Amandemen pertama dari sepuluh amandemen konsitusi AS disebut sebagai Bill of Rights (pengaturan hak). Hukum ini melarang pendirian gereja di negara bagian. Inilah peraturan legal satu-satunya di AS. Dokumen asli Bills of Rights hanya terdiri dari satu halaman, dan anak sekolah dasar kelas dua pun bisa membacanya: Talmud Yahudi begitu besar mengambil bagian, termasuk di dalamnya mistik, teks yang disembunyikan, dan diskursus lain yang ditulis dalam bahasa Ibrani.
Noson Guary, seorang rabbi Lubavitch menyangkal, "hukum Yahudi memang merupakan sebuah sistem yang legal di Amerika, namun hal itu tidaklah mencakup keseluruhan." Hak kepemilikan, peraturan umum, hukum alam, dan kebutuhan untuk melindungi individual dari tirani adalah basis sistem legal di AS. Hukum AS didesain untuk melindungi rakyatnya dari pemerintah. Hukum Yahudi bukan hukum AS, tapi hukum negara Israel.
Namun sebuah kenyataan bahwa di AS beredar dan dipercayai "Yahudi adalah kaum pilihan" , dan kenyataan yang sebenarnya bahwa AS mempunyai hukum lain untuk mereka yang non-Yahudi, dan peraturan itu sangat membingungkan, penuh dengan regulasi. Mirip dengan "hukum" yang diterapkan oleh para pendeta di zaman Kerajaan Roma dan Gereja Protestan di Eropa, hukum Yahudi tidak melindungi hak dan kebebasan rakyat biasa, hanya diperuntukan bagi kaum elit.
Hukum AS juga sebagian didasarkan pada pemahaman kolonial Amerika terhadap Perjanjian Lama dan amandemen yang mengacu kepadanya, dikenal sebagai Perjanjian Baru. Para pendiri AS (sebagian besar dari mereka adalah penganut freemasons) percaya pada pencipta yang universal. Mereka percaya sebuah negara yang memakai prinsip Kristen dan digabung dengan Sepuluh Perintah Tuhan akan bisa bertahan dan membentuk sebuah pemerintahan yang kokoh. Selama dua ratus tahun lamanya, pengadilan AS selalu mengucapkan sumpah di bawah Bibble dan atas nama Kristen. Ini karena hampir semua orang AS mengerti dan mematuhi 10 Perintah Tuhan. Hanya sedikit saja yang paham bahwa ada Talmud di baliknya, terutama orang-orang Yahudi sendiri.
George Bush, mantan presiden AS, pernah berkata, "Seiring kita menghadapi tantangan baru dan menyambut peluang baru pula, masyarakat AS harus terus memperlihatkan karakter mulia dan moral yang baik. Dengan mengkaji dan mengajarkan hukum dan filosofi Yahudi, Anda semua telah berkontribusi dalam mengembangkan budaya, kewarnegaraan, dan tanggung jawab di Amerika." Perkataan Bush ini menjelaskan secara gamblang ideologi "baru" AS, dan tuntutan baru AS.
Sekarang, sekolah-sekolah di AS tak bisa lagi merayakan libur Natal, dengan dalih Natal harus dirayakan bersama keluarga. Ucapan "selamat hari Natal" dianggap sebagai suatu yang salah secara politis. Anak-anak kecil Amerika, termasuk bocah Kristen, dipaksa untuk mengikuti Hari Bumi (atau pagan Earth Goddes) di sekolah umum. Pengadilan Internasional di Hague juga sudah disulap menjadi Kuil Pengertian Etzioni yang berasal dari Talmud, Hegel dan ide theosofikal lainnya. Orang Amerika juga mulai diajarkan untuk mempercayai Lucifer sebagai "mahluk cahaya terakhir", suatu kerpecayaan klenik yang sangat lekat dengan kaum Yahudi.
Banyak orang Amerika yang heran dan sebenarnya mulai menyadari hal ini. Banyak campur aduk antara Torah dan Perjanjian Lama Bible, dan umat Kristen sudah memahami bahwa itu adalah hukum Yudaisme. Para pengamat bilang bahwa Judaisme sama sekali bukan agama, hanya sebuah paham saja. Talmud penuh dengan kontroversi karena selama ini orang Amerika tidak pernah menemukannya secara tertulis, hanya diucapkan secara lisan saja dan itupun sangat rahasia. Orang yang menolak hukum Talmud, dianggap sebagai anti-Semit, berbeda dengan orang Amerika yang menolak Bible. Orang yang menolak Talmud dituduh rasis terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di negara itu. (sa/rns)