Penyerangan Mapolsek Hamparan Perak Sumut dan Aksi Densus 88

Seperti menangkis konferensi pers yang dilakukan Kapolri dua hari sebelumnya soal penangkapan yang dilakukan terhadap pelaku perampokan di Bank CIMB Niaga, gerombolan bersenjata laras panjang yang mirip perampok Bank CIMB Niaga, secara mengejutkan memberondong Mapolsek Hamparan Perak di Sumatera Utara, semalam.

Serangan yang dilakukan oleh belasan orang ini menewaskan tiga anggota polisi yang sedang berjaga, serta melukai dua polisi lainnya. Dua polisi tersebut dikabarkan terluka cukup parah.

Menurut warga yang menyaksikan peristiwa yang terjadi sekitar setengah satu dini hari itu, lebih dari sepuluh orang berbadan tinggi tegap tiba-tiba memberondongkan laras panjang mereka ke arah depan Mapolsek. Lebih dari sepuluh kali suara tembakan terdengar. Peristiwa itu berlangsung hanya sekitar lima belas menit. Pelaku pun meninggalkan lokasi kejadian dengan sepeda motor yang mereka tumpangi.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Oegroseno, kepada para wartawan menyatakan bahwa para pelaku diperkirakan berjumlah enam belas orang dan mereka orang yang terlatih. Di Mapolsek tersebut ditemukan sekitar tiga puluh selongsong peluru yang diduga milik pelaku.

Kemiripan dengan perampokan di Bank CIMB Niaga Medan
Jika diperhatikan dari jumlah mereka yang sekitar enam belas hingga delapan belas orang ini dan dengan bersepeda motor, mengingatkan publik dengan sosok pelaku perampokan yang terjadi di Bank CIMB Niaga Medan.

Seperti yang terekam di kamera CCTV, para perampok begitu profesional. Mereka menutup kepala dengan helem, menembak anggota Brimob di target yang mematikan, berkomunikasi dengan tanpa bicara, bergerak dalam komando, dan pergi tanpa meninggalkan jejak apa pun.

Yang lebih menarik dari penampilan para perampok tersebut, seperti yang dituturkan sejumlah pengamat senjata, para perampok memegang senjata laras panjang mereka dengan begitu profesional. Hal ini membuktikan bahwa pelaku sudah terbiasa dan sangat terlatih dalam memegang senjata laras panjang.

Aksi yang menohok Kapolri
Jika memang akhirnya publik berkesimpulan bahwa pelaku penyerangan di Mapolsek Hamparan Perak adalah juga pelaku perampokan di Bank CIMB Niaga Medan, maka apa yang disampaikan Kapolri dalam jumpa persnya dua hari sebelum penyerangan ini bisa diopinikan mengada-ada. Kalau tidak mau disebut sebagai kebohongan publik.

Karena, para pelaku penyerangan masih dengan performa awalnya ketika merampok Bank CIMB Niaga Medan: tenang, tanpa jejak, dan sedikit banyak menakutkan anggota polisi yang berdinas saat itu. Ini terbukti karena tidak adanya pihak polisi yang mengikuti pelaku yang hanya dengan bersepeda motor, bukan pesawat helikopter.

Penampilan dan aksi berani para penyerang tersebut, tidak sedikit pun memperlihatkan kalau mereka sedang diburu pasukan elit polisi yang bernama Densus 88.

Lebih parahnya lagi, apa yang disampaikan Kapolri berkenaan dengan penangkapan dan penembakan Densus 88 terhadap yang diduga pelaku perampokan sudah meminta korban tiga nyawa. Terlebih lagi ketika Kapolri mengait-ngaitkan peristiwa perampokan tersebut dengan aksi terorisme yang ada hubungannya dengan jaringan siluman yang bernama Al-Qaidah.

Dari sini publik akan bertanya-tanya, apa motif Mabes Polri yang mengintervensi kasus perampokan Bank CIMB Medan dengan menurunkan Densus 88 dan langsung menyatakan kasus tersebut berhubungan dengan aksi terorisme jaringan Al-Qaidah. Lalu, siapa sebenarnya perampok Bank CIMB dan siapa penyerang Mapolsek Hamparan Perak tersebut.

Kalau kasus ini tidak segera tuntas, citra Polri yang sudah buruk di mata masyarakat, akan kian terpuruk. Terutama di mata umat Islam yang mayoritas di negeri ini. mnh

foto: obrolanbisnis