Ikut Bebas dari Pertukaran Sandera dengan Zionis, Nael Barghouti Sudah Dipenjara 44 Tahun

Foto Nael Barghouti saat ditangkap pertama tahun 1978 dan wajah saat ini

NAEL BARGHOUTI, mungkin satu-satunya tahanan terlama di dunia. Meski sudah dipenjara selama 44 tahun, keluarganya tetap berharap bisa melihatnya dibebaskan suatu hari nanti.

“Dia akan merasakan kebebasan sekali lagi,” kata istrinya, Iman Nafi’, kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif.  “Aku akan berada di sini menunggunya,” katanya, dengan air mata mengalir di pipinya.

Pada bulan November 2023 ini, ia memasuki tahun ke-44 di penjara penjajah, dimana ia telah menghabiskan 34 tahun di penjara secara terus-menerus, merupakan masa penahanan terlama dalam sejarah Gerakan Nasional Palestina yang ditahan di penjara Zionis, meskipun ada kesepakatan pertukaran tahanan.

Nael dibebaskan tahunsebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan ‘Israel’ pada tahun 2011.

Masa Kecil

Nael Saleh Abdullah Al-Barghouti lahir pada tanggal 23 Oktober 1957 di desa Kobar di Kegubernuran Ramallah dan Al-Bireh, tempat ia menjalani tahap awal hidupnya.

Ia memperoleh pendidikan sekolah dasar di desa Cooper, dan melanjutkan untuk menyelesaikan sekolah menengah pertama dan menengah atas di Sekolah Pangeran Hassan di Birzeit.

Saat dia sedang mempersiapkan ujian sekolah menengahnya, dia, saudaranya Omar, dan sepupu mereka Fakhri Barghouti ditangkap tentara Zionis pada bulan April 1978.

Ia dituduh membunuh seorang perwira ‘Israel’ di utara Ramallah, membakar pabrik minyak, dan mengebom sebuah kafe. Mereka semua dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Barghouti adalah seorang yang rajin membaca. Ia dikenal di kalangan tahanan karena budayanya yang luas dan kecintaannya pada sejarah, dan mereka menganggapnya sebagai otoritas dalam tahapan perjuangan Palestina.

Di penjara, dia belajar bahasa Ibrani dan Inggris, dan setelah dibebaskan pada tanggal 18 Oktober 2011 berdasarkan kesepakatan antara Hamas dan ‘Israel’, dia kembali belajar sejarah di Universitas Terbuka Al-Quds, namun penjajah kembali menangkapanya menghalangi dia untuk melanjutkan pendidikannya..

 

Beri Komentar