Konferensi Internasional di Bandung Bahas Ketahanan Keluarga

Dunia secara umum saat ini tengah menghadapi permasalahan yang serupa di berbagai bidang kehidupan sebagai dampak perubahan sosial. Salah satu institusi yang sangat terpengaruh oleh dampak perubahan sosial adalah keluarga.

Ketidakmampuan menyelaraskan hubungan antara perubahan di dalam institusi keluarga dengan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dianggap sebagai salah satu penyebab utama banyaknya permasalahan keluarga yang tak terselesaikan.

The Union NGOs of the Islamic World (UNIW), mencoba mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan suatu konferensi internasional tentang tatanan keluarga di dunia Islam. Konferensi yang bertajuk The International Conference on Family of the Islamic World yang berlangsung pada tanggal 07-08 Mei di Bandung Jawa Barat ini secara umum akan mendiskusikan tentang persoalan kekininan di dalam keluarga khususnya di dunia Islam.

The International Conference on Family of the Islamic World akan mencoba mengidentifikasi berbagai model dan profil keluarga beserta persoalan-persoalannya yang sering muncul, membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tatanan keluarga, serta mendukung kerja-kerja nyata yang berkaitan dengan penguatan institusi keluarga dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, dan hukum.

The International Conference on Family of the Islamic World bertujuan memberikan kontribusi berupa solusi atas persoalan-persoalan di dalam keluarga sebagai modal dasar untuk mewujudkan masyarakat madani secara umum.

Konferensi dibuka oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan dihadiri lebih dari 100 peserta dari perwakilan berbagai NGO Internasional. Para peserta utusan berasal dari Amerika, Rusia, Turki, Afrika Selatan, Belanda, Libanon, Kazakstan, Malaysia, Afganistan, Bangladesh, Bosnia, Iran, Iraq, Maroko, Macedonia, Pakistan, Palestina, Senegal, Somalia, Srilangka, dan Sudan.

50 peserta terpilih dari berbagai NGO di seluruh Indonesia, dan 50 tokoh dan pakar pada level nasional dan internasional, meliputi kepala daerah, tokoh masyarakat, dan peneliti juga akan mengikuti konferensi ini. (Muhammad Hilal)