Orang Amerika Mulai Pertanyakan Konsep Impian Amerika dan Demokrasi

Eramuslim.com – Pada 8 Mei 2020 lalu, Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan bahwa perekonomian Amerika sedang dalam transisi menuju kejayaannya. Agaknya Trump merujuk pada riset yang dilakukan oleh Americans for Tax Fairness dan  the Institute for Policy Studies’ Program for Inequality (IPS). Yang mana beberapa miliarder(termasuk Trump dan beberapa elit politik Amerika) telah meningkat kekayaannya selama mewabahnya pandemi global Covid-19,

Total kekayaan milik para miliarder Amerika yang berjumlah 600 orang tersebut adalah sebesar kurang lebih 434 miliar dolar Amerika. Pada Maret lalu, para miliarder masih berjumlah 614 orang. Pada Mei lalu, bertambah jadi 630. Namun ironisnya, sebagian besar penduduk Amerika benar-benar terpuruk akibat Covid-19. Baru-baru ini CNN merilis daftar beberapa perusahaan berada dalam tekanan berat akibat lockdown yang diterapkan menyusul wabah virus Corona tersebut.

CNN juga melaporkan bahwa beberapa sektor bisnis terpaksa memberhentikan para karyawannya, sebagian lainnya mengalami penurunan drastis dalam produksinya, dan beberapa lainnya siap-siap menyatakan bangkrut usahanya.

Dalam sebuah wawancara dengan CBS 10 Mei lalu,  Kevin Hassett, seorang penasehat senior pemerintahan Trump, jumlah pengangguran di Amerika melampaui 20 persen. Menurut ABC news, sejak 14 Mei lalu setiap satu dari lima orang pekerja, tercatat sebagai pengangguran. Berarti saat ini ada 36 juta orang Amerika yang tercatat sebagai pengagunguran dalam dua bulan terakhir ini.

Menurut Automatic Data Processing, Inc. (ADP),provider perangkat lunak dan jasa di bidang manajemen sumberdaya manusia, melaporkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor swasta menurun sebesar  20,236,000 sejak April hingga Mei lalu. Pada 7 Mei lalu, BBC news merilis sebuah artikel yang menggambarkan bahwa jumlah total pengangguran sejak pertengahan Maret mencapai 33,3 juta orang.