Hotman Paris Sebut Rocky Gerung Bujang Lapuk, Pengamat Ini Langsung Bales Begini…

eramuslim.com – Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, angkat bicara terhadap kontroversi yang melibatkan Hotman Paris.

Hal ini dipicu oleh pernyataan Hotman yang menyebut Rocky Gerung sebagai “Bujang Lapuk”.

Menurut Gigin, meskipun Hotman Paris dikenal sebagai seorang pengacara ternama, namun ia menilai bahwa Hotman kurang memiliki etika yang baik.

Ia juga mengungkapkan keheranannya atas alasan Hotman bisa menjadi pengacara dalam sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Manusia tanpa etika ini menjadi pengacara menghadapi gugatan Pilpres di MK,” ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto (19/4/2024).

Gigin menyatakan bahwa keberadaan Hotman di MK menunjukkan bahwa pihak yang menyewanya memiliki standar etika yang sama buruknya.

“Ini menunjukkan yang menyewa dia memiliki standar etika sama bobroknya,” tandasnya.

Meskipun tidak ingin terlalu melebar dalam komentarnya, namun Gigin menegaskan pandangannya terhadap praktek etika yang dipertanyakan dalam kasus ini.

Sebelumnya, perseteruan antara dua tokoh publik, Hotman Paris Hutapea dan Rocky Gerung, terus memanas di jagat media sosial.

Tidak lagi hanya sebatas perbedaan pendapat atau pandangan, kini perseteruan tersebut mencapai level yang lebih pribadi dan intens.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Hotman Paris tidak ragu untuk melontarkan kalimat sindiran kepada Rocky Gerung.

Pengacara kondang yang dikenal dengan penampilan nyentrik itu menunjukkan ketidaksenangan terhadap Rocky dengan menyindir kehidupan pribadinya.

Dengan kata-kata yang blak-blakan, Hotman Paris menyoroti status lajang Rocky Gerung yang masih berlanjut hingga saat ini.

Sindiran ini menjadi puncak dari serangkaian pertukaran kata-kata tajam antara keduanya yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Perseteruan ini menciptakan gelombang diskusi di kalangan pengguna media sosial, dengan pendapat yang terbagi antara pendukung Hotman dan Rocky.

Beberapa pihak menilai bahwa perseteruan ini hanya mengundang kegaduhan dan tidak membawa manfaat, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ekspresi bebas dalam berpendapat.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar