Seorang wartawan investigasi Allan Nairn, mengungkap kegiatan mata-mata agen-agen intelejen AS di Indonesia. Laporan investigasi Nair, seperti dilansir situs Press TV, menyebutkan bahwa, agen-agen intelejen AS diam-diam menyadap isi pembicaraan telepon termasuk SMS penduduk Indonesia.
Allan Nairn, pernah memenangkan penghargaan atas laporan-laporan hasil investigasinya. Namanya mulai dikenal di Indonesia ketika ia dijebloskan ke penjara oleh militer Indonesia saat membuat liputan konflik di Timor-Timur. Nairn memang memfokuskan investigasi-investigasinya pada kebijakan-kebijakan luar negeri pemerintah AS, seperti di Haiti, Guatemala, Indonesia dan Timor-Timur.
Nairn dalam laporan hasil investigasinya mengungkapkan, sejumlah warga negara AS terlibat dalam operasi mata-mata di luar wilayah markas besar Detasemen 88 di Jakarta. Detasemen 88 adalah unit militer anti-terorisme yang didanai dan dilatih oleh AS.
Menurut hasil investigasi Nairn, Detasemen 88 terlibat dalam penangkapan seorang praktisi hukum yang juga aktivis pembela hak asasi manusia di Papua Barat, yang terjadi baru-baru ini. Aktivis HAM itu ditangkan setelah mengirimkan SMS yang dianggap kritis pada pihak militer Indonesia dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pengacara bernama Iwangin Sabar Olif itu dituduh telah melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap kepala negara.
Sumber-sumber Nairn mengatakan bahwa intelejen AS juga diam-diam memberikan bantuan intelejen pada Kopasus, unit pasukan khusus di kemiliteran Indonesia.
Dalam menjalankan program mata-matanya, AS mendapatkan informasi dari tiga sumber, termasuk dari kalangan individual yang secara berkala bekerja sama dengan pihak keamanan di Indonesia.
Nairn menyebut nama Cofer Black, seorang veteran CIA dan mantan pejabat departemen luar negeri AS yang juga salah satu arsitek invasi AS ke Afghanistan, yang menjadi mentor Detasemen 88.
Saat ini, menurut Nair, Black adalah salah seorang pejabat penting yang terkenal dengan kejahatannya di Blackwater, perusahaan jasa layanan militer swasta dan tentara bayaran. Blackwater adalah perusahaan jasa tentara bayaran yang disewa AS untuk menjaga korps diplomatiknya di Irak, dan para tentara bayaran dari perusahaan ini kerap melakukan pembunuhan terhadap warga sipil Irak. (ln/presstv)