Brigade Al-Quds Berpesan untuk Netanyahu: Ramadhan Jadi Bulan Penuh Kengerian Bagi Israel

eramuslim.com  – Juru bicara sayap militer bersenjata Jihad Islam Palestina Brigade Al-Quds, Abu Hamzah, menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.

Menurut dia, masalah selanjutnya di Gaza ditentukan oleh perlawanan rakyat Palestina.

“Biarlah Ramadan menjadi bulan yang penuh kengerian dan kegelisahan bagi pendudukan Israel),” ucapnya dikutip dari Palestinachronicle dari video yang dikitim Resistance News Network di saluran Telegram mereka, Sabtu 2 Maret.

Pihaknya menyerukan agar hari pertama Ramadan menjadi hari mobilisasi global di segala bidang.

“Serang pos pemeriksaan, hadapi musuh, dan tingkatkan serangan. Saya katakan kepada rakyat kami di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem), keluarlah, ringan atau berat, untuk menyerang musuh,” serunya.

Harapan gencatan senjata saat Ramadan

Otoritas Palestina berharap gencatan senjata dapat disepakati dalam perang Gaza pada saat Ramadan, kata Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, pada Sabtu.

Israel dan Hamas telah bernegosiasi melalui mediator mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza, dengan tujuan menghentikan pertempuran tepat pada bulan Ramadhan, bulan puasa umat Islam, yang akan dimulai tahun ini pada 10 Maret.

“Kami berharap bisa mencapai gencatan senjata sebelum Ramadhan, kami berharap bisa mencapainya hari ini, kemarin, tapi kami gagal,” ujarnya dalam konferensi pers di forum diplomatik di Antalya, Turki, seperti dikutip Jerusalem Post.

Sumber keamanan Mesir mengatakan pada hari Sabtu bahwa perundingan gencatan senjata akan dilanjutkan di Kairo pada hari Minggu.

Hamas, yang memicu perang di Gaza dengan menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, mengatakan pihaknya tidak akan membebaskan semua tawanannya tanpa kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang.

Israel, yang telah menyerang Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 30.000 orang menurut otoritas kesehatan Palestina yang dikelola Hamas, mengatakan pihaknya hanya akan menyetujui penghentian sementara dalam upaya pembebasan sandera, dan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibasmi.

Maliki meminta komunitas internasional untuk melakukan lebih banyak upaya untuk gencatan senjata.

Ketika ditanya tentang peran PA dalam pemerintahan Gaza setelah perang, Maliki mengatakan satu-satunya otoritas sah yang akan beroperasi dan terus mengoperasikan Gaza adalah Pemerintahan Palestina.

“Ini adalah bagaimana kami melihat situasi di Gaza pasca perang,” lanjutnya.

PA, yang menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di beberapa bagian Tepi Barat, kehilangan kendali atas Gaza karena kelompok teroris Hamas pada tahun 2007.

Maliki juga mengatakan Presiden PA Mahmoud Abbas akan berkunjung ke Ankara pada hari Selasa dan bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. (Sumber: Tribunnews)
 

BERITA TER

Beri Komentar