri sudah menjelaskannya. Yang paling berbahaya itu adalah infiltrasi militan.

Jadi walaupun China terus meningkatkan kapal nuklirnya di Samudera India, dan Anda juga terus mengirim tentara berjaga di perbatasan dengan China, Anda bersikukuh bahwa Pakistan tetap ancaman terbesar?

Itu sama sekali tidak bisa disamakan.

Anda bilang India menghadapi tiga ancaman saat ini. Terorisme, perlawanan di utara, dan Naxalisme, ekstremis sayap kiri. Apa hubungan Maoist (penganut paham Mao Tse Tung) dengan hal ini?

Tak ada. Naxalit beroperasi di tujuh Negara bagian, itu mengapa mereka sangat berpengaruh. Sedangkan terorisme sangat mudah menyebar di India. Jika negara Anda menjadi sarang teroris, yang dipicu oleh Pakistan, Anda akan mudah sekali menghancurkan India. Makanya responsnya selalu berbeda antara China dan Pakistan.

Para Naxalis berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Mereka merekrut 85.000 orang, dan mereka melatihnya. Maka kami harus serius menangani hal ini.

Anda sepertinya kehilangan arah dengan pihak mana harus bernegosiasi….

Para penganut Mao sudah begitu stabil di beberapa bagian di India. Kami akan terus mengantisipasinya. Faktanya, ini memang susah dan kami sama sekali tak pernah menganggap enteng. Kami akan menyelesaikannya.

Sebenarnya seberapa jauh India dikuasai oleh para Naxalist?

Mereka menguasai bagian di tujuh negara bagian. Di Chhattisgarh, Jharkhand, jumlah mereka sangat banyak. Tapi di Orissa, Bihar, Mahrashtra, mereka sedikit. Tidak seluruh negara bagian. (sa/aljazeera)