Si Pitung, Tuan Tanah Cina, dan Pribumi Pengkhianat

Namun demikian sebelum gugur Radin Muhammad Ali masih sempat mewasiatkan kepada pengganti Ji’ih yaitu KH Ahmad Syar’i atau Kong Syar’i untuk meneruskan perjuangan Pituan Pitulung bila mereka gugur. Dan estafet perjuangan itu akhirnya diteruskan oleh Kong Syari dan keluarga besar pejuang-pejuang Jayakarta yang masih ada. Perjuangan pasca syahidnya Radin Muhammad Ali tahun 1905 Masehi dilanjutkan, hingga kemudian muncullah perlawanan petani condet dan Ki Dalang hingga akhirnya kemudian muncul nama MH Thamrin untuk bergerak di dalam bidang politik. Keberadaan para pejuang Jakarta juga mulai diperhitungkan para aktifis politik seperti HOS Cokroaminoto, Gunawan Mangunkusumo, dll. Mereka sangat simpati dengan perjuangan rakyat Jakarta yang selalu gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dibumi warisan Fattahillah ini..

Masa Pitung memang telah berlalu, namun semangat jihad fisabillah mereka patut dikenang sebagai perlawanan heroik masyarakat pribumi Jakarta. Perlawanan mereka tidak pernah kalah sekalipun para tuan tanah china, pribumi penghianat dan penjajah mencoba menghalangi perlawanan mereka. Bagi Pitung mati syahid lebih mulia daripada hidup terjajah….
“INNA FATAHNA LAKA FATHAN MUBINA”

sumber: ikrafaalfattah.blogspot.co.id