FUI Bogor Adakan Aksi Damai “Umat Bersatu Tolak Agenda Pemurtadan”

Forum Umat Islam Bogor Raya, ahad pagi kemarin (23/01) mengadakan aksi damai di Jl. KH. Abdullah bin Nuh (Yasmin) Bogor. Acara yang bertemakan “Umat Bersatu Tolak Agenda Pemurtadan” itu lokasinya bersebrangan dengan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin. Ini dilakukan untuk mengingatkan kepada masyarakat Bogor pada khususnya dan kaum Muslimin pada umumnya tentang adanya kasus GKI Yasmin yang pada proses pembangunannya melakukan penipuan terhadap masyarakat muslim di wilayah tersebut.

Alhamdulillah sekitar seribu orang menghadiri aksi damai ini. Selain itu para tokohpun banyak yang hadir, diantarnya adalah Ust. Iyus Khaerunnas (Ketua FUI Bogor Raya), KH. Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI Pusat), KH. Adam Ibrahim (Ketua MUI Bogor), KH. Khairul Yunus (MUI Kab Bogor), KH. Ahmad Afif (Dewan Syuro FUI Bogor), KH. Muhammad Zen (DPP FPI), KH. Badrudin Subhki (PUI), Ust. Sambo (Manajemen Shalat), Ust. Dadang (Markaz Islam Bogor), Ust. Amirudin Abu Fikri (Khaeru Ummah), Ust. Zulkifli (Majelis Pecinta Rasul), Ust. Fatih (Ketua DPD Hasmi), Dr. Muhammad Taufiq (IKADI), Ust. Iwan (GARIS Bogor), Ust. Suryana Nurfatwa (Ketua FUI Jabar), Ust. Ahmad Iman (Ketua Forkami), Ust. Priyatna (Persis), dan para tokoh lainnya.

Para tokoh pada umumnya menyampaikan pentingnya persatuan umat, dengan persatuan maka segala rintangan akan bisa dihadapi. Semangat persatuan juga harus diimbangi dengan sifat ikhlas, sabar serta istiqomah. Kaum muslimin akan selalu mendapat rintangan, salah satunya ialah adanya kristenisasi yang faktanya sudah banyak terjadi dimana-mana. “Bahkan Lembaga Internasional Crisis Group (ICG) yang dimiliki orang-orang non muslimpun membenarkan bahwa kasus yang terjadi di Ciketing Bekasi beberapa waktu lalu itu akibat adanya tindakan kristenisasi yang supersif”. Menurut KH. M Al Khaththath sambil menunjukkan bukti dokumen laporan ICG tersebut.

Data pemurtadan ditambahkan juga oleh Ust. Suryana Nurfatwa, menurut hasil investigasi beliau ternyata Jawa Barat menjadi target utama program kristenisasi. Sudah banyak gerakan pemurtadan yang beliau jumpai, dalam orasinya beliau juga memberikan informasi bahwa ancaman kristenisasi dilakukan oleh sekolah teologi. Para mahasiswa teologi itu tidak akan diberikan ijazah sebelum berhasil memurtadkan sekitar 20 orang muslim. Sedangkan banyaknya siswa teologi di Indonesia sudah mencapai ribuan orang, sehingga target pemurtadanpun akan semakin banyak.

Gerakan pemurtadan juga ternyata didukung oleh dana yang besar, seperti kasus gereja GKI Yasmin ini menurut sumber berita yang didapatkan Suara Islam ternyata sudah menghabiskan milyaran rupiah. Itu digunakan untuk “melicinkan” usaha pembangunan yang tidak memenuhi syarat. Adalah Bapak Muhammad Ajuk seorang warga Yasmin yang pada waktu aksi ikut memberikan orasi, beliau memberikan kesaksian bahwa dia terkena tipuan dengan memberikan tandatangannya. “saya tidak tahu kalau tandatangan saya ini untuk persetujuan pembangunan gereja, namun saya dipaksa tandatangan sambil diberikan amplove berisi uang ratusan ribu rupiah”. Bapak Ajuk adalah salahsatu dari sekian banyak warga yang menjadi korban penipuan.

Dua hari sebelumnya, Pengadilan Negeri Bogor memutuskan bersalah saudara Munir Karta selaku terdakwa penipuan surat dan tandatangan warga. Sehingga menjadi tandatanya besar, jika persyaratan pembangunan cacat hukum tetapi IMB bisa keluar. “Oleh Karena itu kepada pihak pemerintah harus benar-benar menegakkan hukum secara tegas dan adil, jangan gampang memberikan ijin selama persyaratannya belum bisa dipenuhi secara sah. Dan pemerintah juga harus benar-benar tau keadaan lapangan, sehingga tau apa yang sebenarnya terjadi” ujar Ust Ahmad Iman selaku ketua Forkami. Forkami adalah ormas setempat yang terbentuk karena adanya kasus GKI Yasmin ini.

Acara ditutup oleh pembacaan pernyataan sikap Forum Umat Islam Bogor Raya oleh seluruh tokoh yang hadir, setelah itu ketua MUI Kota Bogor KH. Adam Ibrahim memimpin doa penutup. Alhamdulillah aksi damai ini berjalan dengan lancar dan tertib walaupun sebelumnya ada pihak-pihak yang menyebarkan isu bahwa acara tersebut akan rusuh. Provokasi itu membuat sebagian jamaah banyak yang tidak jadi hadir. Sangat disayangkan. (Syaiful Falah)