Al-Azhar Peduli Ummat Asuransikan 50 Dai Pelosok

Dai di daerah-daerah terpencil kerap menghadapi tantangan dakwah yang tidak mudah. Baik oleh masyarakat maupun alam. Biasanya, mereka melakukan tugas dakwah itu atas kerelaan pribadi. Aktivitas mereka yang selalu bersentuhan dengan berbagai risiko keselamatan, juga tidak tercover oleh asuransi jiwa.

Para Dai yang menjadi pencerah di masyarakat ini, harus mendapat perhatian khusus. Salah satunya, seperti yang dilakukan Al-Azhar Peduli Ummat dengan memberikan asuransi kesehatan bagi 50 dai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jadebotabek, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

“Ini ikhtiar kami mendukung para Dai agar punya asuransi kesehatan sehingga mereka punya ketenangan selama menunaikan tugas dakwah”, terang Rahmatullah Sidik, Manajer Program Al-Azhar Peduli Ummat, saat launching Dai Sehat Indonesia, di Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan, Depok, Senin (21/2).

Dijelaskan Rahmatullah, asuransi yang memakai provider Takaful ini meliputi full medic care. Selain mendapatkan asuransi, para Dai itu juga sebagai agen sosial di masyarakat. Mereka tidak hanya mencerahkan masyarakat secara akidah, tapi juga menjadi pemberi solusi problematika sehari-hari di masyarakat.

“Misalnya, ada anak jamaah dai yang nunggak biaya sekolah, maka dai itu tak hanya menyuruh bersabar tapi memberi solusi dengan memfasilitasi dapat bantuan dari Al-Azhar Peduli Ummat”, tandas Rahmat.

Sementara itu, menurut Wakil Direktur Al-Azhar Peduli Ummat, Sunaryo Adhiatmoko, para Dai yang tergabung dalam program Dai Sehat Indonesi ini akan didorong memakmurkan masjid, mushola, majelis taklim, dan madrasah-madrasah.

“Ummat harus jadikan masjid tak sekadar tempat ibadah, tapi sebagai pemecah solusi masalah sosial dan kemiskinan”, tandas Sunaryo.

“Mereka akan jadi dai agen perubahan masyarakat menuju masyarakat yang mandiri dan religius. Para Dai disiapkan juga untuk mewujudkan layanan aktif. Jika selama ini kita menunggu mustahik datang meminta pertolongan, kita harus mendatangi mustahik itu sebelum jadi kufur karena kemiskinannya”, pungkas Sunaryo. (al-azhar/sa)