Sekjen FPI: Darah Harus Dibayar Darah

Terkait mencuatnya kasus penyiksaan Sumiati (23), TKW asal NTB dan pembunuhan TKW Kikim di Arab Saudi yang telah mengundang keresahan, kesedihan dan kemarahan segenap rakyat Indonesia, maka kemarin siang (22/11) ratusan massa Front Pembela Islam mendatangi kedutaan besar Arab Saudi untuk meminta kejelasan dari duta besar Arab Saudi mengenai kasus tersebut. Ada lima orang perwakilan dari FPI, salah satunya istri Habib Riziq dan Sekjen Forum Umat Islam (FUI).

Dalam orasinya, sebelum masuk bertemu dubes Saudi, Habib Salim berteriak lantang agar pelaku penyiksaan dan pembunuhan dihukum mati. Karena menurut syariah, nyawa harus dibayar dengan nyawa. "Darah harus di bayar dengan darah, luka harus di bayar dengan luka, nyawa harus dibayar dengan nyawa, akan tetapi mengapa hal itu tidak dilakukan oleh Arab Saudi terhadap warganya yang melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap Tenhaga Kerja Indonesia” tegas KH. Sobri Lubis dalam orasinya di depan Kedubes Arab Saudi.

Hal yang serupa juga dilontarkan oleh sekjen FUI, M. Alkhoththot Dalam aksi damainya siang itu. FPI mengecam keras segala bentuk kezaliman yang dilakukan para majikan TKW Indonesia di negara manapun dan mengecam keras semua pihak yang ingin mempolitisasi kasus tersebut untuk membangkitkan sikap rasis dan fasis untuk mendiskreditkan Islam.

FPI juga menuntut kepada pemerintah RI agar membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya agar rakyat Indonesia tidak menjadi budak lagi di negeri orang dan menghentikan pengiriman TKW ke luar negeri kecuali didampingi suami/mahramnya.

Semoga pemerintah cepat tanggap atas tuntutan ini, sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan untuk selanjutnya. (M. Zakir Salmun)